"Selalu ada banyak warna cerah disini. Walaupun hanyasebentar. Lalu mengapa kau mencari warna hitam?" –AFH
Pergantian waktu detik demi detik terasa lebih lambat. Aku terhanyut sunyi malam ini. Terasa kenyamanan dipaling dasar. Merindukkanmu adalah kebiasaan yang selalu aku jaga. Seperti cahaya kunang-kunang yang hampir padam diterkam gelap. Membisikkan bahwa semuanya akan indah seperti dulu lagi. Membohongi diri sendiri adalah kesenanganku akhir-akhir ini. Sampai aku tak sadar selama ini aku merindu warna hitammu."
Inaya menutup buku usang itu. Entah mengapa ia membacanya lagi. Buku diary yang tak pernah ia lanjutkan hingga bertahun-tahun. Bahkan beberapa lembar buku itu ada yang tak bisa dibaca lagi karena noda tumpahan kopi. Di atas tempat tidurnya Inaya membuka laptop dan mencari sesuatu. Ia mencari foto seseorang yang berhubungan dengan diary 2 tahun yang lalu. Hingga lupa kalau ia tak sendiri di kamar.
"Dorrrrrr !!!" Rama mengejutkan Inaya.
"Ah kamu ngagetin aja ram. Ini tuh udah jam 9 malam, berisik tau," balas Inaya sambil berusaha menutup laptopnya. Namun Rama sudah memperhatikan sahabatnya itu beberapa saat yang lalu.
"Nay,.. nay mau sampai kapan liatin foto itu?" Sindir Rama
"Ah gak liat apa-apa tuh. Kamu salah liat Ram," Inaya mengelak.
"Uluuu uluuu Nay kamu tuh gak bisa bohong samaku. Aku udah liatin kamu daritadi. Aku masuk kamar aja kamu gak sadar," Ujar Rama membuat Inaya skakmat.
"Iya deh iya tadi liatin foto Syahril," Inaya hanya bisa membalas itu.
"Kamu tuh ya galau mulu. Bosen deh. Toh dia udah gak ada buat kamu lagi. Mungkin dia udah bahagia sama yang lain. Ups," Rama mulai menggoda Inaya.
"Jangan gitu dong," Tampak rawut wajah Inaya merengut.
"Biarin... Emang aku peduli kamu merajuk?. Tambah jelek loh," Ujar Rama sambil mengejek.
"Oh gitu ya sekarang. Awas ya kamu Ram," Inaya berusaha menyubit pipi sahabatnya itu. Namun Rama lebih dahulu menghindar. Dan malah bertingkah konyol didepan Inaya seperti mengejek.
Inaya hanya tersenyum melihat tingkah konyol temannya itu. Bagaimana bisa Inaya melupakan seseorang yang dulunya sangat dekat. Dua tahun yang lalu Inaya merasa hidupnya tak ada masalah yang berarti. Bertemu dengan Syahril adalah kejutan tuhan yang tak pernah terbayangkan sebelumnya.
Syahril adalah sosok yang sempurna dimata Inaya. Syahril seperti pelindung yang sangat keras dihadapan luar, namun akan sangat lembut dan penuh kasih sayang apabila sudah berhadapan dengan Inaya. Menghargai wanita dengan semestinya. Apapun itu Inaya seperti ketergantungan.
Terlalu nyaman untuk dilindungi sampai tak tahu apa yang sebenarnya ia hadapi. Hingga akhirnya Syahril meninggalkan Inaya tanpa kabar dan sebab. Mungkin bisa digambarkan seperti anak ayam yang kehilangan induknya. Inaya tak tau apa yang harus ia perbuat. Hanya Rama yang setia menemani Inaya. Sahabat yang bisa dikatakan selalu ada ketika suka maupun duka.
YOU ARE READING
DIA HUJANKU
Fantasi"Cara terbaik menitipkan sendu pada langit yang hampir menangis" - AFH