Dua Puluh (end)

1.8K 127 6
                                    

Jisoo setengah berlari pulang menuju apartemennya.

Tapi di jalan dia inget, kalo kotak P3K nya gak lengkap. Lebih tepatnya, kotak P3Knya kosong.

Jadi dia sempetin mampir ke apotek deket apartemen buat beli obat segala sampe es batu buat kompres luka lebam.

Jisoo lanjut lari-lari ke apartemen.

Sampe di depan, dia muter-muterin pandangan buat nyari sesuatu tapi gak ketemu.

Akhirnya dia masuk ke apartemen, siapa tau yang dicarinya ada di lobi.

Tapi ternyata lobi kosong.

Jisoo nunggu lift kerasa lama banget kalo lagi buru-buru.

Bangke!! Jisoo mengumpat sendiri.

Pintu lift terbuka, Jisoo masuk dan langsung menekan tombol 3.

Lift sampai di lantai 3. Jisoo langsung menuju ke pintu rumah nomor 303.

Tanpa ragu dia langsung menekan tombol password dan begitu kunci terbuka Jisoo langsung masuk ke dalam.

Tapi ruangannya gelap, sepi, dan kosong gak ada orang.

Jisoo menghela nafas lelah.

"Ini orang kemana sih?" Jisoo langsung keluar lagi dan berjalan menuju tangga rooftop.

Jisoo membuka pintu rooftop berharap yang dicari ada di sana tapi kemudian.

Jisoo cuma disambut angin sore itu.

Handphonenya berbunyi...

Taeyong

Taeyong
Jis gue minta maaf
Atas semuanya
SEMUANYA
Si Johnny otw
Jangan kaget
Gue juga babak belur

▪▪▪

Pintu lift terbuka di lantai 3.

Johnny berjalan pelan sambil megang pinggangnya.

Sumpah badannya sakit semua. Si Taeyong kayak cabe rawit. Kecil-kecil berantemnya pedes banget.

Kemudian ia mendengar pintu tangga menuju rooftop terbuka kemudian tertutup dengan cepat. Senyumnya terulas.

Tanpa ragu Johnny berjalan menuju tangga rooftop.

▪▪▪

"Jisoo..." sebuah suara memanggil namanya.

Jisoo melihat ke arah pemilik suara kemudian menutup mulutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jisoo melihat ke arah pemilik suara kemudian menutup mulutnya.

Lebih parah dari tragedi streetball!

Awas aja si Taeyong! Umpatnya.

Johnny tersenyum melihat Jisoo.

"Masih bisa senyum?!" Nada ngomong Jisoo gak nyantai

"Kalo liat kamu mah sakitnya langsung ilang." Jawabnya.

Sempet-sempetnyaaa! - Jisoo dan gue.

"Oh kalo gitu gak perlu di obatin ya?"

"Eh obatin ini sakit banget." Jawab Johnny melas sambil duduk di dipan.

Jisoo ikut duduk di dipan. Ia mulai membuka bungkusan obat yang barusan dibelinya di apotek.

Jisoo mengambil kain kasa dan menuangkan alkohol ke atasnya untuk membersihkan luka-luka di wajah Johnny.

Jisoo mulai dari luka di sudut bibir Johnny.

"Aww!!" Johnny meringis kesakitan.

"Jangan protes! Ini udah pelan." Omel Jisoo, Johnny tersenyum mendengarnya.

Kemudian hening.

Johnny sibuk menatap wajah Jisoo yang sedang serius membersihkan lukanya.

"Jis..." Johnny memanggil Jisoo.

"Hmm?" Jawab Jisoo.

"Aku mau jelasin semuanya. Sampe kamu ngerti." Lanjut Johnny.

"Kalo aku gak ngerti, aku boleh tanya?"

"Boleh. Tapi harus tunjuk tangan dulu." Jawab Johnny.

Keduanya tertawa kecil.

"Baiklah. Aku sambil dengerin." Jisoo selesai membersihkan luka di sudut bibir, sekarang pindah ke dahi Johnny.

Johnny menghela nafas berat.

Ini bakal jadi cerita yang panjang.

Johnny mulai menjelaskan dari gimana dia mulai naksir Seola sampe akhirnya Seola malah jadi kakak iparnya sekarang. Lanjut ke Seola yang tiba-tiba dateng dan bikin piknik mereka gagal itu karena Seola ngabarin kalo Hansol kecelakaan.

Terus masalah perusahaan Hansol yang bermasalah dan harus diurus lewat hukum dan keluarga ngandelin Johnny.

"Kak Seola waktu itu ada di rumah aku soalnya waktu itu udah malem. Gak mungkin kita ke rumah sakit dengan keadaan aku yang panik banget. Makanya kita mutusin buat berangkat besok paginya." Johnny menjelaskan soal Seola yang keluar dari kamar mandi-masuk kamar pribadi.

Jisoo manggut-manggut.

"Kenapa kamu gak pernah cerita kalo bang Hansol udah tunangan?" Tanya Jisoo.

"Itu karena aku belum selesai." Jawab Johnny.

Belum selesai urusan hatinya.

Jisoo tersenyum nanar.

Tanpa terasa luka Johnny udah dibersihin dan udah di kasih plester. Yang lebam-lebam tinggal kompres pake es batu.

Jisoo membereskan obatnya.

"Sekarang udah selesai. Selesai banget gak ada sisa!" Johnny berusaha meyakinkan Jisoo.

Jisoo sempat berhenti membereskan obatnya, sebelum kemudian lanjut lagi.

Setelah selesai, Jisoo bergegas berdiri dan berjalan pergi meninggalkan Johnny.

















Tapi kemudian Johnny berdiri mengejar Jisoo dan menahan lengan Jisoo.

"Jisoo." Panggilnya.

"Maafin aku." Lanjut Johnny.

Jisoo menatap wajah Johnny dan tangan yang menahannya bergantian.

Johnny yang tersadar kemudian melepaskan tangannya dari tangan Jisoo.

Jisoo tersenyum sebelum akhirnya...



















Jisoo memeluk Johnny.

"Kak Seola udah jelasin semuanya." Kata Jisoo di dalam pelukan Johnny.

Johnny masih bengong kaget.

"Tapi aku lebih ngerti kalo kamu yang jelasin." Lanjut Jisoo sambil mendongak menatap wajah Johnny dan kembali menempelkan wajahnya di dada Johnny.

Johnny tersenyum lebar dan membalas pelukan Jisoo lebih erat.













-End-



With love,

Sindi

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 16, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Unintended; Blackpink - NCT ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang