(🌹mulai nyaman🌹)
"Assalamu'alaikum umi..apa yang ingin umi sampaikan" Zain langsung bertanya setelah menyalami Umi.
"Wa'alaikumsalam..Zain tolong kamu pergi ke rumah sakit sekarang. Nona Aiyaz baru selesai dioperasi tapi tuan Aiyaz harus kembali ke Madinah. Sekalian kamu bawa makanan untuk tuan Aiyaz dan Zhizi." Umi berbicara sambil menyiapkan makanan yang akan dibawa Zain.
"Kamu tidak keberatan kan?" Umi menghentikan gerakannya sesaat seraya menoleh pada Zain."Tentu Umi..Zain mengerti, apa malam ini ana harus menginap di sana?" Zain memastikan. Apabila ia harus tinggal ia akan sangat senang hati.
"Ya..kalau kamu mau saja" Umi memberikan rantang berisi makanan.
"Kalau Umi meminta,ana akan tinggal." Zain berkata seadanya."Yee..bilang aja teh kalau aa' seneng banget disuruh tinggal di rumah sakit bareng Zhizi." Tiba-tiba Naila datang menyerocos menghoda Zain.
"Anak kecil tau apa?" Zain berkata dingin.
"Anak kecil? Jadi kenapa aa' mengkhitbah anak kecil juga?" Naila kembali menyindir Zain.
"Umi Zain pamit sekarang. Takutnya tuan Aiyaz itu akan segera berangkat dan tidak sempat makan." Zain tidak menanggapi lagi perkataan Naila dan segera menuju ke mobil.
💫💝💫
Sesampainya dirumah sakit,Zain melihat Zhizi sedang berbicara sambil tersenyum bersama Alra.
"Assalamu'alaikum..maaf mengganggu,saya disuruh umi mengantarkan makanan." Zain berbicara dingin dan terdengar sedikit nada kesal dari ucapannya.
"Wa'alaikumsalam..Akhi,silakan duduk. Mari rantangnya biar saya siapkan makanannya." Zhizi bangun dari sofa dan mengambil rantang lalu menyiapkan makanan.
"Akhi berdua makanlah dahulu ana mau membantu Alena makan." Zhizi duduk disamping ranjang Alena.
"Zhizi..siapa itu?" Alena bertanya setelah ia setengah duduk.
"Itu namanya Akhi Zain, dia keponakan pengurus pesantren. Dia juga calon penerima beasiswa." Zhizi pun mulai menyuapi Alena.
"Salam kenal Alena ana Zain calon suaminya Zhizi." Zain berkata tanpa dosa. Membuahkan tatapan canggung diantara mereka. Sedangkan Zhizi, matanya melotot tak percaya dengan apa yang baru saja dikatakan Zain.
"Saya sudah selesai..saya pamit sekarang karena pesawatnya akan berangkat 15 menit lagi." Untung saja bandara tidak terlalu jauh dari rumah sakit itu.
"Agabey..ber..ku..junglah sese..kali" alena berbicara sedikit kesusahan.
"Oke..*poka!!" Alra mengusap kepala Alena dan mencium keningnya lalu pergi seraya tersenyum pada Alena.
(*Pakka=dadah..!)"Poka..!! *Ya I ty odin" Alena mempraktekkan gaya khasnya bersama Alra. Alra hanya tersenyum dan pergi.
(*ya i toi adin=saya dan kamu satu)Setelah kepergian Alra, tanpa sadar Alena menitikkan air mata. Ia sekarang merasa sendiri saja di Indonesia ini.
"Alena..jangan sedih ada saya disini. Kita kan sahabat,saya akan selalu ada buat kamu ya." Zhizi berbicara dengan lembut dan mengusap air mata Alena.
"Thanks..Zhizi" Zhizi hanya mengangguk lembut pada Alena.
Keesokan paginya jam 8 pagi dokter masuk ke ruang rawat Alena. Keadaan Alena sudah sangat membaik bahkan lebih baik dari sebelumnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/105867297-288-k156708.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Bernaung Taqwa
SpiritualAssalamu'alaikum..😄 Dalam cerita ini terdapat seorang akhwat yang sangat dipuja oleh para ikhwan Ponpes Rahmat Al-Fitrah.. Juga di cintai seorang lelaki timur tengah.😊Namanya Nameyza Romeesha Azhizilfa..diperebutkan oleh santri ponpes yang bernama...