"Bukan merangkai kebohongan dengan rapi, hanyamendengarkan hati bercerita tentang sebuah ketulusan tanpa drama" – AFH
"Merah muda, cerah dan sangat lembut. Aura itu terpancar dari senyumnya. Sangat cantik, membuatku terduduk di ayunan awan ini. Tak bosanku memandangmu dari ketinggian melihat keindahan itu. Andai saja waktu ini berhenti, pada saat kau bersamaku. Tapi apakah dewa akan merestui ?" – Rama.
"Hei sialan! Kenapa kau muncul lagi di hadapanku?! Apa kau tak malu menampilkan mukamu lagi disini!" Rama meneriaki pria yang bernama Syahril. Ia masih terduduk di bawah sedangkan Rama memegangi bajunya agar tak melarikan diri lagi.
"Haha lama tak bertemu. Sahabatku.." Syahril menjawab teriakan Rama sambil menepis tangan Rama yang memeganginya sangat erat. Sampai urat tangannya tampak keluar.
"Apa kau pikir ini sambutan kedatanganmu?!" Rama meludah di sebelah Syahril. Ia sangat kesal matanya merah melihat Syahril pria yang ia tak sangka datang kembali. Namun tak tampak sedikitpun Syahril merasa takut. Malah dia tersenyum sinis melihat Rama.
Tiba – tiba langit bergemuruh di sekitar mereka. Cahaya petir itu sangat terang sampai mengalahkan terangnya matahari. Rama tak bisa mengendalikan emosinya. Sehingga membuat kekacauan pada langit dan petir ada dimana-mana.
"Woww.. Apa itu? Apa kau ingin menakutiku dengan petir bodohmu?" Syahril menatap balik seperti menantang Rama.
"Hei, aku baru saja datang. Apa begini kau bertemu dengan sahabat lamamu? Atau begini juga sikapmu dengan pacarku? Inaya?" Perkataan Syahril sungguh menyulut emosi Rama. Entah apa yang direncanakannya. Ia berbicara seperti ada kebencian di setiap katanya.
"Pacar ? Dia bahkan tak ingat kau siapa ! Ku sarankan agar kau menjauh darinya. Jangan pernah ganggu kehidupannya. Dia sudah hidup begitu tenang tanpamu" Rama memperingatkan sambil berjongkok di sebelah Syahril.
"Hahaha... Lalu menurutmu dia akan bahagia bersamamu? Hei sadar kawan lama. Dia hanya menyayangiku. Bahkan sampai saat ini dia pasti masih menungguku" Syahril merasa menang dalam pertengkaran ini.
Syahril langsung bangun dari bawah. Disusul oleh Rama. Sekarang mereka berhadap-hadapan. Tatapan mereka seperti tembakan mematikan.
Syahril membisikkan sesuatu di telinga Rama. "Terima kasih sudah menjaga pacarku. Ku dengar kau tak sempat menyatakan cinta semalam. Aku kasihan melihatmu. Hahaha..."
"Jangan pernah kau muncul di hadapanku Syahril!" Rama terdengar sangat keras meneriaki Syahril.
"Maaf ya kawan lamaku. Aku sangat sibuk hari ini. Dan yang harusnya berkata begitu aku!"
Rama tak membalas ucapan Syahril. Ia menahan emosinya jangan sampai ia melakukan kesalahan gara-gara Syahril. Syahril langsung lari dan pergi. Belum terlalu jauh, Syahril berbalik badan lalu berteriak.
YOU ARE READING
DIA HUJANKU
Fantasy"Cara terbaik menitipkan sendu pada langit yang hampir menangis" - AFH