by sirhayani
part of zhkansas
___
Danny menjauh dari keramaian menuju lorong yang hanya didalui oleh beberapa orang. Dia berhenti tepat ketika pandangannya tertuju pada seseorang yang datang dari arah yang berlawanan. Ketika orang itu berhenti di depannya, Danny segera mengeluarkan sebuah bungkusan rokok dari saku jaket. Mereka hanya berbincang seperlunya. Setelah keduanya selesai bertransaksi di mana laki-laki itu memberikan beberapa lembar uang seratus ribu kepada Danny sedangkan Danny memberikan dua bungkusan rokok kepada laki-laki itu, masing-masing keduanya berbalik badan dan pergi meninggalkan tempat pertemuan mereka.
Sudah terhitung tahun Danny melakukan ini. Mendapatkan uang dari hasil menjual barang terlarang di negaranya sendiri. Dua bungkusan rokok tadi berisi narkoba jenis shabu dan dia sama sekali tak peduli dengan dampak yang akan terjadi pada dirinya sendiri ke depannya.
Laki-laki itu kembali mendengar suara musik yang berasal dari DJ, memekakkan telinganya tetapi tetap saja kepalanya mengangguk-angguk mengikuti irama musik yang ada. Dia berjalan menyelinap melewati keramaian perempuan berpakaian mini dan beberapa laki-laki yang ikut menggerakkan tubuh. Setelah kembali duduk di kursi yang ada di dekat Elvan, dia mendengus melihat Elvan yang sudah terlihat mabuk.
"Tama mana?" tanya Danny setelah dia mengedarkan pandangannya, namun tak ada tanda-tanda Tama.Elvan mengangkat kedua sudut bibirnya. Telunjuknya terarah ke dance floor, tetapi dia sama sekali tak melihat apa yang dia tunjuk. "Di sana. Lagi main sama cewek."
Danny berdecak. Dia mengikuti arah telunjuk Elvan, namun dia tak melihat Tama. Yang dia lihat hanyalah beberapa dancers berpakaian mini. "Maksud lo dia nge-booking kamar?"Percuma dia bertanya karena Elvan tak begitu mendengarnya. Laki-laki itu mengangkat kepalanya. Matanya menyipit melihat Danny yang duduk di dekatnya.
"Lo nggak berlebihan minum Vodka, kan?" tanya Danny karena dia tahu Elvan sangat sering mongunsumsi minuman beralkohol itu sampai beberapa gelas dan biasanya Elvan akan kehilangan kesadarannya. Jika itu terjadi, maka Elvan tidak akan pulang ke rumah. Danny akan kena marah lagi oleh Joni jika membawa pulang temannya yang mabuk.
"Nggak." Elvan memijat pelipisnya. "Gue mau ke rumah Ara dulu."
"Gila apa lo?" tanya Danny bingung. Tak habis pikir dengan jalan pikiran Elvan kali ini. Walaupun dia tidak begitu suka dengan perempuan yang menurutnya penuh ambisi itu, tetapi tetap saja Elvan sedang mabuk walau mabuknya tak seberat sebelum-sebelumnya. "Udah tengah malem."
Elvan belum beranjak dari kursi hingga akhirnya Tama datang dan langsung duduk di kursi yang ada di samping Danny. Dia memanggil bartender untuk memesan minuman.
"Bye! Gue duluan." Elvan berdiri dan berjalan sedikit sempoyongan. Danny dan Tama yang melihat itu berdecak kesal. Kebiasaan Elvan setiap datang ke club adalah meminum minuman beralkohol hingga mabuk berat lalu pergi dan memilih untuk pulang dalam keadaan tak sepenuhnya sadar.
Danny melangkah mengikuti Elvan keluar dari club sampai tiba di dekat Elvan yang sudah bersiap untuk membuka pintu mobil. Dia menarik bahu temannya itu untuk berhenti. "Gue anterin lo."
Elvan melambaikan tangannya kepada Danny. "Gue nggak terlalu mabuk kok tenang aja."
"Jangan salahin gue kalau lo kecelakaan di jalan." Danny berdecak kesal ketika tiba-tiba saja dia juga teringat perkataan Elvan tadi. "Dan jangan nyesel kalau aja lo ngerusak Ara. Cukup Della yang lo gituin."
KAMU SEDANG MEMBACA
Persona
Teen FictionTERBIT 📖 - Ara tahu ada rumor tidak mengenakkan tentang Della yang beredar di sekolah. Kepintaran Della memang tidak diragukan, tapi rumor tentang kehidupan malam cewek itulah yang sering dibicarakan teman-teman sekelasnya. Ara tak terlalu peduli...