tujuh

2.9K 220 1
                                    


Pov Vano

Entah kenapa kata-kata teman Mika tadi mengganggu pikirannku. Dan ku langkahkan kakiku mencari Mikayla.
Disana di tempat cukup sepi mereka terlihat begitu serius

Laki-laki itu mengukurkan tangannya. Apakah betul seperti yang di katakan teman Mika tadi kalo cowo itu akan nembak  Mika.

Aku masih diam melihatnya hingga ku liat cowo mulai mendekat dan memeluk Mika.
Oh.. tidakk...

"Kita pulang sekarang.." kataku menghentakkan tangan mika dan pelukan mereka langsung lepas.

"Kak.." cicit mika yang masih bisa ku dengar.

Setelah aku menarik tangan mika, aku bisa merasakan mika berbalik dan mengangguk kepalanya ke pria itu tanda maafnya.

"Mana kuncimu,,"pinta ku pada mika dan dia langsung mengambil kuncinya di tas kecil yang disampirkan di bahunya dan menunjukkan dimana letak mobilnya setelah memberiku kunci mobilnya.

Aku memang ngga ada niatan datang ke Pensi SMA ini. Tapi setelah melihat gue sendiri di teras rumah setelah papa sama mama ke bandung ada acara rekan bisnis nya papa Angga maksa gue ikut. Katanya hanya sebentar. Dan memang hanya sebentar karena hal ini.

"Ka.."

" Kak Vano..."

"Calon Suami...." panggil mika berulang padaku..

"Calon suami marah sama mika,,??"

" Diamlah... Mikayla.." tegasku sehingga mika langsung menutup mulutnya.

Lama juga dia bisa bertahan untuk diam karena hingga sampai depan rumahnya dia masih diam. Ternyata dia tertidur.

Ku tolehkan wajahku untuk memperhatikannya. Dia tertidur seperti bayi dengan dengkuran halusnya.

Kubuka pintu mobil dan menutupnya secara perlahan lalu mengitarinya untuk membukakan pintu untuknya.

Kulepaskan safety belt pada tubuhnya sehingga wajahnya begitu dekat dengan wajahku.

Entah setan dari mana mempengaruhiku untuk merasakan bibir cerewetnya yang tak pernah sekalipun diam jika berada di dekatku.

Perlahan kudekatkan wajahku. Cupp... Aku mulai mengecup dan mengulum bibirnya. Manis itulah yang kurasakan dari bibirnya.
Entah berapa lama aku mengecap bibirnya.

Kulepaskan ketika dia mulai bergerak gelisah dalam tidurnya.  Susah sekali dia di bangunkan mungkin akibat dia menjadi panitia Pensi, ini ku ketahui dari bajunya yang bertuliskan crew.

Dengan terpaksa aku mengendongnya. Ku pencet bell dan asistennya membuka  lebar pintu setelah melihatku mengendong nonanya.

Ku baringkan dia di tempat tidurnya. Dan melihat kamarnya. Ternyata sangat banyak fotoku yang dia pajang di dinding kamarnya.
Aku tak pernah mengetahuinya dan tak ingin mengetahuinya.

"Kak Vano..  i love you.." gumamnya sangat jelas ku dengar dan aku kembali menundukkan wajahku mengecup bibirnya merah mudanya.

*****

My Love Stuck To You - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang