pangeran berkuda hitam

734 64 4
                                    

Biasanya, aku melihat adegan keren seperti ini hanya di televisi klasik dari Hollywood ataupun perlombaan olahraga kuda. Seorang laki-laki yang dengan kerennya mengendalikan kuda gagah (yang ternyata betina)- lalu menuntunnya keluar untuk kami naiki berdua.

Di balik T-shirt longgar yang sering digunakan Naruto, ada lengan kukuh yang terbentuk dengan sempurna. Dadanya yang bidang itu, membuatnya terlihat tegap dan (mungkin) menawan (kalau tidak ingin bilang bahwa postur seperti itu adalah postur yang seksi).

"Hal pertama yang harus kau perhatikan saat pertama kali menunggang kuda ada posisi dudukmu, Hinata." Naruto menepuk kepala Bella. " jadi, pastikan badanmu sesudah seimbang saat berada di atas punggung kuda." Naruto menjelaskan dengan memberi contoh melalui gerakan sederhana. "Nanti, aku akan naik duluan, lalu kau menyusul."

Naruto mendekati Bella dari arah depan. Kata Naruto, ini salah satu cara terbaik untuk mendekati seekor kuda yang akan dinaiki. Salah satu pantangan saat akan menaiki kuda adalah mendekatinya dari belakang jika insting tajamnya terusik sesuatu. Kau pasti tidak ingin hidungmu patah karena tertendang kaki kuda secara refleks, kan ?

Sebelum naik ke punggung Bella, Naruto memastikan semua peralatan sudah terpasang dengan baik. Setelah yakin semuanya baik-baik saja, dia segera naik dengan gaya (ini harus kuakui) sangat keren! Mirip seperti ksatria berpedang di film-film inggris itu. Sedikit lompatan dengan memegang leher Bella. Menimbulkan efek slow motion di mataku. Anak-anak rambut Naruto yang berwarna kuning terang bergerak pelan.

Naruto menjaga keseimbangan tubuhnya di atas kuda. Kedua tangannya memegang tali kekang untuk menenangkan Bella yang sempat meringkik. "Ayo." Naruto mengacungkan lengan kanannya dari atas kuda, hendak meraihku yang masih melamun sambil berdiri. Dia sungguh-sungguh membuatku terpesona.

"Kau ingat caraku tadi, kan ?" Tanya Naruto masih dengan tangan teracung padaku.

"Aku takut." Suaraku bergetar. Aku tidak ingin terlihat konyol di depan Naruto.

Naruto tersenyum dengan wajah tenangnya. "Ayolah. Kau aman jika bersamaku."

Well, itu kata-kata manis. Tapi, sayangnya diucapkan saat suasana seperti ini: aku takut setengah mati karena ini pengalaman pertamaku naik ke punggung kuda tanpa seorang profesional.

"Aku tidak yakin, Sky..."

Naruto tersenyum. Bibirnya menipis dan terkutuk sempurna.

"Ayo." Dia sedikit menurunkan lagi posisi badannya.

Aku menghela nafas panjang. Menapakkan kaki untuk naik ke punggung kuda sambil menyambut jemari Naruto yang terulur padaku sejak beberapa menit yang lalu.

Keberanian mengalir lancar seperti setrum saat hatiku bersentuhan dengan jari Naruto. Ini ajaib. Sepertinya, saat mulai menyukai seseorang, apapun yang menakutkan bagimu tiba-tiba saja terasa menyenangkan. Seperti aliran energi tersendiri yang susah dijabarkan. Bahkan, reaksi kimia sekalipun tidak bisa menjelaskan apa yang saat ini sedang terjadi pada otakku.

Hup! Aku duduk di depan (pangeranku) Naruto.

"Aku berhasil naik ke punggung Bella!" Aku nyaris histeris saking senangnya.

Bersamaan dengan teriakan histerisku, Bella menghentakkan kaki belakangnya. Aku dan Naruto terkejut. Bella mendadak hilang kendali!

"Wait... wait...!" Suaraku parau.

Sepasang lengan Naruto yang memegang tali kekang di depanku mendadak menegang. "Bella. Hentikan." Katanya dengan suara pelan dan tenang. Suara Naruto begitu rendah, seperti suara seseorang yang belum kukenal.

Last minute in manhattanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang