-4-

363 12 0
                                    

pagi ini terasa berbeda. semua seperti terulang sama saat aku berpacaran dengan dylan.

ia menjemputku pagi ini. kami pergi ke kampus bersama. kami bergandengan tangan. ia tersenyum manis seperti biasanya.

dari kejauhan ku lihat shawn sedang melihatku. ku bisa membaca dari raut wajahnya. nampaknya ia tak suka melihatku bersama dylan lagi.

aku mencoba tak perduli akan hal itu. aku mengajak dylan untuk mengantarku ke kelas ku. kami berbeda jurusan. dylan berada di jurusan arsitek. sedangkan aku di jurusan kesenian dan musik. sama dengan shawn.

aku duduk disamping jendela. aku hanya ingin menyegarkan fikiran ku, mengenai keputusanku ini. aku tau jika aku berpacaran dengan dylan, maka tak ada alasan lagi untukku untuk bisa bersama shawn lagi.

aku harus terbiasa tanpa shawn. karena ia memang bodoh. ia tak pernah peka terhadap perasaanku.

jantungku berdebar saat shawn mulai masuk kelas. aku hanya menunduk saja. ku harap ia tak duduk disebelahku.

"jessline"

ah shit. shawn duduk disebelahku.

"uhm. shawn."

"jessline, kenapa kau tiba-tiba seperti ini?"

aku hanya diam.

"jess, apakah kau kembali bersama dylan?"

aku mengangguk.

"ah, baiklah. aku akan menjauh darimu. bye." ia berdiri dan pindah tempat duduk.

aku melihat kearahnya. entah kenapa hatiku sakit saat shawn berucap ia akan menjauhi ku dan saat kata bye keluar dari mulutnya.

rasanya airmataku akan menetes. shawn andai kau tau bahwa, aku mencintaimu.

..

sepulang kuliah, dylan telah menungguku di lokerku. ia memberiku coklat, aku memeluknya dan ia menciumku.

tepat saat itu shawn melewati kami. entah perasaan apa ini. hatiku sakit melihatnya tak acuh padaku.

..

beberapa hari kemudian.

aku menatap foto-foto ku bersama shawn. kami sudah berteman sejak pertama masuk sma. sebenarnya dikatakan teman juga bukan, lebih tepatnya sahabat. awalnya hanya berteman biasa, tapi keadaan berubah saat kami lulus sma. kami berbagi kecupan dan juga tempat tidur. i gave him every piece of me.

"shawn, i miss you." aku menangis sendirian dikamarku. pedih rasanya merasakan cinta yang hanya ku rasa seorang diri seperti ini.

dibalik jendela kamar, ku lihat cahaya yang sangat terang diluar. saat ku amati, ternyata itu adalah cahaya lampu dari mobil dylan.

dylan membawakanku pizza dan juga beberapa snacks lainnya.

"babe, where's luna?" tanyanya dengan coke bottle ditangannya.

"biasa, ia sedang bersama pacarnya dikamar" aku tertawa kecil.

"kau tahan mendengarnya? haha" candanya.

"aku hanya menyumpalkan telingaku dengan ipod." balasku tertawa.

"hahaha. uhm. babe. you always looks so stunning." ucapnya mengelus pipiku.

aku hanya tersenyum.

tiba-tiba dylan menggendongku ke kamarku. ia merebahkanku dikasurku.

dylan mengecup bibirku. aku membalas kecupannya. aku berusaha menikmati ciuman ini dengan dylan.

aku entah kenapa merasa sedang bercumbu dengan shawn. aku membayangkan dylan adalah shawn.

karena khayalanku ini, aku menggila. sama seperti saat aku bercumbu dengan shawn. aku membuka bajunya. dan begitupun ia. aku membiarkannya melepas bajuku dan juga rok ku.

ia menciumi seluruh tubuhku. aku mendesah kuat. ia memainkan payudaraku. lidahnya terasa sangat liar. aku tak bisa menahannya lagi.

tiba-tiba aku tersadar. aku membuka mataku lebar-lebar. itu adalah dylan. ya dylan. seketika ini semua terasa hambar.

aku ingin menghentikan dylan.

"uhhmm babee"

dylan masih saja mencium leherku dan tangannya meremas dadaku.

"dylann." teriakku.

ia berhenti dan menatapku.

"ya, babe?"

"aku ingin ke kamar mandi sebentar."

"uhm baiklah, tapi kau tak apa kan?"

"ya, i'm okay." aku tersenyum dan mencium pipinya.

aku memasang bra dan pergi ke kamar mandi.

didalam kamar mandi aku meneteskan airmataku. aku merindukan shawn. aku hanya menginginkannya.

aku merasa pusing. aku merasa pandanganku kabur. aku tak kuat lagi

..

"uhhhh uhmm" aku tersadar. aku bangun. ini sudah pagi. aku melihat luna dan dylan sedang menungguiku. aku bingung apa yang telah terjadi.

dylan langsung memelukku saat ku sadar. ia bercerita jika aku pingsan tadi malam saat aku ke kamar mandi.

dan luna menceritakan jika dylan tak tidur semalaman menungguiku hingga sadar.

aku merasa sangat bersalah kepada dylan. ini sama saja aku membohonginya. ragaku memang bersamanya namun hatiku hanyalah untuk shawn.

"dylan. i'm sorry."

"husttt husst.. it's okay. kamu harus beristirahat okay? bodoh sekali aku, tak mengetahui jika kau sedang sakit. aku lah yang harusnya meminta maaf." ucapnya seraya mengusap rambutku.

aku memintanya untuk pulang. awalnya ia menolak, tapi aku memintanya dengan sangat dan akhirnya ia mau pulang.

..

"pasti ini karena shawn, kan?" tanya luna.

aku mengangguk.

"huh! aku sangat sebal dengan shawn itu. kenapa ia sama sekali tak peka terhadapmu. sudah selama ini. aku sangat kesal dengannya!"

"sudahlah lun, mungkin aku memang tak menarik baginya"

"alahhh tak mungkin jess. you are so beautiful and hot as fuck jess. aku sangat kesal hatinya itu terbuat dari apa sih."

"aku juga tak tau."

"jess, kau istirahat saja dulu. aku akan memata-matai shawn hari ini. kau tenang saja."

"apa maksudmu dengan memata-matainya? apa kau sudah gila?"

"jess. kau diam saja. aku sudah gerah dengan shawn itu."

entah apa yang direncanakan luna. satu yang ku tahu pasti luna selalu ingin melihatku bahagia. aku sayang sekali padanya.

..

sudah seharian aku berada ditempat tidur, dan ini sudah sore. luna belum juga pulang. aku khawatir padanya.

aku bangun dengan muka kusut. aku melihat keluar jendela. aku melihat shawn memandangku diluar sana. ia tersenyum padaku. aku juga membalas senyumannya. namun disaatku berkedip, shawn sudah tidak ada. itu semua hanya khayalanku saja.

..

luna datang dan memberitahuku jika ia tidak menemukan shawn hari ini di kampus ataupun dirumahnya.

shawn dimana kah kau, aku sangat khawatir kali ini. kemana kah ia.



... to be continue ...

feelings. [SM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang