Chapter 4

528 26 1
                                    

"Ada apa teh?" Umi bertanya pada Aisyah.

"Ana tidak tahu umi..sudah dari tadi. Ayo umi cepat dibuka.." tanpa menunggu lagi umi segera membuka pintu.

"Apa-apaan kalian ini?" Suara tegas Abi menggema di seluruh ruangan bilik Kirana-Shafa.

***

"Abi..afwan abi..ini bukan apa-apa" Shafa berbicara dengan kesusahan, pasalnya bibirnya mengeluarkan darah karena tamparan berkali-kali dari kirana. Sedangkan kirana hanya melotot melihat kedatangan abi.

Shafa yang terduduk dilantai dibantu bangun oleh Zhizi dan Aisyah. Abi menyuruh Naila membawa kirana ke ruang peradilan. Umi segera mengambil kompresan dan aisyah mengambil kotak P3K.

"Apa yang terjadi dibilik itu kirana? Kenapa sangat berantakan?" Nada bicara abi yang dingin seolah menusuk ketulang kirana.

"Tidak ada apa-apa abi hanya pertengkaran kecil. Tidak ada yang serius." terdengar nada ketakutan dari krana saat berbicara tadi.

"Apa yang tidak apa-apa, bilik sudah seperti kapal pecah. Kamu lihat keadaan Shafa? Apa itu terlihat biasa saja?" Abi sudah kesal,karena tanpa diketahui siapapu Naila bercerita tentang kejadian yang menimpa Zhizi waktu itu.

"Saya sudah sejak lama mengamati kamu. Sikapmu kurang baik,tapi karena saya masih menghargai bapakmu yang kepala desa disini. Dia orang yang baik,tapi saya tidak sangka sifatmu begini" Abi mulai bicara dengan dingin dan semakin tegas.

"Apa maksud abi saya tidak pernah berbuat salah. Baru kali ini saya dituduh begini. Abi saya difitnah disini,saya tidak terima." Kirana mulai berekting. Ia tidak ingin dikeluarkan dari Asrama ATMES atau yang lebih parah dikeluarkan dari Ponpes ini. Ia masih punya rencana besar yang belum ia laksanakan.

"Saya bukan orang yang bodoh nak Kirana. Saya tau apa saja yang kamu lakukan selama ini diPonpes." Abi tak ingin langsung percaya pada Kirana.

"Abi,abi tidak tau kejadian sebenarnya. Hiks..hiks..saya difitnah disini abi. Saya sudah tidak sanggup bertahan lagi. Shafa selalu menjadikan saya budaknya dibilik. Namun ia selalu menjelek-jelekkan saya dan memfitnah saya. Abi,saya butuh keadilan." Kirana mengarang cerita ini demi agar ia dapat bertahan.

"Apa yang kamu katakan Kirana? Yang benar saja, kamu harus jujur disini." Sejujurnya abi mulai bimbang.

"Astaghfirullah abi..untuk apa saya berbohong. Disini saya yang ditindas" Kirana masih berusaha meyakinkan abi.

"Baik saya akan pertimbangkan." Abi akan mencari informasi dari Shafa.

"Akhirnya aku berhasil meyakinkan situa itu. Ternyata dia sok hebat luarnya saya,tapi dalamnya sungguh bodoh. Selamat jalan Shafa.." kirana membatin puas akan kerjanya sendiri.

💫💝💫

Dibilik,umi mengobati Shafa dan bertanya apa masalahnya. Tiba-tiba datang Naila, ia menyampaikan pesan abi untuk membawa Shafa segera ke ruang peradilan. Umi memapah Shafa menuju ruang peradilan.

Zhizi ditemani Aisyah menuju ke taman belakang untuk menghirup udara segar. Zain datang bersama Iksan menghampiri Zhizi. Ia melihat wajah murung dibalik niqab itu.

"Anti jangan khawatir..abi pasti mengambil keputusan yang tepat." Zain mencoba menenangkan Zhizi.

"Insha Allah..semoga Allah berkehendak demikian." Zhizi berucap tanpa menatap lawan bicaranya. Pandangannya hanya tertuju pada sungai didepannya.

Cinta Bernaung TaqwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang