Phantom Enterprise Holding Inc.
Josh menghela napas dan merenggangkan dasi yang terasa mencekiknya. Ia baru saja menerima kabar dari Jade bahwa Ratu telah mengirimkan utusan beserta surat ke kediaman Phantomhive.
"Josh! I'm coming!" seru Anne antusias setelah menerobos masuk ke ruangan Josh.
"Astaga, Anne! Kau mengejutkanku," ujar Josh yang hampir saja terjungkal dari kursi CEO-nya.
"Ups! Maaf, Josh! Aku tidak sengaja." ujar Anne enteng.
Josh hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah adik bungsunya itu. Sebenarnya, Josh sedikit lelah dengan rutinitasnya sebagai CEO. Sementara Jade hanya akan datang ke perusahaan jika sedang urgent saja. Saudara kembarnya itu lebih menyukai kebebasannya bekerja sebagai pelaksana perintah ratu dibandingkan bekerja di ruang tertutup seperti ini
"Ada apa, Anne? Tidak biasanya kau mengunjungiku," ujar Josh kemudian berdiri lalu mengajak Anne untuk duduk di sofa yang berada di tengah-tengah ruang kerjanya.
"Aku datang karena aku ingin kau mencoba masakanku, Jade tidak bisa dihubungi. Makanya aku bergegas menuju ke Kakakku tersayang ini." ujar Anne dengan semangat menata kotak makanan yang ia bawa ke atas meja.
"Oh... jadi, kau kemari karena tidak ada Jade? Aku hanya pelarian saja?" ujar Josh terdengar merajuk.
Anne menegakkan kepalanya dan menatap Josh kesal.
"Tentu saja tidak, Josh! Kurang ajar sekali kau! Apa seperti itu penilaianmu kepadaku?" sentak Anne yang emosinya melejit seketika.
"Astaga, Anne, sayang. Tentu saja tidak, aku hanya bercanda." ujar Josh terkejut dengan respon Anne.
"Lantas mengapa kau berkata seperti itu, Josh? Kau ingin kuhajar dengan Aikido, hah?" sergah Anne, masih marah.
Josh berpindah duduk ke sebelah adiknya. Ia merangkul Anne dan mengelus rambutnya.
"Maafkan aku, ya? Aku tidak bermaksud seperti itu, aku sedang pusing." ujar Josh pelan, suaranya terdengar lelah.
"Ada apa sebenarnya, Josh? Apakah ada masalah? Aku akan membantumu, sebisaku." ujar Anne yang kini emosinya sudah mereda.
Jika ia tidak bisa menang ketika berdebat dengan Jade, maka Anne tidak bisa berlama-lama untuk marah pada Josh.
"Aku lelah, Anne. Perusahaan kita sedang berada di puncak kejayaan, dan tentu saja semakin besar tanggung jawab yang kuemban untuk mempertahankan serta meningkatkan kejayaan Phantom. Semuanya benar-benar menguras tenagaku." ujar Josh menyandarkan kepalanya di bahu Anne.
"Kenapa Josh? Kulihat kau melakukannya dengan sangat baik," ujar Anne.
"Aku melakukan semuanya dengan baik karena aku tidak ingin mengecewakan Father, kau tahu kan Anne. Father menaruh harapan yang sangat besar kepadaku, si anak sulung." ujar Josh lelah.
Anne berdiam diri sejenak, berusaha mencerna ucapan Josh. Kesadaran menghantamnya ketika mengingat apa saja yang telah Josh lakukan selama ini. Josh selalu saja sibuk dengan urusan perusahaan, belum lagi urusan yang berhubungan dengan keluarga kerajaan. Sementara yang ia lakukan hanya berfoya-foya, bersenang-senang, tanpa memanfaatkan ilmu yang sudah ia terima. Sebagai seorang Phantomhive, sudah seharusnya ia bertanggung jawab.
"Aku akan membantumu, Josh!" seru Anne dengan antusias hingga membuat Josh berjingkat kaget.
"Benarkah, Anne?" tanya Josh dengan wajah sumringah.
"Tentu saja, Josh." sahut Anne serius.
"Bagus sekali, Anne. Aku ingin kau mengambil alih tanggung jawab atas proyek yang akan kita tangani Bersama MadTown Production." ujar Josh dengan senyum cerah di wajahnya.
"MadTown Production? Rumah produksi yang sedang gencarnya memproduksi historical romance?" tanya Anne mengernyit penasaran.
"Tepat sekali! Kali ini, mereka akan syuting di London dan kita bertanggung jawab atas lokasi dan juga properti yang akan digunakan." ujar Josh menjelaskan.
"Menarik sekali," ujar Anne sembari meneliti file yang memuat tentang proyek yang akan ia tangani. Well, singkatnya ia akan menjadi perwakilan dari Phantom Kingdom Funiture. Rautnya wajahnya berubah sumringah ketika melihat nama yang tertera sebagai director pada film tersebut.
"Uncle Ryan as the director? Really? Godness! I can't wait for it!" seru Anne antusias.
"But, Anne ... I'm really sorry for saying this." ujar Josh dengan nada yang benar-benar menyesal.
"For?"
"Alexa will take the role as the lead character." ujar Josh dan Anne memandang Josh dengan ekspresi 'you must be kidding, right?'
Bersambung....
KAMU SEDANG MEMBACA
Self-centred Lady and Arrogant Butler [HIATUS]
RomanceMarianne J. Phantomhive. Seorang Nona Muda di sebuah Manor House keluarga terpandang di Inggris, Phantomhive. Ia dibesarkan dengan penuh kasih sayang dari keluarganya. Ia tumbuh menjadi seorang Lady yang penuh dengan rasa percaya diri, egois, kekan...