Ruangan apartement mewah yang berada di lantai teratas gedung ini begitu besar dan nyaman. Warna – warna maskulin memenuhi ruanggan ini, dengan sofa mewah di sudut ruangan lengkap dengan lemari kaca yang memperlihatkan kesan elegan dan kesuksesan pemiliknya.
Di kamar utama apartement ini, seorang pria menatap sebuah gambar dari layar laptopnya. Gadis yang cantik dengan rambut panjang dan kulit putihnya.
"Sampai kapan lo akan menjadi sahabat dia?" Seorang pria lain mengatakan kalimat itu dengan berdiri didepan pintu kamar pemiliknya.
"Sudah mencari informasinya?"
Jawab pria itu menyimpang dari pertanyaan. Ia masih belum berniat untuk menoleh dari layarnya.
"Mending lo berhenti. Sampai kapan lo mau tampil sebagai tukang bersih – bersih sang Tuan Putri?" Pria itu memberikan ejekan yang diabaikan Rio, ia sudah terbiasa dengan sahabatnya yang sembarangan ini.
"Gue udah terlalu lama dalam lingkaran ini, Cakka.," Balas Rio tanpa berniat menjawab pertanyaan sahabatnya.
Cakka menghela napas frustasi, bosan dengan sahabatnya yang terlewat bodoh di usianya yang sudah berada di tiga puluh-an. Terlalu tua untuk bermain petak umpet atau kejar- kejaran dengan orang yang ia cintai.
"Terserah lo," Cakka pasrah.
"Sudah mendapatkan informasinya?"
"Tentu saja. Lo tau gue dengan baik, bukan? Seperti yang lo minta," Jawab Cakka melemparkan sebuah map cokelat yang ada di tangannya sejak tadi.
"Semuanya, ada disini,"
***
"Am I going to be your love affair forever?" Tanya perempuan itu dengan nada sedih, ia sudah terlalu lama mengalah dan kini ia harus mengalah lebih jauh lagi. Ia tidak akan pernah rela orang yang ia cintai jatuh ke tangan orang lain.
Laki – laki yang ada di hadapannya menggenggam tangan perempuan itu erat, "Why not? I will get the company, money, fame, position, everything for you,"
"I don't need it," Perempuan itu membenci fakta ia tidak bisa melakukan apa – apa untuk hubungannya. Hubungan yang sudah berjalan bertahun – tahun lamanya, dengan semua pengorbanan yang telah ia lakukan.
"Don't be like this, love. You know I do it for you, right? And you know, love affair sound hot, I love to hear that,"
Goda lelaki itu pada orang yang ia cintai, satu – satunya perempuan dalam pikirannya. Perempuan yang awalnya bermuram itu mengangkat senyum, dan membiarkan lelaki itu memberikan kecupan hangat di bibirnya.
Mungkin, ia harus menunggu sampai hari lelakinya bisa menguasai semua obsesinya dan kembali padanya. Sepenuhnya.
***
"Apakah kau tidak bosan bertemu disini terus?" Ucap perempuan itu dengan nada sebal. Ia sudah berpikir ingin melakukan sesuatu yang menyenangkan, terlebih ditinggal tunangannya, Gabriel yang sibuk dengan urusan pribadinya.
Rio membalikkan badan, "Lalu kemana kau ingin pergi?"
"Tak tau, aku hanya bosan," Ify mengerucutkan bibirnya dan memberi wajah sedih. Rio menatapnya lama, menelusup dan mencoba memahami mata hati gadis yang ia cintai ini.
Ia sudah berjanji untuk menjadi sahabat yang baik, satu – satunya yang bisa perempuan itu percayai. Tapi ia juga sudah berjanji pada dirinya untuk mengatakan kebenaran secepat mungkin, takut perempuan itu semakin terluka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Summer In Love (Finish)
Short StorySome love story to enjoy summer! Bahasa Indonesia