"Air yang dingin, mengingatkan ku pada sikap mu selama ini,,, yang selalu 'DINGIN' sedingin es"
~Rheina T.
Happy reading:*
Mereka berlima sedang mengerjakan tugas kelompok Fisika, di sebuah cafe. Aneh rasanya, biasanya orang-orang mengerjakan tugas kelompok di rumah atau sekolah intinya tempat yang sepi, ini malah disebuah cafe. Ini semua adalah ide Sania.
"Kenapa disini? Kita kan mau kerkom," tanya Niko yang memulai obrolan, yang sejak tadi hanya saling diam.
Dan dijawab oleh Mikha dengan menaikan kedua bahunya yang mengartikan 'tidak tahu'. Bila Sania dan Aleta sudah datang suasana ini tidak akan terjadi. Suasana yang tidak diinginkan oleh Mikha atau bisa dibilang suasana yang paling ia benci!
Hanya keramaian cafe lah yang terdengar setelah pertanyaan Niko tadi. Rival hanya terdiam dari tadi, entah tidak seperti biasanya ia bertanya terus kepada Mikha.
"Hai guys," sapa kedua orang itu.
Niko membenarkan kaca matanya yang sedikit miring, sambil tersenyum ia menjawab. "Hai juga,"
"Hai," jawab Rival sambil tersenyum dan memperlihatkan lesung pipinya.
"Hiiii," jawab Mikha sambil melihatkan barisan gigi-giginya yang rapi.
"Maaf Mikh. Tadi si Leta tu lami pisan,"
Mereka pun mengerjakan tugas bersama sampai jam menunjukan pukul 16:45. Tugas mereka akhirnya selesai.
"Lo sama siapa Mikh?" tanya Rival.
Sania menggoda-goda Mikha yang sedang merapihkan buku-buku diatas meja. "Sendiri, Val."
"Ehmm, hmmm," goda Sania lagi sambil mengelus-elus lehernya.
"Kamu kenapa? Sakit?" respek Aleta.
"Ini aku keselek batu es,"
"Mana bisa batu es, bikin kamu keselek?"
"Pfttt"
🏠🎨👧
Di teras kamarnya Niko sedang melukis seseorang yang ia kagumi. Sambil tersenyum-senyum sendiri ia memandangi lukisannya yang hampir selesai.
'Wajahmu sangat cantik!'
Niko memang jago melukis, banyak piala kejuaraan melukis yang ia dapatkan.
Dorrrr...
"Anjir lo, dateng salam kek," ejek Niko dan dijawab oleh ketiga sahabatnya dengan cengiran dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Anjay, Rik. Sobat kita yang satu ini udah gede rupanya," celetuk salah satu sahabat Niko, yang masih memakai baju sekolah, yang bername-tag Angga. "Kayaknya baru kemaren disunat!"
"Wehhh, kenalin kekita-kita lah," timpal pria berjaket yang bernama Riki. Pria tampan dan setia kawan banget sama sahabat-sahabatnya.
"Emang si Niko masih kecil apa?" tanya salah satu pria yang masih tidak mengerti dengan hal itu, yang bernama Antonio. "Niko kan dah lama disunatnya. Nggak kayak lo, Ngga!"
"Kena batunya kau, Angga!" ejek Niko.
Niko membuang nafasnya, sampai terdengar. Dan ketiga sahabatnya hanya memberi tatapan tanya kepada Niko.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not perfect Twins
Novela JuvenilCover by : @Arachan16 💜💙 "Cinta itu nggak bisa diukur dengan rumus volume balok. p × l × t, karena Panjang-Lebar-Tinggi nya cinta nggak bisa dihitung, dan hanya mampu dirasakan lewat hati kita sendiri." -Mikha ...