gue orangnya pecicilan sama cowok. terkecuali sama Winwin senior polos penganti dosen di jurusan gue.
"fa, gue suka lo"
"hah?"
"gue sayang lo"
"..."
"will you marry me??"
parah! ini bukan nembak tapi ngelamar namanya.
"Kok lo sendiri disini? Belum dapat teman baru yah?" tanya ten.
"Gue blum peka ama siapa siapapun kecuali lo" kata gue rangkul lengan ten manja.
"Aduh, kalau gini yok langsung nikah aja sayang" kata ten bahagia.
"Anjir ngimpi lo" kata gue dorong jidat ten. Dan ten pun tertawa dengar omongan gue.
Anjiirr senyum lo ten bikin gue meleleh. Sadar ulfa sadar.
°°°
Gue udah masuk keruangan dan tepat pada saat itu dosen pun masuk setelah gue.
"Baiklah. Kenalkan nama saya pak tarno. Saya akan mengajar pelajaran dasar ekonomi dan bla bla bla" gitu lag dosen.
Setelah dosen puas berceramah akhirnya waktu makan. Gue jalan langsung berhenti tiba - tiba.
"Hp gue ketinggal" gue balik ke ruangan gue dengan ngos ngosan krn abis lari.
Tiba - tiba sebuah tangan megang pundak gue. Gue negok dan itu ternyata ada 3 cewek yang senyumin gue. Gue pengen bales tapi gue gak kenal mereka. Jadi gue diam aja.
"Nih hp lo kan??" kata cewek yang tembem.
"I iya. Ini hp gue. Dapat darimana??"
"Lo tadi jalan dan gak sadar hp lo jatuh. Yaudah tuh ambil hp lo" kata cewek yang tinggi dengan lesung pipi.
"Thanks ya?" kata gue senyum. Mereka juga balas senyum.
"Kalau gitu. Gue boleh dong temenan sama lo??" kata cewek tinggi yang mukanya tirus.
"Ah, iya boleh. Lagian gue juga blum kenal siapa- siapa di kampus ini" kata gue.
Sekarang udah sore banget dan gue masih setia nunggu jemputan dari abang gue.
"Dek?!"
"ABANG JON-- EH, ABANG TIWAI ?!! " teriak gue gak liat situasi kalau sekarang banyak anak kampus yang udah mau pulang. Gak peduli diliati apa, gak peduli . gue pedulinya abang gue yang udah balik dari Jepang.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Dek diem napa? Tuh diliati gk malu apa?" omel bang tiwai yg masih jalan ngehampiri gue.
Gue lari dan meluk abang gue tercintah ini.
"Dek malu diliati pelukan. Udah lepas" kata Tiwai melihat sekeliling yang menatapnya.
"Gak mau! Gue pengen peluk lo bang"
"Peluknya nanti dirumah aja. Yok pulang, abang bawain oleh oleh buat adek tersayangqu" kata bang tiwai. Gue mah nuruti aja.
Didalam mobil gue manja manjaan meluk lengan abang gue.
"Dek lo pecicilan banget deh" kata tiwai yang masih serius nyetir.
"Biarin mah kan ama abang sendiri. Abisnya abang sibuk banget. Adek kan jadi kangen sama abang" kata gue sambil cemberut.
"Maafin abang yah. Yaudah besok pulang dari kampus kita jalan jalan. Mau gak??"
"Mau bang!" teriak gue
"Yaelah dek gak usah teriak kuping abang pecah" kata abang tiwai megang kupingnya.
"Biarin!" teriak gue lagi yang sengaja tepat di telinga abang tiwai.
Abang tiwai pun narik hidung gue.
"Nakal yah" kata bang tiwai masih narik hidung gue.
"Sakit bang~" rengek gue.
Bang tiwai pun langsung melepaskan tangannya dan gelus kepala gue.
Aduhh lemas dedeq diginiin ama abang sendiri
Kangen abang - ulfa Adek gue pecicilan - bang tiwai Teman baru - anggi, uni, dilla