Ini bukan reinkarnasi. Ini juga bukan keabadian. Hanya saja, di antara semua manusia di bumi ini hanya dia yang tahu bagaimana cara sesungguhnya untuk bertahan hidup.
------------------------------------------------
Dia terlihat sama.
Kedua bola mata itu jernih. Memancarkan keberanian dan keanggunan yang nyata. Bentuk hidungnya sangat sempurna. Pipi tirus dan merona. Bibir kecil yang indah.
Semua itu sama seperti yang selalu kulihat.
"Kau sedang berfantasi tentangnya? Astaga berani sekali, dia seorang Duchess!" Sehun tiba-tiba datang di sampingku dan bicara sambil menunjuk tulisan nama di bagian bawah lukisan yang sedari tadi kuperhatikan.
Aku meliriknya dari sudut mataku lalu menempeleng kepala bagian belakang Sehun.
"Tutup mulut sialanmu itu." Dengusku.
Sehun terkekeh pelan sambil mengelus belakang kepalanya. "Tapi wajar saja jika kau memang berfantasi, lihatlah... dia gadis yang sangat cantik. Dan sangat sesuai dengan tipemu Kai."
"Kukatakan padamu Sehun, aku tidak berfantasi tentang Duchess ini. Tapi ya... dia sangat tipeku." Ucapku sambil memperhatikan lukisan itu lagi.
"Apa yang kalian lakukan di sini?" Suara Seulgi terdengar dari belakang kami, lalu dia berdiri di antara aku dan Sehun. Seulgi menatap lukisan di hadapan kami lalu berdecak. "Yang harus kita cari dan teliti adalah lukisan seorang gisaeng pertama di Korea. Ayolah kalian berdua, fokus. Aku ingin segera pergi dari museum ini atau aku akan mati bosan."
"Kenapa kita tidak membuat makalah tentang Duchess ini saja?" Usul Sehun sambil menunjuk lukisan itu. "Kurasa kisah hidupnya jauh lebih mengesankan dari pada gisaeng pertama Korea."
"Kau tahu dari mana kisahnya lebih mengesankan?" Seulgi mendelik.
"Kisahnya memang mengesankan," potong Johnny.
Kami bertiga menoleh ke arah Johnny yang berjalan ke arah kami.
"Bahkan kisah hidup Duchess Of Darlington ini masih sangat terkenal di Inggris hingga sekarang." Lanjutnya.
"Oh ya? Bukankah dia hanya seorang gadis Asia pertama yang mendapat gelar Duchess karena menikahi seorang Duke?" Tanyaku.
"Apa... astaga Kim Kai..." dengus Johnny di tengah-tengah tawanya. "Kau harus lebih sering membaca sejarah negaramu sendiri dari pada membaca komik hentai."
Aku memutar mataku. "Aku tidak bisa membaca komik."
"Tapi dia bisa membaca majalah. Kau seharusnya menyebut majalah Playboy John." Ucap Sehun.
Aku kembali menempeleng kepalanya dan Sehun kembali meringis.
"Cerita macam apa?" Tanya Seulgi serius. "Jika cerita dari Duchess ini memang lebih menarik maka kita ganti tema."
"Kau juga tidak tahu ceritanya?" Tanya Johnny heran. Menatap Seulgi seolah-olah ada daun seledri tumbuh dari telinga gadis itu.
Seulgi hanya mengedikkan bahunya santai.
"Kalian semua benar-benar..." gumam Johnny. "The Duchess Of Darlington Han Soojung adalah satu-satunya manusia yang diyakini memiliki kemampuan untuk menjelajahi ruang dan waktu. Berkelana dari satu dimensi ke dimensi lain."
Kami bertiga menatap Johnny dengan alis berkerut.
Dongeng macam apa ini?
"Tahun 1974 seorang petani di Irlandia menyatakan dia telah berbicara dengan seorang wanita cantik berwajah oriental, saat dia diminta menggambarkan sosoknya, wanita itu sangat mirip dengan Duchess Han Soojung. Lalu di tahun 1990 seorang pelajar di San Fransisco sangat yakin bahwa kurir pengantar pizza yang datang ke rumahnya pada malam natal tahun itu adalah Duchess Soojung. Dan belum lama ini, sekitar dua atau tiga tahun yang lalu seorang pegawai perpustakaan umum di Jepang memberi pengakuan bahwa salah satu pengunjungnya terlihat sangat mirip dengan Duchess Soojung." Lanjut Johnny. Matanya menatap kami satu persatu. "Itu artinya, Duchess Of Darlington masih menjelajahi waktu hingga saat ini."