Pov Vano
"Van kamu beranten ma Mika" tanya mamaku
"Maksudnya.. emang aku pernah berteman ma Mika.."
"Kamu tuh.. Maksud mama udah seminggu ini Mama ngga ketemu ma Mika padahal biasanya dia tiap pagi pasti nyempatin belajar masak ma Mama trus kalo mama kesebelah Mika pasti dikamarnya."
" akkh.. palingan juga entar nongol lagi yu anak.."
"Gimana kalo ngga??" Balas mama
"Udah aakkh Ma.. Vano ngantuk.."
Ketika ku rebahkan tubuhku dan menatap langit-langit kamarku. Aku mulai berfikir
"Apa karena waktu itu.." gumamku
Aku laki-laki normal yang jika diberi unpan yang menggiurkan tentu susah di tolak.
Flash back
"Halo Van.. kamu ngga k e kampus..?" Ujarnya begitu ku angkat telpnya
"Ngga, kenapa Tan..?
"Aku kangen.."ucapnya manja di ujung sana
"Aku lagi ngga enak badan"
"Kalo gitu aku kerumah kamu deh.."
"Ya udah,, datang aja.."
Akhirnya Tania datang ke rumah gue dan tiba-tiba sudah ada dalam kamar gue..
Tiba-tiba saja tania langsung mengecup bibirku dan mengisap serta mengulum bibirku.. awalnya aku kaget tapi lama kelamaan aku terbuai oleh ciumannya. Dia sangat lihai dalam membangkitkan hastrat kelelakianku.. sampai akhirnya telingaku mendengar suara yang menyadarkanku.Hingga bentakkan keluar dari mulutku mengusirnya.. aku melihatnya berurai air mata. Tapi ku pikir dia akan baik-baik saja menerima perlakuaanku.
Dan bukan hanya dia yang ku bentak tapi Tania juga ku usir pulang dan aku mulai menjauhi tania..
Off
Karena mataku sulit terpejam aku memutuskan duduk di balkon kamarku.
Dia duduk di kursi yang ada di balkon kamarnya.. sementara aku berdiri perpengang pada teralis balkon
Kami terdiam sampe dia berkata
"Kak I love you.." ujarnya menatap padaku.
"I hate u." Balasku lalu berniat masuk ke kamarku.
"Apa dia Pacar kak Vano." Tanyanya ketika aku akan masuk.
"Ya.. dia pacarku.." dustaku
"Diia cantik dan sexy tidak seperti kau tak tahu apa-apa..? Balasku lalu meninggalkannya.
"I love u kak.." teriaknya lagi.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love Stuck To You - END
ChickLitKak, I love you... *Mikayla J. Robins I HATE U... *Revano Adam Smith