Chapter 2 - Replacement

83 6 0
                                    

Listen song 'that should be me' by Justin Beiber.

Chapter 2 - Replacement

***
KEYLA POV

Setelah pulang dari gereja, sedari pagi hatiku yang terasa gundah kini menjadi terobati dengan kedatangan Tuhan yang pasti akan menjawab doaku selama ini ku nantikan.

Kuputuskan diriku untuk mandi, karena aku merasa tubuhku sangat gerah dan lengket. Setelah mandi aku memakai kaos putih longgar dengan gambar doraemon serta memakai celana polkadot diatas lutut. Untuk rambutku, aku hanya menggunakan jedai yang bergigi tiga pasang untuk menjedai rambut coklat mudaku.

Oh astaga ini sudah jam 6 sore dan bodohnya aku belum bersiap-siap untuk keacara pesta untuk mengganti posisi kak Ney.

Baru saja aku merutuki diriku sendiri tiba-tiba terdengar ketukan pintu di kamarku, pasti itu kak Ney. Lalu aku berjalan untuk membukanya dan-- dugaanku benar.

"Hai Key, dugaanku benarkan bahwa kau belum bersiap-siap. Dan ini, aku membawakanmu gaun untuk berpesta nanti", ucap kak Ney sambil mengulurkan dress press body tanpa lengan yang menurutku sangat menjijikan.

"Apa aku harus pakai ini kak?", tanyaku.

"Of course yes. Cause kau datang sebagai Neyla bukan Keyla", ucap kak Ney.

"Tapi--", ucapku.

"Ayolah Key. Nanti kau terlambat", potong kak Ney cepat.

Aku menghela napas kasar.

"Baiklah", ucapku pasrah.

"Oke. Ini pakai ya", ucap kak Ney sambil meletakan gaun itu diatas ranjangku lalu setelahnya keluar dari kamarku.

Aku mengenakan gaun yang telah disiapkan oleh kak Neyla dan dengan sedikit keterampilan meriasku aku menggunakan bedak tipis lalu memoleskannya pada wajahku tak lupa aku memoleskan sedikit blush on agar wajahku terlihat agak tirus dan juga maskara untuk mempertajam penglihatanku, dan perfect, aku tak harus menggunakan pensil alis untuk memperindah alisku karena alisku telah terbentuk sempurna, tak lupa dengan lipstik nude.

Aku mempertegas penampilanku dengan high hill senada dengan tinggi 12 cm, setelahnya aku mengambil tas tanganku yang sudah kuisi dengan dompet, handphone, dan juga tisu.

**

Aku sudah berada di ballroom James's Hotel yang telah ramai karena banyak orang yang telah berdatangan ke pesta ulang tahun teman Neyla dan sialnya banyak sekali kamera wartawan yang berkeliaran kesana-kamari untuk mencari mangsa yaitu para artis dan model. Jadinya aku harus berhati-hati agar tak tertangkap kamera.

Aku berjalan untuk mencari teman Neyla yang sedang berulang tahun yaitu Lina William dan akan menyerahkan kado dari kakak untuk dia.

"Hai Lin, by the way happy birthday and wish you all the best", ucapku kumiripkan dengan gaya Neyla sambil mengulurkan kadonya.

"Oh hai Neyla, thanks hadiahnya dan udah mau hadir di acara partyku", ucap Lina.

"No problem, I am happy with your day", ucapku.

"Oke. Nikmati pestanya jangan sungkan, aku kesana dulu untuk bertemu dengan Glen kekasihku", ucap Lina kubalas anggukan.

Karena aku terlalu teledor, terjadilah hal yang paling aku tak suka yaitu kamera para paparazi yang alhasil menjebakku. Mereka menanyaiku dan hanya kubalas dengan senyuman.

"Sorry. I don't have many time to you", ucapku karena memang tak tau harus menjawab apa.

"Ayolah. Jelaskan hubunganmu dengan Andrew Michael", ucap salah satu dari mereka. Tetap saja pertanyaan yang sama dan mungkin itu isu terbaru tentang Neyla.

"Untuk saat ini maybe no", ucapku lagi.

Tiba-tiba kurasakan tarikan seseorang dengan aroma tubuh yang maskulin dan kuyakini itu pasti seorang pria yang menarik pinggangku dan berlalu pergi dari hadapan para paparazi, be died me kalau sampai Kak Ney tau aku di tarik seorang pria didepan awak media. Dan, aku dengannya berhenti di pojok ballroom hotel. Kutatap dia dengan tatapan menyelidik.

"Edward Heaton. Forget me?", ucap Edward dengan mengulurkan tangannya.

Sebelumnya aku belum pernah melihatnya tapi sepertinya dia mengenal Neyla.

"Oh sorry. I'm Neyla Giorgino", ucapku menerima uluran tangannya.

"Sepertinya kau sangat gugup di depan para paparazi. Kulihat kau sangat asing dengan hal tersebut, bukankah kau sudah lama menjadi seorang aktris?", ucap Edward membuatku tegang. Bagaimana kalau ketahuan.

"Oh ya, jadi kau memperhatikanku sedari tadi", ucapku.

"Ups, iya aku ketahuan memperhatikanmu. Tapi gerak-gerikmu beda dengan Neyla, sekarang kau jujur denganku. Apakah kau Neyla?", ucap Edward.

"Oh oke. Aku Keyla Giorgino saudara kembar Neyla Giorgino. Sudah kuduga jika aku dan Neyla sangat berbeda", ucapku.

"Dan dugaanku sangat benar. Aku lebih suka dengan kau daripada kakakmu", ucap Edward membuatku binggung.

"Why like that?", tanyaku heran.

"Karena hidupmu lebih berprivasi and I like it", ucap Edward.

'Memang, tapi kau tak tau betapa berat hidup yang kujalani dan jika diberi pilihan aku ingin sekali mendapat kasih sayang dari Mama yang tulus' batinku.

"Hem, aku pamit pergi dulu", ucapku.

"Tunggu, ini", ucap Edward dengan mengulurkan sebuah kartu nama padaku.

"For what?", ucapku.

"Suatu saat kau akan membutuhkannya", ucap Edward yang membuat dahiku berkerut.

"See you", ucapku.

"See you too", balas Edward.

Setelah aku meninggalkan Edward, aku berjalan menuju tempat Lina untuk berpamitan pulang.

"Sorry, I will back to home Lina. Thanks for your party", ucapku karena memang aku melihat Lina sedang berciuman dengan kekasihnya dan dengan refleks dia melepaskannya.

"Oh, kenapa kau terburu-buru? Tak seperti biasanya", ucap Lina.

"Aku ada acara lagi, nanti", ucapku spontanitas.

"Oh oke. Thanks sudah mau datang", ucap Lina dan kubalas dengan anggukan.

Aku berjalan keluar hotel tersebut tapi tiba-tiba seseorang berbicara padaku.

"Tak ingin bersamaku dulu darl", ucap orang itu dan aku tau dia pasti Andrew Michael.

"Sorry, maybe no. But I have to go now", ucapku dan aku langsung pergi dari hadapannya tanpa mendengarkan ucapannya lagi.

==

Maaf chapternya terlalu pendek. But don't forget to vote and comment this story.

Read my other stories :
- Hater Kesayangan

Keyla NatalineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang