Salah satu anggota OSIS masuk ke kelas X Administrasi Perkantoran 2 yang di tempati mereka.
Ia jalan berlenggak-lenggok dengan tampang sombong dan tegas, membuat seisi ruangan bergegas duduk dengan rapi.
"Nama gua Salsabilla Amanda, biasa dipanggil Salsa. Di sini gua yang bakal ngatur, gua harap kalian ngikutin apa yang diperintahin dan harus hormat sama senior!" Salsa memperkenalkan diri dengan dagu dinaikkan dan nada yang seolah-olah punya sekolahan.
"Iya kaaaakk..." Serentak menjawab tapi dengan tampang tak ikhlas.
Bahkan banyak yang menatapnya seperti melihat maling, tangan dikepal dengan perasaan geram ingin sekali mengeroyokinya.
Selesai Salsa perkenalkan dirinya, ia langsung ngambil spidol di atas meja guru dan nulis sesuatu di papan putih yang ada di hadapan mereka.
"Pengen amat dihormatin kayak bendera," bisik seorang lelaki yang bernama Vakhri.
Salsa tidak dengar karena Vakhri duduk di pojok kiri paling belakang.
"Iya, yang seminggu baru diganti. Dekil!" cibir Andre yang duduk tepat di sebelahnya. "Apalagi ada kotoran burungnya. Geli!" lanjutnya dengan senyuman jahat.
Ada yang aneh, karena sekolah yang rata-rata dihuni cewek tapi ternyata keselip dua cowok di kelas ini.
Mereka cengengesan hingga terdengar oleh Salsa.
"Bisa nulis kan? Kenapa masih cengar-cengir?" Perintah Salsa tanpa berbalik badan dan terus menulis.
Semuanya bergegas mengambil alat tulis dan segera menyalinnya.
"Mana gua tau kalo ditulis, dikira gua dukun kali," cetus salah satu gadis di belakang.
"Kalo lu dukun ya bagus, lu santet lah bego!" Saran jahat di sebelahnya dengan kesal karena tiba-tiba Salsa marah tak ada yang gerak menyalin apa yang ia tulis.
Sedangkan Salsa sedaritadi tidak menyuruh apapun ke mereka.
"Iya yah, dia aja mirip bonekanya," ucapnya seolah memikirkan rencana.
Dengan hening mereka segera menyalin yang Salsa tulis.
Mereka cepat-cepat nulisnya, karena udah hampir seperapat lagi papannya penuh dan biasanya akan dihapus agar bisa melanjutnya.
Entah apa yang Salsa tulis sampai sepanjang itu seperti pidato ketua OSIS yang tak ada ujungnya.
Sepertinya Salsa nulis peraturan-peraturan sekolah yang harus dipatuhi dan fatal jika dilanggar.
Spidol mulai habis karena Salsa harus menekan sekuat tenaga agar terlihat tebal, tapi ia tetap saja lanjut menulis.
"Udah abis kali kak, nggak usah disiksa gitu. Gua cuma kesian aja sama spidolnya." Teriakan dari sudut kelas tidak hanya membuat Salsa menengok tapi semuanya.
Pandangan satu arah yaitu Andre, dengan satu alis terangkat dan cengiran jahat sepertinya ia sangat muak dengan Salsa.
"Berisik lu!" Salsa terlihat kesal dan terkesipu malu, karena ternyata ada yang memperhatikannya.
Ia bergegas keluar dan membawa spidol yang ingin diisinya.
Salsa keluar, pintu tertutup rapat dan dengan kompak mereka tertawa karena lihat ekspresi wajah sombong itu berusaha menyembunyikan merah di pipinya.
Tidak semua terlihat senang, tapi bahkan ada yang bingung sampai hanya senyum geleng-gelengkan kepala.
"Dasar tukang ulah! Masa berani banget, hari pertama malu-maluin senior?" Mungkin mereka yang bingung, bertanya-tanya di pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Bored
HumorTasya Habibah, gadis cuek bisa dibilang kecowoan atau tomboy masuk sekolah SMK. Yapps, sekolah yang dimana rata-rata dihuni cewek semua:v Ngebosenin? Pasti. Tapi Tasya baru sadar sebenarnya ada banyak hal yang bisa bikin giginya kelihatan terus wkwk...