Chapter 5

2.3K 195 8
                                    

Setelah kemarin Darel mengatakan perasaannya kepada Putri dan menembaknya. Putri semakin perhatian kepada Darel. Hari ini adalah hari minggu dan Putri berniatan untuk ke rumah Darel. Ia ingin memberikan kejutan kepada Darel dengan membuatkan cheese cake kesukaan Darel. Putri sengaja bangun pagi-pagi dan mempersiapkan semuanya.

Selesai mandi dan setelah semuanya di rasa siap, kini Putri menunggu taksi yang sudah di pesankan oleh Mama-nya.

Lima menit menunggu, akhirnya taksi pesanan Mama-nya datang dan ia segera menuju ke rumah Darel.

Selama di perjalanan, Putri hanya bisa tersenyum melihat cheese cake buatannya. Ia membayangkan bagaimana reaksi Darel saat tahu kalau Putri membuatkan cheese cake spesial dan khusus untuknya.

Lima belas menit perjalanan, Kini Putri sampai di rumah Darel. Namun Putri tidak melihat motor ataupun mobil Darel di sana. Apakah Darel sedang pergi?

Putri terus berjalan hingga ia berhenti di depan sebuah pintu berwarna putih. Ia mencoba memencet bel. Berharap ada yang membukakan pintu untuknya.

Berkali-kali Putri memencet bel, tetapi tidak ada yang menjawab atau membukakan pintu. Putri sangat yakin jika di dalam tidak ada siapa-siapa.

Akhirnya Putri memutuskan menunggu Darel di sini. Tak perduli berapa lama ia harus menunggu. Yang jelas ia harus memberikan cheese cake ini kepada Darel. Ia ingin membuat Darel senang. Lagi pula tak ada salahnya membuat pacar bahagia.

***

Dua jam berlalu, namun Darel belum juga pulang. Sesekali Putri meraih ponselnya dan menelpon Darel. Namun nomor Darel tak juga aktif. Kemana sebenarnya Darel?

"Lo kemana sih Kak? Gak tau apa kalo gue capek-capek bikinin ini buat lo." ucap Putri seraya memperhatikan cheese cake-nya.

Putri mengusap wajahnya gusar. Lalu bangkit dan berniat akan pulang saja ke rumah. Karena sampai saat ini tak ada tanda-tanda kalau Darel akan pulang. Mungkin Darel sedang ada kegiatan bersama teman ataupun keluarganya. Itulah batin Putri.

Putri bangkit dan akan berjalan pergi dari rumah Darel. Namun begitu Putri baru akan keluar dari gerbang rumah Darel, Putri tak sengaja melihat motor seperti milik Darel berjalan mendekat.

Ya! itu memang motor Darel. Namun yang membuat Putri heran, Darel tidak sendiri, melainkan bersama perempuan. Siapa perempuan itu?

Begitu motor Darel akan memasuki gerbang, Putri segera berlari untuk bersembunyi. Ia menatap Darel dan perempuan itu dari persembunyiannya.

"Capek gak?" tanya Darel pada perempuan itu seraya melepaskan helm yang di kenakan perempuan tersebut.

"Capek sih. Lagian satu tahun aku pacaran sama kamu, baru kali ini lho aku di ajak jalan naik motor. Makasih ya sayang," ucap perempuan tersebut seraya menggelayut manja di lengan Darel.

"Sayang?" batin Putri begitu mendengar perempuan itu menyebut Darel dengan sebutan Sayang.

Tanpa Putri sadari, air matanya turun membasahi pipinya. Sebenarnya Putri ingin lari dari persembunyiannya dan menghampiri Darel, lalu menampar perempuan itu. Tapi Putri tak bisa apa-apa. Ia tak mungkin menyebut perempuan itu sebagai orang ketiga. Karena pada kasus ini, ternyata Putri lah yang menjadi orang ketiga dalam hubungan Darel dan perempuan itu. Lebih lagi perempuan itu bilang kalau mereka pacaran sudah satu tahun. Itu artinya selama ini Darel memang hanya mempermainkannya.

Setelah Darel dan perempuan itu masuk ke dalam rumah. Putri pun segera keluar dari persembunyiannya dan berjalan pergi dari rumah Darel.

Air mata Putri terus mengalir membasahi pipinya. Ia tidak menyangka orang yang selama ini ia cintai telah menyakitinya.

NEED YOU [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang