Chapter 5

479 29 4
                                    

(🌹 awal antara kita 🌹)

Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu. Pasalnya ia akan segera ke Indonesia,negara yang katanya sangat indah. Alena membereskan barang-baranganya dengan semangat. Saking semangatnya ia juga telah menyiapkan oleh-oleh berupa cokelat.

Sedangkan Alra begitu santainya memasukkan 3 pasang baju ke koper kecilnya dan Al-Quran. Serta tidak lupa membawa file-file yang dibutuhkan Alena untuk mengkonfirmasi kehadirannya di Indonesia.

Setelah menunggu sedikit lama buat Alena selesaikan berbenahnya,Alra dan Alena pamitan dengan Otets dan Anne. Anne terlihat sangat tidak rela melepas kepergian Alena ke Indonesia.

"Anakku sayang,jaga dirimu baik-baik dan jangan lupa minum obat dan turuti kata dokter dan pengurus disana." Anne tak kuasa menahan bulir air matannya. Annepun memeluk Alena agak lama.

"Anne..biarkan Alena pergi lagi pula hanya 3 bulan. Biarkan Ia belajar banyak tentang negri luar sana. Biarkan ia belajar mandiri dan menjadi muslimah yang lebih baik lagi." Otets memegang pundak Anne seraya tersenyum. Anne hanya mengusap air matanya dan mengangguk pelan.

"Anne..Alra dan Alena mohon doanya untuk keselamatan selama diperjalanan." Alra mencium pipi anne diikuti Alena.

"Sudah-sudah ayo kita kemobil sekarang. Otets tidak bisa berlama-lama karena harus segera kembali ke kantor." Otets,Alra,dan Alena pun menaiki mobil. Anne tidak ikut karena sepulang bandara otets langsung menuju kantor.

Mobil Otets melaju mulus dijalanan yang tidak terlalu ramai seperti biasanya. Hingga dalam waktu 10 menit saja mereka sudah sampai dibandara. Otets hanya memeluk dan mencium kedua anaknya serta memberi beberapa petuah. Lalu otets masuk kembali ke mobil dan pergi dari bandara.

Alra dan Alena memasuki bandara. Alra segera menuju loket penerbangan untuk mengkonfirmasi penerbangan mereka. Mereka ternyata harus menunggu selama 20 menit. Dikarenakan ada kendala cuaca sesaat.

Seraya menunggu pesawat mereka, Dokter Irina memberi tahukan kepada Alena perihal rencananya dan Alra untuk mengoperasi Alena di Indonesia. Dokter Irina mengatakan kalau pengobatan dan operasi jantung di Indonesia itu bagus.

Awalnya Alena sedikit taku dan terkejut. Tapi Alra terus memberi pengertia dan semangat pada Alena. Alena kini yakin untuk sembuh di Indonesia. Ia kini hanya perlu berdoa untuk segala yang terbaik nantinya di Indonesia. Merekapun mendengar pengumuman bahwa pesawat akan berangkat.

Mereka kini sudah berada didalam pesawat kelas bisnis. Saat diperjalanan Alra memulai percakapan lagi dengan Alena.

"Kardeys..apa nama pesantren yang akan kamu observasi?" Alena yang sejak tadi menikmati pemandangan dari jendela pesawatpun menoleh.

"Kalau tidak salah namanya Pesantren salfi Rahmat Al-Fitrah. Ada apa agabey?" Alra menaikkan sebelah alisnnya ia seperti tak asing dengan nama pesantren itu. Tak lama Alra ingat dengan pesantren terkenal di Indonesia yang bernama sama.

"Apakan itu dibandung?" Alra memastikan dugaannya itu.

"Iya agabey..apa agabey tau? Agabey sudah pernah datang ya?" Alena mulai antusias dengan pembicaraan ini.

"Tidak agabey tidak tau, hanya saja setau agabey itu pesantren yang mendapat jatah beasiswa TMES setiap tahunnya." Alra hanya menjawab seperlunya dan kembali membaca korannya.

"Oh..Alena semakin tidak sabar untuk melihat bagaimana pesantren itu." Setelah berkata demikian Alena kembali melempar pandangannya keluar jendela pesawat.

💫💝💫

"Kalian bertiga segeralah menuju bandara,mungkin sebentar lagi santri itu sampai ke Indonesia. Jangan lupa spanduk kecil bertuliskan nama santri itu biar mudah teh kalian nyarinya." Umi mengingatkan mereka agar tidak terlambat menjemput santri asal Rusia itu.

Cinta Bernaung TaqwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang