Luke POV
Pagi telah berganti malam. Sinar matahari yang tadinya menerangi bumi kini digantikan oleh bulan dan bintang. Aku menghirup udara kamar yang beraromakan cemara dengan pelan sambil duduk di sofa kamar. Saat aku melihat kearah komputer terlihat tulisan "Sekai No Heiki". Entah kenapa tiba-tiba saja aku teringat Haruhi. Apa mungkin benar aku telah jatuh cinta kepadanya? Entahlah tapi yang pasti saat ini aku ingin bertemu dengannya. Lagi pula ini masih jam 7 malam. Aku kemudian memutuskan untuk memainkan game SNH. Berharap Haruhi masih bermain.
"Start."
Ketika membuka mata, tubuhku telah berada di game Sekai No Heiki. Aku langsung saja berlari kearah kedai Rika. Terlihat cahaya dari arah kedai yang menandakan kedai tersebut belum tutup. Aku lalu menambah kecepatanku berlari. Dari luar kedai terdengar suara Rika-san dan Suya yang sedang ribut.
"Tiang, ini desa Altar bukan desa Altur!" teriak Rika.
"Tapi Ayam, nama kepala desanya itu Altur, berarti nama desanya itu Altur."
"Sekarang begini nama presiden amerika siapa?"
"Barak Obama lalu?"
"Kau ini!....Apa harus nama negara atau desa sesuai dengan nama penguasanya?!" teriak Rika kesal.
"Selamat malam," sapaku dengan perdebatan Rika-san dan Suya yang masih berlanjut.
"Ternyata kau Luke-kun, Tidak biasanya kau datang ke kedai Rika jam segini?" tanya Kei-kun sambil duduk di kursi kedai.
"Ya aku sedang mencari Ha-"
Sebelum kalimatku selesai aku langsung menutup mulutku rapat.
"Ha Siapa Luke-kun? Fia-san maksudnya?" ucap Suya yang berhenti bertengkar dengan Rika.
"Tidak...Tidak..Bukan dia!" ucapku gugup.
"Siapa maksudmu dia?"
Suara perempuan terdengar dari belakang. Dan aku mengetahui siapa pemilik suara tersebut. Dengan penuh keberanian aku menoleh ke arahnya.
"Siapa yang kau maksdu dia Okiru-kun?" ucapnya melangkah masuk ke dalam kedai dan duduk di sebelah Kei-kun.
"Maksudku adalah...Eeee teman...ya teman di game ini namanya Hagi."
"Oh..."
"Baiklah karena semua ada di sini, aku siapkan minum dan beberapa camilan untuk kalian. Aku juga ingin memberikan sesuatu."
"Pasti rasa camilannya tidak enak," ejek Suya lirih. Tapi walaupun lirih Rika-san masih bisa mendengarnya.
"Jaga kata-katamu, Tiang!!" teriak Rika sambil berjalan kearah dapur.
"Bagaimana kondisimu Kei-chan?" tanya Haruhi.
"Aku sudah lebih baik."
Haruhi yang mengetahui keadaan Kei-kun sudah membaik pun tersenyum. Senyuman indah melekat di bibirnya. Baru kali ini aku melihat senyuman seindah itu. Walaupun sebenarnya aku sangat ingin dia memberikan senyumannya padaku. Namun, itu hanya khayalan. Haruhi sepertinya memang mengkhawatirkan Kei-kun lebih dari teman masa kecil. Tapi, selama dia bisa tersenyum bahagia itu sudah cukup bagiku.
"Ini dia kue cokelat dengan jus jeruk," Rika lalu meletakkan 1 piring kue dan 4 gelas jus jeruk.
"Mana buatku?" ucap Suya karena Rika hanya menyiapakan 4 gelas jus jeruk.
"Buat sendiri sana!"
"Huh...dasar!"
"Rika-chan memang apa yang ingin kau berikan kepada kami?" tanya Haruhi.
"Oh ya...tunggu sebentar. Kalian duduk dulu dan nikmati hidangannya," ucap Rika berlalu pergi.
Kami kemudian mengambil beberapa kue yang di sediakan Rika. Sesekali kami berbicara tentang hal-hal yang cukup menarik. Aku merasa kasihan kepada Suya karena dia tidak kebagian jus.
"Ini dia," ucap Rika sambil meletakkan kardus di atas meja yang kosong.
"Ini untukmu Luke-kun."
Dia memberikan jaket berwarna hitam dengan sedikit warna biru. Di sisi depan sebelah kiri terdapat tulisan "Sikinosa".
"Ini untukmu Haruhi-chan."
Rika-san memberikan syal berwana hitam yang di bawahnya berwarna biru. Di sisi bawah syal itu terdpaat tulisan "Sikinosa".
"Ini untukmu Kei-kun, aku membuatkan ini agar tanganmu tidak sakit waktu memanah."
Rika-san memberikan sebuah sapu tangan berwana hitam dengan pinggiran biru. Di bagian depan sapu tangan terdapat tulisan "Sikinosa".
"Ini untukmu Tiang!" ucap Rika-san setengah berteriak.
"Kenapa kau memberikan ini?!"
Rika-san memberikan kain berbentuk segitiga dengan tali yang nantinya diikatkan ke pinggang. Kain itu berwarna hitam dengan tali berwarna biru. Di depan kain terdapat tulisan "Sikinosa".
"Sudahlah sudah baik kau aku beri."
"Dan ini untukku."
Dia memakai blazer berwarna sama seperti miliku dengan tulisan yang juga sama.
"Untuk apa semua ini Rika-san?" tanyaku.
"Aku membuat semua ini agar semua player SNH tahu jika kita satu party dan nama partynya adalah Sikinosa yang artinya penguasa dunia," ucap Rika.
"Betul juga kita belum menentukan nama party, kurasa Sikinosa nama yang bagus. Bagimana menurut kalian?" ucap Kei-kun.
"Ya aku setuju," ucap haruhi mengganguk.
"aku juga setuju," ucapku.
"Aku terserah ayam saja yang penting dia membuatkanku jus," ucap Suya.
"Kau masih mempermasalahkannya?"
"Tentu saja!"
"Sudah...Sudah. Baiklah berarti kita setuju bahwa nama party kita adalah Sikinosa."
"Ya," seru kami bersaaman.
Setelah penentuan nama dan berbincang-bincang sebentar, aku memutuskan ingin log out karena hari sudah semakin malam. Sebelum log out kami membantu Rika membereskan kedai dan menutupnya. Sekitar 5 menit kami selesai membereskan kedai Rika. Aku, Haruhi, Kei-kun, Rika-san, dan Suya kemudian log out.
***
Vote...Commend...Vote...Commend

KAMU SEDANG MEMBACA
Sekai No Heiki
AçãoExstefia Haruhi terlahir dikeluarga yang tidak harmonis. Dia melarikan diri ke dunia game untuk menghilangkan kepenatannya. Dunia yang penuh dengan pertarungan. Apakah Haruhi bisa melewatinya?