-3-

431 12 0
                                    

malam itu pun berlalu. keesokan paginya aku pergi ke kamar mandi, aku berendam di bath tub. fikiranku sudah campur aduk. aku ingin menghentikan semua ini dengan shawn karena tak ada kejelasan apapun mengenai hubungan ini. aku tak mau jika harus bercumbu dengannya tapi aku hanyalah teman untuknya.

aku memejamkan mataku. tak berapa lama seperti ada orang yang juga masuk ke bath tub itu. dan tentu saja itu shawn. ia duduk menghadapku.

"jessy. kenapa kau marah denganku?" tanya nya seraya menggenggam tanganku.

kau itu bodoh shawn. kau tak pernah peka terhadap perasaanku.

"aku hanya sedang tak ingin bicara." ah those lips kenapa aku selalu ingin mengecupnya.

aku ingin memberikan shawn gambaran, bagaimana rasanya jika ia menjadi diriku.

aku mendekatinya perlahan dan duduk diatasnya dan mengalungkan kedua tanganku dilehernya. bisa ku rasakan kuatnya tangannya yang berotot dan juga dadanya yang six pack itu. he is too hot for me. ia juga memelukku, mengeratkan tangannya dipinggulku. wajah kami saling bertemu. aku menciumnya berseling dengan menggigit bibirnya dan lidahnya. ciuman ini semakin panas saja.

bibirnya selalu terasa manis. rasanya aku tak ingin berhenti bermain lidah dengannya. shawn memang sangat spesial untukku.

ia menciumi leherku hingga ke payudaraku. ya tentu saja aku topless saat itu. tangan besarnya yang nakal itu berniat melepas tali g-string ku. namun ku menahannya. ia tertawa kecil. aku bisa merasakan senyumnya diciuman panas ini. ia meremas bokong dan juga payudaraku. aku mendesah nyaring, tapi kali ini shawn lah sepertinya yang sangat menikmatinya. aku bisa melihat wajahnya yang tampan itu tengah menikmati apa yang sedang terjadi di bath tub pagi ini.

disaat ia sudah sangat melayang dan ingin melepas tali g-stringku, aku pun langsung melepas ciumannya dan berdiri. aku segera memakai handuk dan keluar dari kamar mandi itu.

aku ke kamar dan memasang bajuku.

"jessy!" ia memanggilku dan keluar dari kamar mandi.

ia menarik tanganku.

"jessy, apa sebenarnya yang terjadi padamu."

"kau fikir aja sendiri. sekarang mendingan kau pulang, shawn. dan sepertinya untuk beberapa hari ini kita tak usah bertemu dulu."

"jessy, why? what's wrong with you?!"

"aku akan pergi sekarang, dan kau pakailah bajumu dan pulanglah." aku keluar dan pergi meninggalkannya.

..

lagi-lagi aku menangis karenanya. apa yang harus ku lakukan. apakah aku hanya sebagai pemuas nafsunya semata. aku bingung. tak pernahkah ia menganggap semua itu berarti.

aku duduk sendirian di taman dekat kampus. dibawah pohon lebat di pagi rabu di toronto.

"jessy?"

saat ku lihat, ternyata itu adalah dylan.

"uhm hi dylan"

"bolehkah aku duduk disebelahmu?"

"ya, tentu saja." jawabku tersenyum.

dylan masih saja manis dengan lesung pipi nya.

"bagaimana dengan project mu?" tanyaku.

"ah project yang membuat kita putus itu? haha" jawabnya tertawa.

"uhm ya. haha. konyol sekali."

"um ya. sorry jess. um karena aku sangat sibuk kita putus." nadanya bicaranya mulai merendah dan terdengar sedih.

"ah its okay. itu sudah berlalu." jawabku. sebenarnya aku meminta untuk putus karena memang aku dulu merasa hambar dengan dylan. kesibukannya hanyalah dalihku agar aku bisa putus dengannya.

namun entah fikiran apa yang tiba-tiba muncul dikepalaku ini. aku seperti ingin kembali berpacaran dengannya. ah bodoh.

"uhm, jessy." dylan memegang dan mengelus tanganku.

"maukah kau. um maksudku. aku tau ini terlalu mendadak dan terlihat bodoh. tapi, maukah kau jika kita memulai dari awal lagi?"

"ah. wow. dylan. ini sangat mendadak." aku terkejut mendengarnya. ternyata ia masih menginginkanku.

"ah jessy. kau tak perlu menjawabnya sekarang. uhm, bagaimana kalau malam ini kita jalan?"

aku berfikir, mungkin inilah kesempatanku untuk move on dari shawn. lagipula dylan adalah laki-laki baik. benar-benar baik.

..

seharian ini shawn mengirimiku pesan dan juga menelfonku. aku hanya mengabaikannya. aku benar-benar bingung jalan fikirnya. kenapa ia menghabiskan waktu untuk menghubungiku. aku bahkan bukan kekasihnya.

malampun tiba, kami janjian bertemu di sebuah caffee.

dylan masih saja manis seperti dulu. wajahnya gaya bicaranya maupun tingkah lakunya. aku akan berusaha untuk benar-benar menyukainya kali ini.

ia mengantarku pulang. kami menyanyikan lagu yang biasa kami putar berdua. sungguh menyenangkan malam ini bersama dylan.

setelah sampai di depan rumahku. aku telah berfikir keras untuk apa yang akan aku katakan padanya. ya mungkin ini kesempatanku untuk move on dari perasaanku terhadap shawn.

"dylan"

dylan menatapku.

"aku telah memikirkan ini, dan ya. ku rasa kita bisa memulainya dari awal lagi." ucapku tersenyum.

"benarkah jessline?" tanyanya girang.

aku mengangguk.

dylan mencium tanganku.

"umh apa kau ingin mampir sebentar?"

"ah tidak, aku ingin kau beristirahat malam ini." ucapnya tertawa kecil.

dylan tersenyum dan perlahan mendekat kemudian ia dengan lembut menciumku.

"goodnight, baby." ucapnya dengan senyum manisnya.

"goodnight.." balasku dengan senyuman.

... to be continue ...

feelings. [SM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang