I always look at you
Even if a day pass
And another day passes by
The sound of you breathing
The sound of you laughing
It still makes me tremble.
.
Bagi Hongseok, keluar masuk mansion Lee bukan hal yang sulit. Semua pelayan di rumah mewah itu sudah mengenalnya sejak SMA. Sejak statusnya dari kekasih Hwitaek berubah menjadi psikiater Jung Wooseok. Senyuman para pelayan tidak pernah berubah saat menyambut kedatangannya..... yang berubah hanya satu. Pandangan prihatin mereka.
Semenyedihkan itu posisi Hongseok sekarang, memandangi mantan kekasihnya yang tengah menatapi orang lain dengan mata sendu. 'Kalau itu aku, aku tidak akan membiarkanmu berdiri sendirian hyung', Hongseok membatin sedih melihat raut kesepian Hwitaek.
"HMM!", Hongseok berdeham membersihkan tenggorokannya sekaligus meminta perhatian Hwitaek. Memberitahu presdir muda itu bahwa dia sudah datang.
Hwitaek menoleh dan tersenyum tipis ke arah Hongseok yang berjalan kearahnya dengan langkah ringan.
Jujur, Hongseok merindukan rumah ini setelah seminggu lamanya dia dilarang datang. Tidak main-main bahagianya Hongseok saat pak Noh menelponnya untuk kembali memberikan terapi pada Wooseok. Mengemas barang-barang dan kembali ke Seoul setelah liburan panjang di Incheon, feel fresh!.
"Apa kabar presdir Lee", Hongseok membungkukkan tubuhnya saat sudah sampai dihadapan Hwitaek.
Senyum dibibir Hongseok memudar saat Hwitaek hanya berlalu tanpa menbalas sapaannya. Menghembuskan nafas jengah, Hongseok menegapkan badan dan berjalan menuju kamar Wooseok dilantai dua. Dia juga merindukan adik tiri mantan pacarnya itu. Meskipun Wooseok selalu menatapnya kosong, tapi jiwa psikiater Hongseok yang bersumpah membantu orang lain membuatnya selalu memperhatikan Wooseok layaknya adik sendiri.
Hongseok mengerutkan dahinya saat mendengar gelak tawa dan rajukan dari suara yang tidak dikenalnya. Perlahan Hongseok mendekati pintu kamar Wooseok yang terbuka dan mengintip kedalam kamar.
Seorang pria yang satu atau dua tahun terlihat lebih muda darinya sedang duduk dilantai berhadapan dengan Jung Wooseok yang tengah berkutat dengan pensil dan buku dipangkuan. Pria muda itu terus bicara tapi badannya tidak berganti posisi. Beberapa kali bibirnya mengerucut dan mengerang kesal saat Wooseok menggosokkan penghapus dibuku gambarnya.
"Ya! Pinggangku sakit! Aku ingin berbaring Wooseokie", Pria muda itu kembali merajuk saat Wooseok menggelengkan kepalanya.
Jung Wooseok menggambarnya?
Ini sebenarnya sudah jadwal Wooseok untuk terapi dengannya tapi dia merasa tidak benar jika masuk disaat seperti ini. Yang ada Wooseok malah akan mengamuk dan menolak kedatangannya.
Hongseok memperhatikan raut serius Wooseok saat menggambar. Dia tahu Wooseok selalu tertarik jika diperlihatkan buku bergambar, tapi dia tidak tahu kalau pasiennya itu bisa memperlihatkan wajah seperti itu. Bukan hanya tatapan kosong.
Lalu siapa laki-laki muda dihadapannya?
Pengasuh barunya?
Tapi dia terlihat sangat tidak berpengalaman dan..... manja? Hongseok tidak yakin.
"Tuan kenapa tidak masuk?"
Hongseok hampir melonjak saat seseorang menepuk pundaknya dan berbisik. Ditatapnya kesal bibi Choi yang malah terkekeh melihat reaksinya. Hongseok cepat-cepat menaruh jarinya diatas bibir sendiri.
"Wooseok terlihat serius, aku merasa tidak enak kalau mengganggu mereka", Hongseok kembali melihat kedalam kamar yang diikuti bibi Choi.
"Benar, beberapa hari ini Wooseok mulai mudah diajak bicara dan pandangannya juga tidak selalu kosong"
KAMU SEDANG MEMBACA
Beauty And The Beast
Fiksi PenggemarShinwon yang cuma lulusan SMA dipaksa kakaknya melamar pekerjaan disebuah mansion sebagai pengurus anak autis. "Orang kaya mana yang menggunakan pamflet untuk mencari pengurus anak terbelakang"_ Yanan sahabat Shinwon. WARNING: boyxboy! WooseokxShin...