Aku Tak Rela

8 0 0
                                    

"Bukan merangkai kebohongan dengan rapi, hanyamendengarkan hati bercerita tentang sebuah ketulusan tanpa drama" – AFH

"Bukan merangkai kebohongan dengan rapi, hanyamendengarkan hati bercerita tentang sebuah ketulusan tanpa drama" – AFH

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Malam ini Inaya pergi keluar untuk mencari angin. Sepatu putihnya sangat kontras dengan jalanan kota yang ramai ini. Banyak orang lalu - lalang di sesaknya gedung bertingkat yang kokoh. Malam ini seperti biasa, Inaya merasa sepi di suatu keramaian.

"Hufftt..." Inaya menghembuskan napasnya. Sampai tampak napasnya keluar seperti asap. Menandakan malam itu sangat dingin.

Langkah kakinya pelan berjalan menyusuri penuhnya kota. Kakinya melangkah tanpa tujuan yang pasti. Inaya tak sadar telah berjalan sejauh itu. Berhenti di depan tempat makan yang di depannya ada kaca tembus pandang yang besar. Inaya menoleh ke sampinh dan terlihat ada sepasang kekasih yang sedang di mabuk indahnya asmara. Tampak bahagia dan dunia ini milik mereka berdua saja.

Inaya hanya terdiam melihat itu dan langsung menunduk ke bawah. Melanjutkan kakinya berjalan menjauhi tempat tadi. Setelah berjalan agak jauh kakinya terasa pegal. Akhirnya ia mendapati sebuah kursi taman. Di bawah pohon besar di sebrang jalan besar. Rimbunan daunnya menutupi luasnya langit yang bertebaran bintang bercahaya.

"Apa hanya aku yang merasa sendiri disini?" Inaya menyandarkan badannya di kursi taman.

"Hmmm apa hidup terasa sangat membosankan seperti ini?" Berbicara sendiri di bawah pohon besar, Inaya seperti anak hilang. Semua orang yang berjalan di depannya berpasang-pasangan. Dan bahkan ada yang bersama gengnya atau sudah berkeluarga.

Matanya tertuju pada lampu taman yang hampir redup. Lamunannya jauh entah kemana. Menyelami ingatan yang redupnya sama dengan lampu taman tadi. Ternyata tanpa Inaya sadari, Rama mengamati dari jauh. Entah mengapa feelingnya mengatakan ada sesuatu yang buruk akan terjadi.

Rupanya benar-benar ada sesuatu yang salah. Inaya yang sedang melamun tak sadar kalau dirinya sedang di dekati oleh dua pria yang tak dikenal. Tatapan Inaya masih belum kembali dari khayalan jauhnya. Sedangkan dua pria ini sudah ada di sekitar Inaya.

"Hmm hai cantik. Kenapa kau sendirian disini?" Tatapan pria pertama tampak ada niat buruk pada Inaya. Ia duduk di sebelah Inaya

"Tak baik loh perumpuan sendirian di taman begini". Pria kedua yang berbicara ada di belakang kursi taman ia memunculkan kepalanya.

Dua pria itu sedang mabuk berat. Ucapannya bukan secara sadar ia katakan. Mungkin bisa saja sesuatu yang tak di inginkan terjadi. Inaya yang tersadar kalau dirinya terlalu asik dengan dunianya sendiri, ternyata sudah ada dua pria yang mencurigakan. Suasana di taman tadi sudah tak seramai tadi. Tak banyak orang yang lewat karena sudah hampir tengah malam.

"Ah maaf kan aku paman, kalau mau duduk silahkan" Inaya beranjak dari duduknya dan berusaha pergi dari situ.

"Ah sudah berapa lama aku disini..." ucapan pelan keluar dari bibir yang gemetar karena ketakutan.

DIA HUJANKUWhere stories live. Discover now