Riena PoV
AKU masuk ke supermarket di dekat rumah. Aku harus membeli banyak makanan dan minuman untuk mengisi kulkas yang kosong. Hampir tiap malam selama seminggu ini aku begadang, aku harus mengejar target untuk bisa menyelesaikan proyek dari si Koko.
Pekerjaanku kali ini agak nge-jelimet, tapi aku lega karena si Koko sudah menawarkan beberapa proyek lagi untuk ke depannya. Ternyata keputusanku untuk menerima tawarannya memang tidak salah. Walaupun harus mengorbankan waktu tidur untuk bisa memuaskan keinginan klienku itu.
Aku mengalihkan pandangan saat tanganku disentuh tangan lain yang sepertinya juga berniat mengambil buah kiwi yang sudah lebih dulu aku pegang. Aku hanya berusaha menggangguk sopan saat melihat siapa orang yang tidak sengaja menyentuh tanganku.
Aku berlalu dari bagian buah menuju tempat lain. Lebih baik mengalah dan mencari barang lain sebelum nanti kembali ke rak buah.
Aku membiarkan lelaki tadi memilih buahnya. Tidak perlu seperti di drama atau sinetron dengan adegan saling tersenyum saat cewek-cowok bersentuhan tangan karena tanpa sengaja memegang barang yang sama.
Aku memilih dan memasukkan beberapa kotak susu cair saat mendengar suara berbisik-bisik di dekatku.
"Eh, liat deh. Dia ke arah sini."
"Ya, ampun. Dia ganteng banget."
Aku melirik pada empat orang remaja yang berdesak-desakan seperti sedang terperangah melihat cowok yang tadi menyentuh tanganku mendekat ke arah deretan rak susu, tepat di sebelahku.
Aku menahan senyum melihat sikap mereka yang mencari modus mendekati si cowok dengan mengambil sebotol air mineral secara bergantian.
Aku meninggalkan remaja yang masih kasak kusuk dan si cowok dengan kembali menuju ke rak buah.
Setelah mendapatkan semua barang di list aku langsung menuju kasir karena aku ingin menyelesaikan belanjaku dengan cepat saat melihat cowok tadi seperti mengikutiku. Bukannya aku kepedean cuma risih saja saat si cowok yang mengikuti semua yang aku beli, apalagi ada beberapa wanita yang berbisik dan mencari kesempatan untuk bisa mendekatinya.
Aku meninggalkan supermaket dengan sedikit perasaan tidak suka, karena cowok tadi terus saja menatapku saat kami mengantri untuk membayar di kasir yang sama.
€€
"Mbak, ada tamu tuh." Aku memanggil Mbak Nam yang membantuku di rumah untuk membuka pintu saat mendengar bel rumahku berbunyi.
Aku menyisir rambutku saat mendengar langkah Mbak Nam menuju ke arah pintu utama.
Saat sedang mencari sepatu aku mendengar suara Mbak Nam sedang berbicara dengan seseorang. Aku berjalan menuju pintu masih dengan memegang sepatu dan ponsel untuk melihat siapa tamu yang datang ke rumahku.
"Siapa, Mbak?" tanyaku sambil memeriksa ponselku yang bergetar. Ternyata Munda mengirim pesan memintaku menjemputnya.
"Oh, ini tetangga sebelah rumah ngasih makanan, Non," jelas Mbak Nam.
Aku memang sempat mendengar ada penghuni baru di kompleks perumahan ini tapi tidak tahu rumah mana yang ditempati. Seminggu terakhir aku memang sering pulang malam dan tidak sempat berbicara banyak dengan Mbak Nam mengenai kondisi rumah dan sekitar.
"Oh, ya sudah aku pergi dulu, mungkin nginep di kos Munda. Mbak hati-hati di rumah, ya." Aku pamit pada Mbak Nam yang sedang memegang kotak makan.
Aku agak kaget melihat siapa tetangga baruku itu tapi aku tidak mau berprasangka buruk karena mungkin hanya kebetulan saja cowok yang menjadi tetanggaku adalah cowok yang sama dengan cowok yang mengikutiku di supermaket.
![](https://img.wattpad.com/cover/72234369-288-k721761.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Pesanan Riena
Romance️Saat cinta di masa lalu menawarkan pilihan yang tidak seharusnya, dibiarkan saja hingga dirimu terbakar secara perlahan atau segera menjauh? Riena Pratiwi: *Gadis manis yang alergi pada segala hal berbau dapur, *Jomlo kronis dan, *Penyuka segala ha...