Wali Kelas Kece

665 249 293
                                        

Hari Rabu ini, hari terakhir Masa Orientasi Siswa.

"Elah si Jully, pagi-pagi udah buka lapak aja." Atifah yang baru datang melihat Jully sudah tergeletak tidur dengan bangku disatukan, tas berubah fungsi jadi bantal dan slayer menutupi seperapat bagian tubuhnya yang kedinginan.

Jully tak tergubris, sedangkan Wilona yang  baru datang hanya nyengir menggelengkan kepala.

"Bangun kebo, ada cogan!" Atifah menggoyangkan tubuh Jully.

"Gapapa kok, capek mungkin malem abis ngeronda." Pemuda itu cengengesan dan menatap Jully aneh, sebab baru kali ini Ia melihat siswi yang baru tiga hari sekolah, sudah tak ada rasa malu apalagi sampai tidur tepat di depan meja guru.

Jully mulai beranjak bangun dari mimpinya (lagi), tak perlu lama-lama mengumpulkan nyawa ataupun mengucek mata, karena menatap pemuda di depannya sudah cukup menyilaukan dan membuatnya sadar bahkan pancarannya membuat gairah semangat Jully meningkat.

Jully duduk tegak tanpa sekata pun.

"Baik anak-anak, nama saya Muhammad Arman, saya biasa dipanggil kakak kelas kalian bahkan dulu dari yang dulu tapi masih dulu lagi dan lebih dulu lagi, saya dipanggil Pak Maman. Parah banget yah, panggilan saya nggak sekeren tampang yang kayak Arman Maulana gini." dengan alis yang digoyangkan padahal tak ada lagu dangdut di sini. Dan hanya gurauan, sama sekali tak ada nada sombong.

Maman emang suka sekali bergurau sekalipun menggoda karena di sekolah SMK ini hampir semua penghuninya cewek.

"Wuuuuuuuw.." seru seisi ruangan karena wali kelasnya itu seolah mitip artis.

"Oh iya, kalo ngomong sama saya nggak usah kaku-kaku amat. Santai, anggep aja lagi sama gebetan," jelas Maman modus.

"Kalian kenapa masuk sini?" Andre dan Vakhri yang tadinya cengengesan berubah datar karena Maman menanyakan ke arahnya.

"Saya pak?" Andre menunjuk batang hidungnya, dengan secuil kaget.

"Pede banget, berdua sama sejenis kamu lah. Coba sini maju!" pinta Maman penasaran.

"Dia mah jenisnya setengah-setengah pak," bisik Andre, alhasil dapat geplakan dari Vakhri.

"Kamu kenapa masuk sini?" tanyanya lagi ke cowok yang berdiri di sebelahnya yaitu Andre.

"Ciyee kamu-kamuan," selang Hanna yang bikin semuanya cekikian.

"Ciyee bapak," canda Andre dengan mata disipitin dan mengedip-ngedipkan matanya seperti cewek mengoda.

"Saya masih normal heh!" jelas Maman cengengesan. "Kenapa? Saya penasaran nih," lanjutnya lagi.

"Saya salah sekolahan pak," jawab Andre seperti berbisik terkesipu malu.

"Lah kok bisa? coba jelasin!" Maman yang penasaran ingin tau kejadian langka ini.

"Jadi gini nih pak, mama saya salah ambil formulir. Kirain, sekolah ini jurusannya sama kayak yang di depan pak," jelas Andre dengan malu karena diketawain seisi kelas

Sedikit masuk akal, karena setiap ada SMK pasti tak jauh di depannya ada STM.

SMK yang penghuninya kebanyakan cewek, STM malah sebaliknya.

Andre yang ingin di STM malah jadi masuk yang di depannya. Nasib.

"Kalo kamu?" pertanyaan Maman mengarah yang ada di sebelah Andre yaitu Vakhri.

"Kalo saya sih ngikutin dia." Vakhri menunjuk ke Andre.

Dan ternyata mereka bersaudara tapi beda emak, beda bapak.

Not BoredTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang