Berbaur

367 158 106
                                    

Tasya bukanlah sosok yang sombong, tapi ia punya sikap pemalu yang tinggi melebihi orang malu biasanya. Dan sudah seminggu ia tak kenal siapapun di kelas.

"Mbuko buku paketnya bab siji!" perintah guru yang biasa disapa Bu April dan mulai menjelaskan dengan nada jawanya yang khas.

"Sya, tulisin nama gua dong," pinta Jully memberanikan diri berbaur dengan teman sebangkunya itu.

Jully memberi buku bersampul coklat yang tertempel label nama polos.

Tasya tak biasa menolak segera mengambil dan hanya mengangguk tak menanyakan apapun, bahkan ia sempat bingung nama siapa yang akan ia tulis.

Jully menengok ke belakang, Tasya segera ngambil kesempatan melirik ke buku yang tertulis Jullyana, nama anak itu.

"Bisa nulis tapi minta tulisin," cetus Tasya dalam benaknya.

Tasya hanya meminggirkan bukunya dan sekelibat lewat di pikirannya, ia baru sadar selama seminggu baru tahu nama teman sebangkunya.

April keluar kelas tanpa ijin, dan lagi-lagi Tasya hanya terdiam bingung apa yang harus ia lakukan.

Tasya hanya menyoret-nyoret meja, yang dia sendiri tak tau hasilnya jadi apa. Mungkin karya abstrak.

"Sekolah macam apa?" itulah pertanyaan yang selalu terbesit di benak Tasya karena merasa hari-harinya membosankan.

Suasana kelas yang sangat ramai, Tasya ngambil headphone yang nganggur di tasnya. Dan ia biarkan kepalanya tergeletak di atas meja.

"Sial gua nggak bisa buka lapak lagi," cetus Jully pelan melirik Tasya.

"Lagian kerjaan lu ngoleksi belek mulu Jul," jawab Atifah.

Tasya tak tergubris karena yang ia dengar hanya musik, suara lain ia anggap guyonan setan.

"Bodo amat dari pada lu, kerjaannya ngabisin kartu memori doang. Selfie mulu," ledekan Jully membuat Atifah yang berubah jadi tatapan sinis.

"Biarin. Namanya juga sekolah baru, harus di upload ke sosmed kayak orang-orang." Atifah tetap lanjut tanpa memikirkan perkataan Jully.

"Norak!" cibir Shabirah.

"Alay!" cibir Jully menyambar. "Ikutan dong," lanjutnya mendekati Atifah agar terlihat di kamera.

"Nggak! Alay lu!" cibir balik Atifah matikan ponselnya.

"Cekapetewe (CuKuP TaWu) bego!" cetus Jully menjauh.

Ngeliat tulisan di atas, kayak stalk akun FB pas SD. Alay, rasa geli-geli gitu hm.

"Becanda tolol! Baperan lu kayak Hanna," ucap Atifah nyalakan kembali ponselnya.

"Kan, padahal sengaja kalem dari tadi. Kena juga." Hanna sebal bertingkah seolah anak kecil yang imut.

"Bu Nol nyangkut di mana yah? Nggak balik-balik," tanya Atifah.

"Ciyee kangen," celetuk Hanna seperti dendam.

"Najong!" Atifah tak ada berhentinya berfoto ditambah Jully. Makin jadi.

"Mampus! kualat lu Fah," celetuk Shabirah. Atifah panik segera masukan ponselnya ke kolong meja karena April tiba-tiba datang.

"Bu Nol siapa? Masa dia?" tanya Tasya di benaknya, yang tak sengaja mendengar dan pandangan mengarah April yang duduk di depannya.

Mungkin karena tubuh April yang seperti 0, bukan O. Entah.

"Kumpulin! Saya mau langsung koreksi," perintah April dan segera meriksa hasil kerja mereka yang ia tinggal tadi.

Not BoredTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang