Demo Ekskul

460 141 121
                                    

Bel berbunyi mereka baris di tengah lapangan, tak seperti biasanya karena ada acara demo ekskul.

"Acara apaan sih nih? Berisik banget kayak topeng monyet lagi beraksi," celetuk Tasya dengan berdiri bermalas-malasan.

Tasya yang tak suka berisik, ia sangat terganggu saat penampilan drumband.

Tasya tak bersemangat ingin sekali masuk kelas dan tidur sepuasnya.

"Musiknya udah ada, waktunya lu beraksi sono!" perintah konyol Jully.

"Ayo! Kita kan sejenis," ajak Tasya.

"Lu tuh, mirip!" celetuk Jully.

"Dikit," ucap Tasya membuat mereka yang mendengarnya cekikikan.

"Berisik lu pada, nggak konsen nih!" cetus Shabirah merasa terganggu.

"Nggak usah serius banget kali, yang serius aja ditinggalin," ujar Hanna baper seperti biasa.

"Han, berisik!" gertakan Shabirah rupanya tak menggubris Hanna.

"Lah, kok jadi Hanna yang diomelin?" tanya Hanna heran.

"Han!" gertakan Shabirah lagi.

"Iya-iya yaampun." Hanna akhirnya mengalah.

"Itu jerigennya nggak bisa diem amat, cacingan!" ucap Tasya yang membuat mereka cekikikan.

"Dirigen, bego!" cetus Jully membenarkan.

"Dirigennya bego?" tanya Tasya konyol.

"Lu yang bego, dongo!" cetus Jully mulai kesal.

"Sabarkan saya ya Allah.." Tasya memperagakan yang dilakukan persis Atifah kemarin.

"Gila!" cetus Shabirah cengengesan merasa diledekin.

"Ada aku yang nemenin kamu kok," canda Hanna merangkul bahu Tasya.

Walaupun harus susah payah berjinjit agar mencapai bahu Tasya yang lebih tinggi darinya.

"Lah gua masih normal, Han!" celetuk Tasya dengan tubuh sedikit menjauh seperti ketakutan.

"Yah Hanna.. belok ternyata." Jully mulai ngeledek Hanna.

"Apa sih cuma becanda." Hanna mengelak berusaha supaya mereka percaya.

"Yah Hanna.." Atifah ikutan tiba-tiba.

"Hati-hati deket Hanna bego," celetuk Jully membuat mereka serentak sedikit menjauh.

"Bahaya.." lanjut Jully lagi.

"Apaan sih, emang Hanna buas apah!" Hanna masih berusaha sabar.

"Makanya, jangan sampe keceplosan gitu Han," celetuk Tasya dan mereka hanya cengengesan.

"Pada nggak jelas!" Hanna tak sedikit menjauh, bahkan hijrah ke barisan paling depan.

"Han becanda Han!" teriakan Tasya berusaha meredamkan.

Dengan tangan dilipat, Hanna hanya membalikan tubuh dengan senyum dan goyangkan satu alisnya.

"Anjaaaaayy," ucap mereka serentak dengan senyuman lebar, kecuali Jully yang terbahak-bahak karena lihat ekspresi Hanna yang belerkan matanya.

"Geli banget, Han!" cetus Jully diakhir tawanya.

Mereka hanya berbincang, tak ada yang menarik perhatian mereka.

Waktunya OSIS berkoar mempromosikan organisasinya.

"Mulai lagi, kereta segera berangkat kawan!" ucap Jully dengan candaan yang sama disaat MOS, lengkap dengan bahasa bakunya.

Not BoredTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang