Chapter 2

703 40 4
                                        

🌹flashback on🌹

"Assalamu'alaikum..".suara bunda Zhizi terdengar diseberang sana.

"Wa'alaikumsalam..ini dengan siapa?" Umi mencoba mengingat suara ini.

"Umi Wirda..ini saya Safina.." bunda Zhizi mencoba mengingatkan sahabat lamanya ini. Ya,Umi pemilik Ponpes adalah sahabat bunda Zhizi dari mulai SMP.

"Subhanallah..sahabatku tercinta.. kamu teh apa kabar?" Umi Wirda terlihat sangat senang ditelepon oleh sahabatnya ini.

"Alhamdulillah saya teh baik,,tapi ngomong-ngomong anak saya disitu gimana?" Bunda Safina sangat kangen sama Zhizi.

"Tunggu dulu anakmu disini? Yang mana,siapa namanya? Kok saya tidak tahu ya?" Umi Wirda kaget dengan pertanyaan temanya ini.

"Iya anakku itu Zhizi,jadi kamu tidak tahu? Saya ini istrinya a' lukas atuh Da." Bunda Ina menjelaskan segalanya. Sebenarnya tidak heran temannya itu tidak tahu sejak lulus SMA ia pindah. Bahkan Umi Wirda tidak tahu siapa suami bunda Ina. Sudah 20 tahun mereka tidak bertemu.

"Ya Allah kamu ini istrinya tuan Lukas. Masya Allah kamu dah lama ngak kasih tau kabarmu itu. Kabar Zhizi baik"
"Dia kami jadikan calon penerima beasiswa TMES karena dia sangat pintar."

"Oh baguslah kalau begitu,kalau dia kangen atau perlu sesuatu kasih tau saya ya Da. Saya minta tolong jagain Zhizi,soalnya Zhizi tu polos anaknya terus manja banget jadi saya khawatir." Bunda menjelaskan panjang lebar pada Umi Wirda.

"Iya Ina tenang saja,anak saya Naila selalu sama Zhizi disini." Umi Wirda meyakinkan bunda Ina.

"Kalau begitu sudah dulu ya kangenannya kapan kapan saya telepon lagi. Assalamu'alaikum.." Bunda Ina pamit.

"Iya,wa'alaikumsalam.." umi Wirda menutup sambungan telepon.

🌹flashback off🌹

Zhizi dan Naila sedang asyik murottal Al-Qur'an,surah Ar-Rum. Disisi lain Zain baru keluar dari musholla. Zain baru selesai kajian kitab bersama beberapa Akhi pengajar.Ia bersegera pergi ke rumah Abi,ingin menemui Naila.

"Assalamu'alaikum..Umi apa Naila ada di rumah?"Zain mencium tangan Umi bolak-balik.

"Wa'alaikumsalam..Naila sedang dibilik Ukhty calon ATMES*" umi hanya tersenyum memberitahu Zain.
(Anggota The Middle East Study).

"Apa umi? Calon ATMES? Apa memang sudah ada?" Zain terkejut, kenapa anggotanya sudah ada secepat ini?

"Iya kalau ada perlu pergilah,,jangan lupa ketuk pintu dulu" umi mengingatkan Zain.

"Pasti lah Umi..Zain permisi Assalamu'alaikum" Zain pun berlalu,dan segera menuju kebilik didepan bilik Naila.

Sesampainya didepan bilik ia mendengar suara murottal yang sangat merdu. Tapi seingatnya itu bukanlah suara adik sepupunya. "Apa itu suara calon ATMES" batin Zain.

Tok..tok..tok...
"Assalamu'alaikum..Naila apa anti didalam?" Zain mencoba memastikan apa Naila masih dibilik itu.

"Wa'alaikumsalam..iya,siapa ya?" Tanya Naila seraya menghampiri pintu. Zhizi segera menghadap kekiri,kejendela. Nailapun membuka pintu bilik.

"Ada apa atuh Aa' ? Mengganggu saja kami lagi asik murottalan."Naila kesal dengan kedatangan Zain. Sedangkan yang ditanya hanya menatap kearah dimana Zhizi duduk membelakangi mereka.

"Astaghfirullah Aa' zina mata atuh.." Naila mengingatkan Zain.

"Udah ah.. ini niqabnya,tadi diberikan sama orang jaga didepan. Jam Aa' tolong kamu ambilkan,kamu mau pakai niqab?" Zain sedikit penasaran dengan niqab yang ia berikan tadi pada Naila.

Cinta Bernaung TaqwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang