BL - Mbem

938 99 41
                                    

***** Blind Love *****

Sunggyu bangun agak siang hari itu. Selain karna semalam pulang larut, hari ini dia tidak ada jadwal kuliah. Kewajibannya di restoran sudah di back-up Sungjae. Sunggyu masih ingin bermalas-malasan di kasur empuknya. Sehari ini saja bersantai, batinnya. Sunggyu pun kembali menarik selimut hingga menutupi kepalanya untuk melanjutkan tidur.

Sementara itu,

"Hyun, katakan padaku, apa kau serius setuju untuk pindah tugas ke Jepang?" tanya seorang namja sambil menggebrak meja kerja Woohyun. Sekilas jika dilihat lagi, keduanya punya wajah yang mirip. Tentu saja! Dia adalah Boohyun, kakak lelaki Woohyun. Keduanya dipercaya sang ayah untuk menjalankan perusahaan keluarga. Selama ini Woohyun bukanlah seorang pengangguran -itulah yang dipikirkan Sunggyu- dia adalah seorang anak komisaris. Jadi pekerjaan hariannya pun santai. Dia hanya akan sibuk di akhir tahun atau saat perusahaan akan mengirim perwakilan ke kantor cabang di luar negri.

"Nde hyung. Wae? Kau tidak suka?"

"Aniya, aku justru merasa lega. Istri dan anakku tidak mungkin kutinggalkan lama-lama. Kalau kau kan masih single, tidak ada yang menunggumu di rumah."

Mendengar perkataan kakaknya, Woohyun seketika teringat Sunggyu. Omelannya malam tadi masih terngiang di telinganya. Dalam lubuk hatinya yang paling dalam, Woohyun sangat merasa bersalah pada Sunggyu. Andai saja sejak awal dia tahu kalau...

"Kau meledekku ya hyung?" Woohyun berpura-pura memasang tampang kesal. Meski sudah tumbuh dewasa, hubungannya dengan sang kakak masih sangat dekat. Mungkin karna terbiasa hidup berdua sejak kecil, rasanya untuk bertengkar saja sulit.

"Aigo, uri Woohyunie... Aku berkata yang sebenarnya, sekalian mengingatkanmu untuk segera cari pasangan."
"Ah hyung!!"

"Haha... semangat Hyun! Hyung yakin pekerjaan akan cepat selesai kalau kau yang mengurusnya."

"Tentu saja! Aku kan putra ayah yang terbaik."

"Kau ya! Haha..." Bohyun tertawa lepas bersama adiknya. Jangan heran, saat bersama mereka lebih mirip dua bocah lelaki ketimbang dua pria dewasa. Masih kekanakan dan tentunya menggemaskan. "Penerbanganmu jam berapa?"

Woohyun melirik ke arloji di tangannya. "Jam 3 sore ini."

"Apa aku perlu mengantarmu ke bandara?"

"Aniya Hyung."

"Baiklah. Kau hati-hati disana, kalau bisa pulanglah bersama calon istri. Ibu menunggumu." Bohyun mengerlingkan mata ke arah Woohyun, menggoda. "Aku pulang dulu, nde?"

"Nde Hyung."

Sunggyu akhirnya melepaskan hangatnya selimut saat matahari menyorotkan cahaya ke wajahnya. Rasa bosan seketika menghampiri. Sunggyu terduduk sambil melamun, masih di atas kasur empuknya. Sepintas bayangan wajah Woohyun melintas di pikirannya.

"Kau mungkin lupa Gyu, tapi kita sudah berjanji, aku janji padamu untuk pergi dan tidak mengganggumu setelah dapat jawaban tujuh hariku."

"Perasaan dan hati bukan sesuatu yang bisa dikendalikan dengan mudah. Terimakasih kau sudah memberiku kesempatan, temanku, Kim Sunggyu."

"Aish!!" Sunggyu mengacak asal rambutnya sendiri. Dua hari belakangan ini pikirannya masih kacau mengingat Mbem28, namja yang sangat ditunggunya selama ini mendadak pergi. Ditambah lagi Woohyun yang bertingkah aneh semalam. Yang entah kenapa itu mengganggu hati dan perasaannya.

***** Blind Love *****

Kliring...
Suara lonceng yang dipasang diatas pintu restoran. Setelah membersihkan diri, Sunggy putuskan untuk pergi ke restoran. Meski tidak untuk bekerja.

Blind Love [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang