Anak Yang Terpisah

158 64 83
                                    

“Permisi...” Hanna ingin lewat tapi terhalang oleh Andre yang sedang menyapu.

Mereka terpaksa jadi buruh piket. Jika tidak, ruangan yang isinya cewek-cewek anggun, akan berubah jadi singa bertanduk lima.

“Silahkan kakak..” Andre dengan cengiran memberi Hanna jalan. “Lu anak baru yah?” tanyanya heran.

“Udah lama laknat.” Vakhri menjawab lebih dulu.

“Gua tau kalau lu mah, gua nanya dia tulul,” jelas Andre.

Hanna tak menjawab, dengan senyuman ia meninggalkan mereka.

“Ko lu ngatain dia tulul sih!” ucap Vakhri tak terima. “Dia udah lama, bukan anak baru,” jelas Vakhri.

Andre heran dengan cara Vakhri berkata, sangat jelas ia diam-diam memperhatikan gadis lugu itu.

“WEHH!!” teriakan Tasya yang baru saja datang. “Kutil onta! Bukannya cepetan, malah bengong kayak sapi ompong!” lanjutnya menepok pundak Andre, yang masih di dunia lain.

“Lah, ngapa lu yang sewot!” ucap Andre mengerutkan kening.

“Karena gua udah mencium bau menyannya Bu Sari!” ancam Tasya.

“Berantem teros!” gertak seorang wanita bertubuh gelap yang membuatnya tampak seram.

“Lu sih manggil-manggil, kutu semut!” bisik Andre.

“Kamu cowo kerja kayak siput, lemot! Liat jam berapa, ini waktunya belajar!” Sepanjang omelan Bu Sari, perlahan Tasya dan Vakhri meninggalkan Andre.

“Tapi kan siput imut Bu,” ucap Andre berusaha menghibur.

“Iya imut kayak kamu, tempatnya jigong diHaaaHaaain orang,” ucap Bu Sari membuat yang mendengarnya nahan tawa.

“Itu mah keong kali bu,” ucap Andre membenarkan, membuat Bu Sari salah tingkah.

“Halah! Ini kan alesan kamu, sengaja dilamain biar nggak belajar!” elak Bu Sari.

“Kamu kan anak rajin, sekalian yah sapu lapangan. Kalau nggak bersih, kamu kerja bakti di rumah saya!” perintah Bu Sari santai tapi bencana bagi Andre.

“Guru biadab! Dikira gua jongos babeh lu,” gumam Andre dibenaknya.

Andre hanya mengangguk dan Bu Sari pergi mencari mangsa ke kelas lain.

“Waktunya belajar, tapi dianya kabur. Aneh bin ajaib,” gumam Atifah.

“Fah, sesungguhnya membicarakan seseorang tanpa diketahuinya adalah gibah yang sudah pasti dosa!” Hanna mulai bersabda, lengkap dengan kata bakunya.

“Wah iya yah, aku tercengang,” ledek Tasya menyambar.

“Eh eh gua mau cerita,” teriak Tasya membuat mereka penasaran. “Cebong anyut, gua mau cerita!” lanjutnya mencabut headset Jully dari telinganya.

“Eh bangke kadal, jadi cerita nggak sih?” tanya Jully bingung.

“Eh iya jadi,” jawab Tasya baru sadar, malah dengar lagu dari headset Jully yang ia tarik tadi.

“Nih, #$%^&*@+-=_>#.“ Tasya mulai cerita dengan cengiran. “+_,.*&^%$#@*!~/:%.” lanjutnya terpingkal. “<,?/+&^%$~@#*-=;/.” Tasya tak kuat terbahak sampai memukul meja.

Saat tawanya mereda, Tasya baru sadar. Sepanjang cerita, ternyata ia terbahak sendirian.

“Lu-lu pada, ngerti nggak sih?” tanya Tasya heran.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 23, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Not BoredTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang