Mario Adiputra
Besok gue tunggu dibelakang sekolah, kalo lo jantan bisa lah samperin gua.
Marcello menghempaskan nafasnya kasar. Heran apalagi yang Mario ingin lakukan. Padahal jelas saja, waktu mereka bertengkar tadi pemenangnya adalah Marcello. Ya walaupun ada beberapa luka diwajah Marcello, tetapi tetap saja yang lengah kala itu adalah Mario.
"Gaya mulu si banci, kalah gamau ngaku." Gumam Marcello.
Setelah membaca pesan dari Mario, Marcello hanya membacanya saja tanpa ada sedikit niatan untuk membalas pesan itu. Yang ia lakukan malah memejamkan matanya sambil memeluk gitar coklat yang ia miliki.
Memikirkan semua yang telah ia jalani hari ini. Mulai dari Mario yang menghampiri dirinya dan teman-temannya. Belum jelas apa tujuan Mario datang ke meja nya siang itu. Lalu Angga yang tidak bisa serius kala dirinya dan Mario sedang beradu jotos, lalu setelah pulang sekolah kejadian yang tak akan Marcello lupakan, Mario menyerang Marcello secara tiba-tiba di dekat taman sekolah.
Dan yang terakhir tentu saja waktu nya bersama Abella. Seseorang yang bisa membuat Marcello merasa nyaman. Abella lah orang yang bisa membuat mood Marcello yang buruk menjadi baik kembali. Abella lah rumah bagi Marcello.
Tak lama setelah itu, mata Marcello benar-benar terpejam. Marcello lelap dalam tidurnya.
***
Pagi ini, Abella bangun terlebih dahulu dari Marcello. Yang biasanya Marcello membangunkan Abella setiap pagi, kini terbalik.
Mungkin hanya untuk pagi ini saja, atau untuk seterusnya?
Abella masuk kedalam kamar Marcello. Baru saja selangkah ia masuk kedalam kamar Marcello.
Dirinya tertegun melihat keadaan Marcello. Tidur dengan memeluk gitar kesayangannya dan matanya yang masih terpejam.
"Mungkin kecapekan kemaren abis berantem."
Abella mengambil gitar yang sedang dipeluk Marcello lalu menaruhnya dipojok ruangan bernuansa monokrom itu.
"Cell, bangun." Abella duduk disebelah Marcello yang masih terbaring. Berbeda dengan Abella, jika ia dibanguni sangat amat susah tetapi Marcello hanya sekali tepukan pada tubuhnya saja ia langsung bangun.
"Kaget ya?" Abella merasa tidak enak membangunkan Marcello, walaupun sebenarnya memang itu tugas nya.
"Hm? Ngg— nggak kok," ucap Marcello sambil mengucek-ucek matanya. "Sekarang jam berapa? Kita kesiangan ya?"
"Masih setengah enam, mandi dulu sana." Abella bangkit dari kasur Marcello. "Lo gak mandi disini lagi?" Tanya Marcello.
"Enggak, kamar mandinya udah bener semalem."
"Semalem lo manggil tukang pompa air?"
"Banyak banyakin sholat, abis itu istighfar, baru bangun tidur kok kelakuan kaya abis dimasukin setan."
Setelah itu Abella dan Marcello mandi di kamar mandi masing-masing.
Tak lama kemudian Abella keluar dari kamar nya. Entah ada apa dengan Abella hari ini, tetapi ia menyelesaikan sesuatu terlebih dahulu daripada Marcello.
Abella menarik kursi makan lalu menduduki nya. Dirinya masih tertegun dengan apa yang ia lihat beberapa menit yang lalu.
Marcello yang terlelap dalam tidurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FriendZone
Genç KurguSama sama tahu bahwa keduanya saling mencintai. Tetapi enggan untuk berpacaran. Mengapa?