"Abel?"
"CELLO LO SIUMAN!" ucap Abella girang. Renan, Angga, dan Gellar pun ikut senang dan tersenyum lega melihat teman nya sadar.
Angga segera mengambilkan segelas air putih diatas meja nakas. "Cell, minum dulu Cell."
Marcello meneguk air putih itu hingga habis karena sudah beberapa hari ini ia tidak minum sama sekali. "G-gue, kenapa?"
Gellar berdecak. "Jadi lo gak tau lo kenapa?" Marcello hanya menggelengkan kepalanya.
"Lo gak inget apa-apa gitu?" Tanya Gellar lagi dan dihadiahkan dengan gelengan dari Marcello.
"Yaudah, sekarang lo istirahat aja dulu. Gue panggilin dokter dulu." Kata Gellar lalu keluar dari kamar rawat Marcello bersama Angga dan Renan.
Marcello mengamit tangan Abella. Kini tinggal ia berdua yang berada disini. "I miss you girl." Ucap Marcello lirih.
"I miss you too Cell." Jawab Abella sambil membalas mengamit tangan Marcello. "Jangan tinggalin gua lagi ya. Promise?"
Marcello terkekeh. "Kok ketawa sih?" Kata Abella. "Gapapa. Gue kangen lo, banget." Tutur Marcello.
"Udah tau." Ucap Abella dengan sedikit senyuman.
"Geer." Tandas Marcello.
"Ya gapapa geer. Seenggaknya itu fakta kan?"
Marcello tertawa. "Hahaha, iya cantik." Perkataan nya sukses membuat Abella blushing.
"Maafin gue ya."
Abella mengernyit. "Buat?"
"Buat ini semua. Maafin gue gak bisa nemenin lo akhir-akhir ini. Maafin karena gue, lo jadi repot ngurusin gue. Gue emang lemah Bell, gue gabisa jadi apa yang lo mau. Maafin gue." Ucap Marcello sambil menahan tangisnya, tidak ingin mengeluarkan cairan dari matanya itu didepan Abella.
Abella tersenyum sendu. "Sa ae lo, berak."
"Gua serius anjing." Tutur Marcello sambil melepaskan tangannya dari tangan Abella.
"Ea serius sama neng nih ceritanya a?"
"Sialan lo."
Abella tertawa. "Btw, mama papa udah tau gue sakit?" Tanya Marcello.
Abella menggeleng. "Belum. Gue takut nyokap bokap lo khawatir gara-gara lo kayak gini. Rencana nya sih hari ini kalo lo belom sadar mau gue kabarin."
"Yaudah gue gasadar lagi aja ya. Bye bell."
"Gih sono."
Baru saja Marcello mau memejamkan matanya, kemudian matanya membelalak karena ucapan Abella.
"Tega lo Bell. Gila." Marcello mulai memainkan aktingnya.
"Bacot dah lo sok akting. Udah tidur gih, gue kabarin orang tua lo dulu."
"Hahaha. Iya udah sana kabarin. Lo gak kangen sama nyokap gue?"
"Ya kangen makanya ini mau gue kabarin sekalian sama orang tua gue."
Marcello mengangguk paham. "Pangeran tidur dulu ya, princess."
Abella menggeliat jijik. "Sa ae lo kodok."
"Kok kodok si?" Tanya Marcello heran.
"Yakan kalo gue cium nanti berubah jadi pangeran. Ea."
"Ciaaaaa sa ae lo cil." Ucap Marcello sambil menoyor kepala Abella pelan.
"Kapan tidurnya goblok."
"Iya ini tidur sayang."
"Yaudah tidur."
KAMU SEDANG MEMBACA
FriendZone
Подростковая литератураSama sama tahu bahwa keduanya saling mencintai. Tetapi enggan untuk berpacaran. Mengapa?