"Gue emang sayang lo. Gimana dong?"
Pipi Abella blushing.
"Pipinya kenapa? Alergi? Yaudah gak usah makan disini. Cari tempat lain aja yuk?" Ucap Marcello pura pura tidak tahu.
"Halah alergi alergi. Makan tuh alergi!" Balas Abella dengan melempar sedotan didekatnya.
"Ih oon ya kadang. Malu diliatin orang. Ini bukan warteg ya."
"Biarin aja. Biar semua orang tau, youtuber kelas kakap ini kelakuannya bikin anak orang baper."
"Oh jadi ceritanya baper gara gara gue? u u u u sini sini cium duyu." Ucap Marcello sambil memajukan bibirnya.
"Kan kan, liatin aja, yang ada lo yang malu maluin."
"Hehehe yaudah makan dulu keburu malem nanti." Ucap Marcello.
Akhirnya mereka memakan makanan yang telah dipesan.
Marcello memperhatikan Abella yang sedang makan didepannya. Ia melihat caranya Abella dari mulai mengambil makanan hingga mengunyahnya.
Semua sama seperti dulu. Tidak ada yang berbeda.
Anak siapa sih? Lucu amat.
Ditengah keramaian restoran tempat mereka t amakan, ada satu perempuan yang menjadi pusat perhatian Marcello.
Gue kenal, tapi siapa ya? Ah sialan pake luoa segala.
Marcello terus membatin. Mengingat ingat cewek yang ada didekat pintu masuk restoran yang sepertinya sedang mencari tempat duduk.
Ah gue inget! Itu kan Vania!
Dengan itu Marcello langsung berteriak memanggil nama Vania. Tidak peduli seberapa banyak orang memperhatikan dirinya.
"VANIA!"
Yang dipanggil menengok ke arah sumber suara. Vania mendapati Marcello sedang makan bersama perempuan yang tidak ia kenal sebelumnya.
Abella menengok ke arah belakang melihat siapa yang baru saja Marcello panggil.
"Siapa?" Tanya Abella.
Vania berjalan ke arah meja Marcello dan Abella.
"Bel, kenalin," Marcello menunjuk Vania, "Vania, ketua cheers di sekolah"
Vania mengulurkan tangannya. "Vania."
Abella tersenyum, "Abella."
"Oh lo Abella? Yang sering masuk youtube nya Marcello kan?" Tanya Vania.
Abella hanya mengangguk. "Mau kemana?" Tanya Abella.
"Ini mau makan. Tapi rame banget, gue gak tau mau makan dimana."
"Makan disini aja. Kita udah mau selesai kok." Ajak Marcello.
"Serius nih gapapa? Nanti ganggu lagi." Ucap Vania dengan canda.
Abella tersenyum kecil. "Iya gapapa kok. Ini gue udah mau selesai juga."
Dengan itu, Vania langsung duduk dikursi sebelah Abella dan langsung melahap makanannya.
"Umm... btw makasih banget ya Cell, waktu itu lo udah anterin gue balik. Gue gatau kalo gak ada lo gimana. Soalnya jalanan juga sepi waktu itu." Ucap Vania dengan tenang.
Mampus gue.
Abella mengerutkan kening nya bingung. "Nganterin pulang? Kapan? Kok lo gak cerita ya sama gue?"
KAMU SEDANG MEMBACA
FriendZone
Teen FictionSama sama tahu bahwa keduanya saling mencintai. Tetapi enggan untuk berpacaran. Mengapa?