Suasana rumah kakek-nenek Arvin seperti biasa, tidak terlalu senyap dan tidak terlalu berisik. Tepatnya kamar Evlyn dan Avalya yang berada pada lantai dua, Evelyn memiliki kamar bernuansa pink soft dan malah berbanding terbalik dengan sepupunya yang benuansa hitam elegan. Avalya berjalan menyusuri koridor lantai dua untuk menuju kamar Ev yang terletak di paling ujung.
"Ev. menurut lo, Darrel itu orangnya gimana?" Ava yang sudah memasuki kamar dan menempati tempat tidur Ev bertanya kepada ev yang tengah fokus dengan novelnya.
"Ev please, gue lagi ngomong! Lo jangan sibuk sama novel lo itu dulu dong". Dengan santai sepupunya itu menutup novel sambil tersenyum ke arahnya.
"Kenapa? Udah mau cerita kalo lo itu suka sama dia?"
"Suka pala lu somplak! Sok tau lu"
"I know you, Av. Jadi tadi lo nanya menurut gue Darrel itu orangnya gimana. I think he's a good person, handsome, most wanted in our school, everthing about him is very very goo-" sebelum Ev sempat melanjutkan ucapannya, Ava langsung memotong ucapan Ev."Maksud lo, lo itu suka sama Darrel ya, Ev?" Tanya Ava dengan tampang polos.
"Hahahahahahah" tawa Ev meledak mendengar pertanyaan Ava sambil menepuk-nepuk lengan Ava."Makanya nih ya Avalya Addison, kalo gue ngomong jangan dipotong-potong dulu. Gue emang tadi muji-muji dia tapi menurut gue, dia itu tingkahnya bad gitu. Hm gue gak ada masalah sih dengan itu. Tapi tipe gue tuh yang agak kalem gitu Av. Lagian walaupun Darrel Bandel itu gak masalah sih karena kan gak ada yang sempurna kan? So i think he's badboy? Cold badboy? Ohh no...noo.. cold badboy is azlan right?" Jelas Ev terhadap Ava yang masih mengerutkan keningnya sambil mencoba mencerna kata-kata Ev barusan.
"Jadi maksud lo, lo itu suka sama Azlan?"
"Heh lemot! Gak nyambung banget sih jadi orang"
"Kok gue sih?! Kan lo sendiri tadi yang tiba-tiba bilang Azlan"
"Kan tadi gue ngasi panggilan buat Darrel tapi kalo cold badboy kan emang gak cocok buat Darrel, dia kan kalo ngomong gak pernah ngirit!"
Ceklek
"Kenapa ni? Kok brisik banget kayak biasanya?"
"Lo lagi ngelawak kak? Kok garing ya"
"Punya adek sepupu kek lo kok lama-lama ngeselin ya"
"Si Ev tuh emang ngeselin banget kak!"
"Lo minta ditabok deh Av!"
"STOP! Kalian berdua tuh brisik banget tau gak? Gue nonton tv dibawah, suara kalian sampe kedengeran. Ini kalian lagi ada masalah apa?"
Tidak ada yang bersuara satupun begitu mendengar teriakan Arvin. Keduanya bungkam dan tidak berani untuk menatap kakaknya itu.
"Gak ada yang mau ngomong juga? Yaudah nanti gue suruh orang buat nyari tau tentang kalian berdua"
"Ehh jangan" ucap Ev dan Ava bersamaan.
"Yaudah cerita"
"Jadi gini kan kak tadinya si Ava tuh nanya ke gue tentang Darr-" belum selesai Evelyn melanjutkan omongannya, Ava sudah membekap mulut Ev.
"Everything is fine, kak. You can go and watch your movie"
"Oke kali ini gue gak bakal nyari tau tapi kalo kalian gini-gini mulu. Gue bakal nyari tau" setelah mengucapkan itu, Arvin langsung keluar dari kamar Ev dan menutup pintu kamar Ev.
"Kok lo nutup mulut gue sih Av? Tangan lo bau tau gak!"
"Eh enak aja lo ya!"
"AVALYA, EVELYN!" Teriak Arvin langsung membuat keduanya bungkam.
"Kak Arvin PMS ya?"
"Kayaknya gitu Ev, udah deh bosen ngeladenin lu." Tutur Ava sambil berbaring di tempat tidur ev.
"Kita kok kek kucing sama anjing ya Av?" Tanya Ev sambil ikut berbaring di sebelah Ava dan menatap asbes kamarnya.
"Iya lu anjingnya"
"Udah deh jangan mulai lagi Av, capek gue"
"Iya gue juga, oiya Chlo besok balik"
"Ciee gak sendirian lagi... eh tapi emang tadi di sekolah ga sendirian ya, ada Darrel" goda evelyn.
"Kok lo tau? Darimana? Biar gue tebak! Curut lo?
"Yes of course"
"Berarti Darrel cerita dong ke mereka kalo misalnya dia duduk sama gue tadi?" Tanya Ava sambil senyum-senyum sendiri.
"Kayak tomat dah tu muka lo, lo suka kan sama Darrel?"
"Iya suka, tapi lo orang pertama yang tau ini. Dan jangan kasih tau siapa-siapa termasuk Kak Arvin dan dua curut lo itu. By the way dari dua curut lo itu, yang lo suka yang mana? Let me guess. Azlan?"
"Exactly i dont know. Mungkin gue gak suka keduanya-"
"Atau mungkin bukan gak suka keduanya tapi lo cuma belum tahu hati lo itu dimana"
***
Sekolah SMA Citra Bangsa ialah SMA yang dimiliki oleh kakek Avalya dan Evelyn. Dengan suasana sekolah yang dibuat senyaman mungkin. Rooftop. Tempat itu udah menjadi tempat kesayangannya Darrel beserta kedua kawannya. Tempat yang mampu melepas lelah mereka bertiga.
"Kita udah hampir genap sebulan sekolah disini, dan tempat ini tetap jadi tempat favorit kita" Azlan. Dengan raut wajah yang terlihat lelah setelah bermain basket bersama Darrel dan Ansel.
"Iya bener lo, Zlan. Disini kita bisa ngelakuin apa yang kita suka. Bahkan kita bisa main basket di rooftop ini. Mungkin bener kali ya kata orang, suatu tempat memiliki kenyamanannya masing-masing. Dan suatu saat tempat ini bakal jadi kenangan" Ansel yang selesai berbicara panjang lebar, tanpa sadar telah membuat Azan dan Darrel memandang bingung ke arahnya.
"Kesambet lo, Nsel?" Cetus Darrel yang speechless mendengar kata-kata Ansel.
"Gue serius, Rel""Darrel, gimana kalo misalnya Ava itu suka sama lo?" Entah kenapa tiba-tiba Ansel menanyakan itu kepada Darrel.
"Menurut gue gak mungkin, Nsel" Darrel dengan santainya menjawab pertanyaan ansel.
"Kalo gitu sekarang siapa yang lagi lo suka?" Kali ini Azlan yang memilih untuk bersuara
"Temennya"
"Evelyn?"
"Bukan, Yang satunya lagi"
"Damn it" ucap Azlan dan Ansel bersamaan dan meninggalkan Darrel begitu saja.
"WOI KENAPA NINGGALIN GUE?!" Teriak Darrel yang terlihat kesal dengan perlakuan kedua temannya.
----------------------------------------------
Maaf kalo ada typo😊 jangan lupa vote dan comment yaa. Di mulmed itu kamar avalya sama Evelyn di rumah kakek-nenek mereka. See you soon💚
STAI LEGGENDO
Feel
Teen FictionSakit gak sih dideketi sama orang yang kita suka, tapi dia deketi kita cuma untuk deket sama sahabat kita sendiri? - Avalya addison Salah gak? Kalo kita berjuang untuk orang yang kita sukai? - Darrel Gio Abelgart