Anne berdecak kesal ketika mendapati pakaian yang berada di atas tempat tidurnya. Pakaian yang dipilihkan langsung oleh Trevor. Ia mendesis ketika melihat bra dan celana dalam berwarna merah terang yang dipilih Trevor.
"Dasar Butler mesum!"
Anne melangkah ke luar dari kamarnya setelah selesai berpakaian dan menggunakan sedikit polesan make-up. Trevor berdiri di depan kamar tidurnya.
"Ganti dengan celana yang kupilihkan tadi, Anne." ujar Trevor tajam.
"Tidak mau!" balas Anne tak mau kalah. Ia memilih keluar dengan mini skirt hitam beberapa senti-meter di atas lutut.
"Kau ingin aku yang memakaikan celana itu padamu?" tanya Trevor.
"Aku tidak mau pakai celana!" balas Anne keras kepala.
"Baiklah, aku yang akan memasangkan celana itu padamu." ujar Trevor serius, ia menarik Anne untuk kembali masuk ke kamar.
"Sialan! Aku akan pakai sendiri celana sialan itu!" jerit Anne kesal. Ia kembali masuk dan membanting pintu di depan wajah Trevor. Sementara Trevor hanya terkekeh melihat sikap kekanakan Anne.
***
Setelah perdebatan yang panjang dan cukup melelahkan, akhirnya Anne kini sedang duduk di meja makan dan menyantap sarapan paginya.
"Duduk dan makanlah Trevor." ujar Anne.
"Tidak apa-apa, Anne. Selesaikan sarapanmu, kita akan berangkat ke kantor setelahnya." ujar Trevor.
Anne meletakkan garpu dan pisaunya kembali.
"Jika kau tidak sarapan, kita tidak usah ke kantor." ujar Anne dengan smirk di sudut bibirnya.
Trevor mendesah, akhirnya mengalah pada Anne. Ia mengambil duduk di sisi kiri Anne, seorang maid mendekat dan menuangkan kopi hitam ke cangkir milik Trevor. Keduanya menyelesaikan sarapan dengan tenang.
Dering ponsel Anne menginterupsi kegiatan sarapan mereka yang sudah hampir selesai.
"Halo, ya Ray!" nada antusias yang Anne lontarkan berhasil menghentikan gerakan Trevor yang sedang meraih cangkir kopinya, cangkir keduanya. Trevor melirik Anne melalui ekor matanya.
"Ya! Tentu saja Ray ..., kau bisa datang ke mansion! .... Ya! Sampai nanti." ujar Anne kembali meletakkan ponselnya ke dalam clutch bag miliknya.
"Trevor, jam berapa jadwalku berakhir?" tanya Anne.
"Kau belum memulai apapun malah mempertanyakan akhir schedule?" ujar Trevor datar.
Anne mengernyit mendengar nada suara Trevor, ia memilih mengedikkan bahunya. Suasana hatinya sedang sangat baik dan ia tak ingin merusaknya hanya karena berdebat dengan Trevor.
Keduanya beranjak dari meja makan dan keluar dari mansion. Trevor mengambil alih mobil yang sudah disiapkan oleh salah satu pengawal keluarga Phantomhive. Anna yang semula ingin duduk di belakang namun mengurungkan niatnya ketika Trevor melemparkan tatapan yang seolah mengatakan 'coba saja kau duduk di sana!'. Mobil mewah itu bergerak meninggalkan mansion Phantomhive setelah Anne duduk di sebelah Trevor.
***
"Untuk setting awal saya memutuskan pilihan pada Baker Street. Kalian bisa menggunakan semua fasilitas yang kalian perlukan di sana." ujar Anne.
Saat ini, Anne sedang mengadakan rapat bersama sutradara dan juga beberapa staf penting yang akan bertanggung jawab dalam pembuatan film yang berjudul 'The Madness' yang berkisah tentang seorang pemuda Bangsawan kaya yang memiliki kehidupan dan kepribadian ganda dan seorang wanita dari keluarga miskin yang akan terlibat dan memiliki hubungan asmara dengan pemuda Bangsawan tersebut.
"Miss Phantomhive," panggil salah seorang staf dan melanjutkan setelah Anne mengangguk, "bagaimana dengan pengunjung dan lain-lainnya?" tanyanya.
"Trevor," ujar Anne dan Trevor mengangguk. Ia menjawab pertanyaan dari staf tersebut beserta pertanyaan-pertanyaan lainnya. Beberapa staf tampak terkejut awalnya ketika mendapati seorang CEO yang menduduki predikat 3 besar pengusaha muda sukses berada di sana dan berlaku layaknya sekretaris atau bahkan asisten. Namun, mereka mengenyahkan keterkejutan tersebut setelah mengingat kembali pesan Ryan sang sutradara yang sudah menjelaskan perihal bahwa Anne yang merupakan seorang Lady dan Trevor yang merupakan Butler pribadinya.
"Ya! Sekian hari ini, terima kasih atas waktu kalian. Kerahkan segala usaha kalian dalam proses pembuatan film ini," tegas Anna. Yang disahut dengan anggukan mantap.
"Selanjutnya Anda memiliki pertemuan dengan pihak Nihon Group mengenai kerja sama Phantom Group di Jepang." ujar Trevor formal. Ia memberitahukan jadwal Anne setelah peserta rapat meninggalkan aula.
"Aku tidak suka kau berbicara seperti itu." tukas Anne jengkel.
"Seperti itu bagaimana?" ujar Trevor sembari menaik-turunkan alisnya.
Anne melemparkan pulpen ke arah Trevor yang ditangkis dengan lengan pria itu.
"Darn it! Trevor! Stop talking in such a stupid arse manner when we're alone!" maki Anne.
"Language, Anne. You're a Lady, be good girl." ujar Trevor dengan geraman.
Bersambung....
KAMU SEDANG MEMBACA
Self-centred Lady and Arrogant Butler [HIATUS]
RomanceMarianne J. Phantomhive. Seorang Nona Muda di sebuah Manor House keluarga terpandang di Inggris, Phantomhive. Ia dibesarkan dengan penuh kasih sayang dari keluarganya. Ia tumbuh menjadi seorang Lady yang penuh dengan rasa percaya diri, egois, kekan...