Alyssa Cantika, atau yang biasa dipanggil Ify. Gadis yang memasuki usia kepala tiga ini memiliki segala bagian di hidupnya yang dapat dikatakan sempurna.
Ia cantik, dengan kulit putih khas Indonesia miliknya yang khas, tubuhnya yang cukup tinggi dibandingkan wanita Asia lainnya. Lekuk tubuhnya yang proposional dan wajahnya yang terlihat muda. Ia juga memiliki seorang kekasih yang diidam – idamkan semua orang, dengan sikap romantis dan keperdulian yang luar biasa.
Sungguh Tuhan maha adil memberikan hambanya proporsi yang luar biasa.
Tapi dalam kenyataannya, hal itu tidak berlaku dengan kehidupan pekerjaannya. Ia hanya seseorang yang menjalani sebuah karir sebagai keharusan.
Pertama kali, Rio, sahabat perempuan itu bahkan berpikir ia adalah seorang penulis yang menghabiskan waktu dari sebuah kafe menuju kafe lain mencari inspirasi, atau seorang fashion designer sebagai pekerjaan yang cocok untuknya. Terutama dengan gaya pakaiannya yang berkelas namun tidak berlebihan menambah daftar panjang alasan orang – orang berpikir demikian.
But , hell no.
Ia terlampau lebih besar dari itu. Karena Ify yang sebenarnya jauh dari bayangan orang – orang tentangnya.
Ify dalam pekerjaannya adalah orang yang mampu berjalan tegak dengan blouse dipadukan blazer keluaran seorang designer ternama Indonesia yang disandingkan dengan rok selutut uang menampilkan kaki jenjangnya.
Jangan lupakan stiletto merah yang terpasang di kakinya. Perfecto!
Ia melangkahkan kakinya memasuki gedung tingkat mewah itu. Orang – orang menyapanya silih berganti dengan penuh kehormatan.
"Selamat pagi, Ibu Ify," Dan Ify akan memberikan senyuman tipis terpaksa sebagai jawaban. Oh, kemana gadis ceria itu pergi?
Life won't last forever, but yet it feel so long to actually end. The world is such a scary, fake place and you got nothing but to face it. Because when you weak, you will be trapped in a same circle forever, and you'll just stay there, whinning and crying, wishing one hero will help you to escape.
"Ibu Ify, ada banyak tawaran iklan untuk Gabriel, bagaimana jika kita terima?" Tanya Sivia, asisten pribadi Gabriel, sang artis ternama yang berada di bawah perusahaan Ify.
Perempuan itu melirik kertas – kertas tawaran di mejanya yang cukup banyak, bibirnya yang terpoles lipstick berwarna merah itu tersenyum sinis, "Mengapa harus?"
Sivia menghembuskan napasnya perlahan, mengontrol dirinya dari kekesalan yang luar biasa atas sikap dingin Ify, teman sekelasnya tiga tahun kebelakang. Andainya perempuan itu masih menjadi artis ternama dan dirinya yang menjadi asisten, seorang pasangan sahabat yang tidak bisa terpisah.
Terlalu disayangkan ia harus menerima perlakuan Ify yang seperti ini padanya, "Bukankah ini menguntungkan bagi Iel?"
Ify tersenyum sinis, "Jika Iel tidak ada kerjaan, kamu gak ada kerjaan juga, bukan?" Jawab Ify santai tanpa beban.
"Yasudah, batalkan semua jadwalnya dan tolak semua iklan itu, Sivia," Ucap Ify lagi dengan nada dingin.
Sivia menggeram, masih menahan emosinya yang ingin meledak, "Kenapa?"
"Karena calon suami aku harus mempersiapkan diri dengan pekerjaan barunya,"
***
This is the next chapter of the story. There will be 5 chapter and I hope you guys enjoys! Please vomment people. Love, Vanessa May.
KAMU SEDANG MEMBACA
Summer In Love (Finish)
Short StorySome love story to enjoy summer! Bahasa Indonesia