01.Take a bath

1.4K 159 35
                                    

Myungsoo mengernyit kening dalam tidurnya. Merasa terganggu dengan hawa panas yang muncul tiba-tiba. Dia juga merasa tengah memeluk sesuatu yang besar dan hangat. Tapi apa? Tidak mungkin ia memeluk bantalnya sendiri. Ini besar dan sama sekali tidak terasa seperti bantal.

Perlahan..ia membuka matanya. Mengerjab beberapa kali menyesuaikan cahaya yang menusuk penglihatannya.

Awalnya Myungsoo tidak merasa ada yang aneh. Mungkin karena belum sadar seutuhnya.

Disaat kesadarannya semakin pulih-Myungsoo membelalakan matanya. Spontan teriakan nyaring lolos dari mulutnya.

"KYAAA!!!"

-

-

-

-

Myungsoo pov

Aku mendorong tubuh Jiyeon yang memelukku dengan kuat sehingga membuatnya jatuh kelantai.

"Yak, myungsoo! Kenapa kau mendorongku?" serunya kesal.

"N-n-neo, kenapa kau bisa dalam kamarku?" tanyaku gugup dan menutupi tubuhku yang hanya terbalut celana pendek dengan selimut. Aishh., sudah berapa lama yeoja ini memelukku? Kenapa aku tidak sadar sebelumnya?

Jiyeon mendengus dan mengusap tangannya yang terbentur saat jatuh tadi.

"Aku kemari untuk membangunkanmu." ucap Jiyeon yang kemudian menampilkan senyuman genitnya. "Keunde Myungsoo-a, sejak kapan kau tidur bertelanjang dada? Kau tau, tadi aku hampir lepas kendali untuk menyentuhmu."

"M-mwo? Ya..apa yang kau bicarakan?"

Jeongmal! Benarkah dia seorang yeoja? Kenapa tanpa malunya dia berkata seperti ini didepan seorang namja.

"Sekarang kau keluar dari kamarku!" perintahku kesal. Yah, bagaimana bisa gadis ini sembarang masuk kedalam kamarku terlebih dengan seenaknya memelukku.

"Wae? Aku bisa menunggumu disini." Jiyeon kembali naik keatas kasur milikku.

Refleks aku segera turun dari sana, menghindarinya yang mungkin akan berbuat macam-macam padaku.

Jiyeon mengerucutkan bibirnya melihatku menghindarinya. Ia kemudian membaringkan dirinya diatas kasurku.

"Mandilah, aku akan menunggumu disini." ucapnya memejamkan matanya.

What? Dia menyuruhku mandi sementara dirinya masih berada dikamarku-diruangan yang sama dengan kamar mandi yang akan kugunakan nanti. Bagaimana kalau tiba-tiba gadis ini menerobos masuk saat aku masih mandi? Hal itu mungkin saja terjadi mengingat bagaimana sikap dari gadis agresif ini.Aku tidak akan bisa mandi dengan tenang walau sudah mengunci pintu kamar mandi.

"Akh!" Jiyeon tiba-tiba berseru. Ia terduduk dan menatapku dengan tatapan yang errrr...

Mesum??

"Myungsoo, apa kau mau aku memandikan-mu?"

"MICHEOSEO?" pekikku

Andwee! Kalian lihat sendirikan, betapa bahayanya gadis ini. Bagaimana bisa terlintas pikiran seperti itu dalam otaknya? Yah mungkin jika kami masih kecil dulu itu hal itu biasa kami lakukan. Tapi ini apa? Kami sama-sama sudah dewasa. Terlebih aku dan Jiyeon berbeda. Dia yeoja dan aku namja. Jeongmal,sebenarnya apa yang omonim makan waktu dulu mengandung Jiyeon? Yeoja itu sudah terlalu pervert.

Aku menghampiri Jiyeon dan menarik dirinya kuat berniat mengeluarkan dia dari kamarku.

"Kau tunggu diluar saja."

"Wae? Apa aku salah bicara?" jiyeon menahan tarikanku sehingga membuat kami terhenti sejenak.

"Aku hanya ingin membuat dirimu lebih bersih saja. Kau tahu kan biasanya kita mandi kadang kesulitan untuk menggosok punggung belakang kita."

Oh Tuhan,sebenarnya apa salahku sehingga mempunyai sahabat semacam Jiyeon?

Aku tidak menggubris perkataan Jiyeon. Melainkan kembali menarik dirinya yang kali ini lebih kuat.

"Cha-chakam. Myungsoo-a, ini sakit." rintih Jiyeon

Kuhempaskan tangan Jiyeon,ketika gadis itu sudah berada tepat diluar pintu kamarku. Kutatap tajam dan kesal pada dirinya

"Lain kali jangan pernah masuk kedalam kamarku tanpa izin!!"

"Wae? Kita sudah terbiasa masuk dalam kamar masing-masing. Kenapa sekarang kau melarangku??"

"Kau masih tidak tahu letak kesalahanmu? Jiyeon-a, kita sudah dewasa. Kau seorang gadis dan aku seorang pria. Sudah seharusnya kita batasi cara persahabatan kita dulu. Terlebih aku muak dengan sikapmu yang agresif itu. Kau terlihat seperti yeoja mesum dan menjijikan."

Ekspresi wajah Jiyeon sedikit terkejut. Entah aku salah lihat atau apa. Ia terlihat sedih dan terluka mendengar ucapanku.

Tapi..

Itu tidak mungkin.

Jiyeon bukan tipe gadis yang tepengaruh oleh kalimat-kalimat pedas. Ya, aku yakin itu.

Tanpa peduli Jiyeon, aku membanting pintu kamarku keras.

Aku lega.

Sekarang saatnya membersihkan diri dengan nyaman dan tenang.

Myungyeon mini series [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang