🐯Sebelas🐆

49 13 10
                                    

Mereka pergi ke area balap motor liar. Mikha bingung bukan main, karena kakaknya tidak akan mengikuti balapan liar seperti itu, tapi mengapa dia mengajak dirinya ke sini?

Mikha mendengus, ia ingin bertanya kepada Gavin, disisi lain Gavin juga tidak senang, bila diajak bicara sewaktu mengendarai motor.

Mikha memberanikan dirinya. "Kak! Ngapain lo ngajak gue kesini?!" tanya Mikha setengah berteriak agar terdengar oleh Gavin.

"Nonton," jawab Gavin seadanya.

Mikha bernapas lega, sekiranya kakaknya tidak akan mengikuti hal tidak berfaedah itu!

Mereka berdua berhenti, Gavin mematikan motornya dan melepas helmnya, Mikha pun mengikuti Gavin. Mereka turun dari motor, dan berdiri didepan motor ninjanya.

Gavin menatap lekat-lekat orang yang ada di area balap.

Mikha melihat kearah mata Gavin. Lalu, Mikha memincingkan kedua matanya dan menemukan dua pembalap itu.

'Ayo Dib!'

'Ayo sel,'

'Semangat Diba!! Semangat Diba!!!'

'Selena pasti menang, semangat Sel!'

'Diba!!!Diba!!!'

Teriakan manusia-manusia itu sangatlah bersemangat, semangat 45 yang mereka pergunakan, seperti ingin berperang membela bangsa dan negara Indonesia!

Mikha melihat ke arah kakaknya yang sedang tersenyum ke arah pembalap tersebut walaupun pembalap tersebut tidak meliriknya sama sekali.

Mikha berdeham, Gavin tetap saja melihat ke arah pembalap-pembalap tersebut tidak mengubris dehaman Mikha.

"Kak!"

"Hm," jawab Gavin yang masih lekat melihat pembalap-pembalap itu.

"Kakak mau ngapain sih?"

"Jangan bawel deh! Gue ngajak lo kesini itu buat nemenin gue ngeliat mereka! Kalo gue ngajak Mevia pasti dia udah gacor banget!"

Mikha tidak menjawab kakaknya. Mikha menghebuskan nafas lelahnya. Ia bingung sejak kapan seorang Gavin senang melihat balapan motor liar, seperti ini?

Tidak ada perbincangan beberapa menit, sampai.

"Dia cantik ya, dek?"

Gavin memecahkan keheningan diantara mereka berdua.

"Siapa?" tanya Mikha sambil menatap kakaknya yang sedang mengarah ke satu pembalap itu.

"Diba," sorot mata Gavin tidak bisa dicari di kamus Mikha, Mikha juga heran dengan sorot mata itu. Ia mengacak-acak rambutnya, frustasi.

'Huffttt,'

'Sorot mata yang susah dimengerti adalah sorot mata orang yang sedang jatuh cinta!!! Apa kakak gue lagi jatuh cinta?!'

Kedua pembalap itu membuka helmnya sebelum memulai balapan, dan memperlihatkan dua makhluk tuhan yang sangat cantik. Gadis yang menggunakan jaket hitam-hijau itu. Ya, dia gadis yang sangat cantik, dibandingkan gadis disebelahnya.

"Maksud kakak, yang pake jaket hitam-hijau itu?" tanya Mikha hati-hati.

"Ya dia, dek. Dia beda dengan wanita lainnya. Gue kagum sama dia!" ucap Gavin,  tanpa sadar ia tersenyum melihat gadis itu.

'Tuhkan! kakak gue lagi jatuh cinta.'

"Suka apa kagum?!" celetuk Mikha.

Not perfect TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang