Putri Pov_
"Aku Pulang"
"Eh, non Putri dari mana aja? Ibu sama yang lain khawatir sama non. Apalagi den Adrian." jawab Bik inem sambil menyuruh ku untuk duduk di sofa ruang tamu.
Deg..
Deg..
"Segitu takutnya kah kau karna sudah berhasil selingkuh di belakang ku? Menyedihkan sekali!" gumam ku dalam hati sambil tersenyum palsu.
"Maaf bik, ada masalah sedikit jadi Putri pergi ke tempat teman Putri," balas ku asal.
"Maaf bik, Putri harus berbohong. Setidaknya untuk menguatkan hati Putri,"
"Putri masuk kamar dulu ya bik, Mama kemana?" tanya ku.
"Ibu lagi di kanar non,"
"Yaudah kalau gitu, putri ke atas dulu ya bik. Maaf sudah buat bik sama mang Kardi khawatir"
"Iya gak papa non,"
Dengan pelan nya aku melangkah ke atas menuju kamar Mama ku. Ketika sudah di depan kamarnya. Jantung ku berdetak tak karuan, aku harus bisa tenang ketika mama menanyakan kenapa aku tidak pulang.
Tok.. Tok.. Tok..
"Masuk" suara Mama dari dalam.
Saat ku buka knop pintu pelan kulihat mama sibuk dengan berkas berkas kantornya.
"Maa," lirihku pelan.
"Putri sayang, dari mana kamu nak? Mama khawatir, kamu gak ada kasih kabar ke mama," tanya mama sambil beralih memeluk ku dengan eratnya.
"Maaf Maa, tadi putri ke rumah teman putri" jawabku bohong.
"Teman yang mana sayang?" Tanya Mama sambil menarik ku untuk duduk di atas kasur.
"Eh..it.u.teman..putri... Intan Ma" jawab ku terbata bata.
"Kok kamu berkeringat gitu sih sayang? Ada apa? Cerita sama mama? Kamu gak bohong kan?"
"Eh,,gak Ma, Putri gak kenapa kenapa. Beneran deh"
"Yaudah kalau kamu gak kenapa kenapa, tapi besok besok kalau kamu mau pergi jangan lupa bilang Mama." balas Mamaku sambil beralih mencium puncak kepalaku.
"Iya Maa," balas ku pelan dan memeluk erat tubuh Mama yang selalu aku rindukan.
"Putri ke kamar dulu ya Mom,"
"Iya sayang"
Aku berjalan keluar dari kamar mama, ketika tangan ku ingin membuka knop pintu tiba tiba mama menayakan pertayaan yang membuat ku sesak dan lemas.
"Tadi ada pria yang mencari kamu, kalau gak salah namanya Adrian, dia siapa kamu sayang" Tanya mama sambil menatap ku dengan itens.
Deg..
"Bukan siapa siapa Maa" jawab ku pelan.
Entah kenapa rasanya dada ku sakit ketika tidak mengatakan bahwa Adrian adalah pacarku. Karna mengingat kejadian tadi pagi dan ini juga belum waktunya aku mengatakan kepada Mama.
"Oh yaudah kalau begitu. Kamu instirahat ya." balas Mama sambil berjalan kemeja kerjanya.
Aku berjalan ke kamar ku, ketika aku memasuki kamarku, entah mengapa rasa sesak itu datang lagi. Wajah mereka selalu muncul di pikiran ku. Air mataku pun tak bisa lagi aku tahan. Aku menangis untuk sekian kalinya merasakan sakit dibagian dadaku.
Aku berjalan menuju kasur ku dengan kaki yang gemetar entah sejak kapan, membaringkan tubuhku yang masih terasa lelah. Aku menagis sejadi jadinya. Tak perduli suara ku terdegar sampai luar kamarku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sacrifice Of Love
Romansa[Di revisi ketika cerita sudah selesai] Kalau jalan pakai mata dong, mata lo kemana sih" suaraku meninggi seakan murid yang berlalu lalang menatap kami dengan mata bertanya-tanya. _PutriPov_ Aku melihat nya dengan seksama. Wajahnya. Wajahnya begitu...