Jung Wooseok

559 92 57
                                    

Aku Jung Wooseok. 19 Tahun.

Aku si buruk rupa yang selalu diteror penghuni mansion dan dianggap hama oleh Lee Hwitaek. Si Gaston yang jahat! Dia selalu mendorongku ke ranjang dan mengikat tubuhku dengan tali layaknya binatang. Aku tidak dibolehkan keluar mansion, tapi tidak apa-apa. Aku benci keluar! Mereka selalu menatapku ngeri. Aku hanya buruk rupa tapi tidak buruk hati. Kenapa mereka menatapku seolah aku ini monster.

Aku tidak punya teman. Tidak ada nyonya teko dan bocah cangkir. Tidak ada tuan maestro dan nyonya penyanyi. Tidak ada! Aku bahkan tidak punya mawar yang menghitung mundur hidupku. Atau aku punya? Tapi si Gaston itu menyembunyikannya dariku?

Kamarku dipenuhi gambar dan tulisan berupa jadwal kegiatan selama seminggu. Aku akan membacanya setiap pagi dan mempersiapkan diriku, karena itu aku benci perubahan jadwal!

Aku hanya buruk rupa! Aku tidak bodoh! Jadi tentu saja aku bisa membaca, menulis, dan berhitung dengan benar. Si Gaston itu tidak perlu mengirim penyihir untuk mengajariku pelajaran yang sudah kukuasai. Dia hanya ingin memantau kegiatanku. Dasar orang jahat!

"Wooseok-ah sudah waktunya bermain denganku, ingat"

Tentu saja aku ingat! Dasar penyihir! Berlagak seperti teman tapi kau tidak bisa menipuku! Kau adalah mata-mata Gaston.
Bermain katanya? Aku bahkan tidak suka bermain dengannya. Dia selalu membawa mainan aneh dan menyuruhku mengikuti permainannya. Tapi aku tidak bodoh! Aku benci mainannya terutama mainan bola besi kecil yang berayun. Tidak suka! Jika aku fokus pada bola itu, dia akan membuatku mual. Itu pasti alat sihir!

"Wooseok-ah aku Yang Hongseok, ayo main denganku"

Penyihir itu menaruh kertas berisi tulisan diatas buku yang sedang kubaca. 'Aku tidak mau bermain denganmu! Menye- '

"Balkan!"

"Ya?"

Dia jahat dan bodoh! Dia tidak dengar apa yang kukatakan? Aku sudah bilang tidak mau main dengannya, dasar jahat dan menyebalkan!

Aku tidak peduli. Aku hanya ingin membaca.

"Tidak mau main? Baiklah, aku duduk saja"

Si penyihir itu kembali menaruh kertas diatas bukuku yng segera kusingkirkan.

"Yang Hongseok bisa bicara sebentar?"

Itu suara Gaston. Dia pasti ingin membicarakan rencana untuk membunuhku dengan si penyihir.

"Tentu"

Si penyihir itu pergi dengan Gaston. Tidak tahu kemana dan tidak peduli.

♡♡♡

"Tidak ada perubahan?", Hwitaek berujar gusar saat Hongseok masuk keruangan pribadinya. Kepalanya seakan ingin pecah mengingat batas waktu yang ditentukan keluarganya soal mengirim Wooseok keluarga negri jika bocah itu tetap saja tidak bisa dikendalikan.

"Dia tidak mau mendengar dan masih bicara didalam kepalanya, seolah kita bisa mendengar semua perkataannya", Hongseok menggelengkan kepalanya prihatin dan duduk di sofa ditengah ruangan.

"Ya! Kau tidak bisa melakukan apapun? Kau psikiaternya! Lakukan sesuatu, itu tugasmu Yang!", Hwitaek menatap Hongseok garang. Tapi Hongseok hanya balas menatap nanar.

"Aku sudah berusaha Hyung, kenapa kau tidak lebih percaya padaku", Hongseok berujar lirih dan perih.

"Kau terlihat lamban dan bermain-main! Kau senang sudah bermain-main dengan hidup adikku? Kau masih dendam karena aku meninggalkanmu demi adikku? JAWAB YANG HONGSEOK", Hwitaek tidak lagi bisa mengendalikan amarahnya. Dicengkramnya leher baju Hongseok, menarik hingga pria yang sedikit lebih tinggi darinya itu bangun dari duduknya.

Beauty And The BeastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang