"Tak ada yang lebih indah di dunia ini. Hanya senyummuyang aku miliki. Tolong jaga itu untukku"–AFH
"Apa itu tadi?!"
Inaya terbangun di jam 5.27 pagi. Ia berada di kamar apartemennya.
"Ahh sakitnya kepalaku.. Bukannya aku ada di caffe....". Inaya baru sadar kalau sebelumnya ia ada di caffe.
Ia bangun dari tidurnya dan langsung menurunkan kakinya dari ranjang tempat tidurnya, duduk termenung sambil memegang kepalanya. Inaya memikirkan apa yang sebelumnya terjadi. Tiba-tiba dia tersadar dan berteriak
"oh iya, RAMA !!!"
Namun Inaya tak bisa mengingat lebih, apa yang sebenarnya terjadi. Semakin ia berusaha mengingat, kepalanya terasa semakin sakit.
"Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa aku tiba-tiba ada disini dan siapa yang membawaku? Ya ampun sakitnya" Inaya berusaha turun dari tempat tidur, namun ia terjatuh karena kepalanya yang masih sakit.
"Inaya....!!!" terdengar ada suara yang memanggil.
Rama datang dari dapur membawakan segelas susu coklat panas. Rama buru-buru meletakkan gelas yang ia bawa di meja kecil sebelah tempat tidur.
"Ayo sini aku bantu" Rama mengangkat Inaya dengan gampangnya karena badan Inaya yang kecil dan ringan.
"Apa kau baik-baik saja? Apa ada yang sakit?" Rama mengkhawatirkan Inaya dan memberikan segelas coklat panas yang tadi ia buat.
"Nah minum ini dulu, di luar sangat dingin. Baru saja hujan deras disini" Rama membantu untuk memegangkan gelasnya. Teguk demi teguk Inaya meminum coklat panas itu.
"Makasih ya.. Tapi kepalaku sangat sakit. Apa yang sebelumnya terjadi Ram?", Inaya masih memegang kepalanya menahan rasa sakit.
"Apa kau tak ingat?" Rama terkejut karena Inaya lupa kejadian itu.
"Memangnya apa yang terjadi? Semakin aku ingin mengingatnya, kepalaku semakin sakit" Inaya sama sekali tak ingat, ia hanya ingat sampai kalau semalam ia pergi ke caffe bersama Rama untuk makan malam. Sehabis itu ia tak ingat apa-apa. Ingatan itu menjadi hitam begitu saja. Seperti ada yang terhapus di ingatannya.
Rama baru saja teringat kalau waktu itu ia menghapus ingatan Inaya. Ia tak sengaja menghipnotis Inaya. Karena seseorang yang serba hitam itu adalah Syahril yang duduk di pojok caffe dengan tatapan yang tajam dan kosong. Entah apa yang ia pikirkan, sangat jelas ia sangat menahan sesuatu. Rama langsung menyadari hal itu karena ia ingat dengan mata itu.
Mata Syahril memerah dan sedikit berbinar-binar. Mata Inaya bertemu dengan mata Syahril. Walaupun Inaya tak tahu kalau ia adalah Syahril karena memakai masker hitam, seketika air mata Inaya jatuh. Matanya tak berhenti untuk menatap orang yang memakai pakaian serba hitam itu. Seperti ada emosional yang menggebu-gebu di dalam diri Inaya. Seketika Inaya berteriak kesakitan sambil memegang kepalanya.
YOU ARE READING
DIA HUJANKU
Fantasy"Cara terbaik menitipkan sendu pada langit yang hampir menangis" - AFH