5

2.4K 165 24
                                    


Sleep With The Devil

5


*


Sudah hampir dua minggu Tiffany terisolasi di dalam ruangan putih ini, tidak dapat keluar sama sekali. Hari-harinya ia lalui dengan menatap ke luar jendela lantai dua ke pekarangan rumah Jongin. Ia merasa begitu muak dan frustrasi karena bosan. Setelah memaksakan kehendaknya malam itu, Jongin tidak pernah mengunjunginya lagi.


Mungkin dia sedang bersenang-senang dengan kekasih barunya, Tiffany mencibir, mencoba mengabaikan perasaan seperti tercubit di dadanya. Tetapi kalau memang benar begitu, kenapa lelaki itu tidak melepaskannya saja?


Apakah karena lelaki itu tahu bahwa ia berniat membunuh, jadi dia menawan Tiffany di sini karena menganggap perempuan itu sebagai ancaman yang berbahaya? Kalau begitu kenapa Jongin tidak membunuhnya sekalian?


Beberapa lama terpaku di jendela, Tiffany menyadari bahwa ada kesibukan yang tidak biasa di luar sana. Beberapa mobil tampak lalu lalang keluar masuk rumah Jongin yang biasanya lengang.


Sehari-hari pemandangan yang didapat Tiffany hanyalah pemandangan pengawal-pengawal Jongin dan beberapa pelayan yang lewat di halaman depan rumah. Namun kali ini Tiffany melihat ada mobil bunga dan mobil cathering. Apakah Jongin akan mengadakan pesta? Kalau iya, mungkin saja kesempatan Tiffany untuk melarikan diri bisa muncul kembali.


Sedang larut dalam lamunannya, tiba-tiba pintu ruangan putih terbuka. Tiffany bahkan tidak menolehkan kepalanya sedikitpun, karena yang masuk ke kamar ini selalu hanya Seojoon yang mengantarkan makanan, dan pelayan yang membersihkan ruangan serta membawakan pakaian ganti untuknya dengan masih di bawah pengawasan Seojoon.


Tiffany tidak pernah berinteraksi dengan Seojoon lagi setelah kejadian kemarin, dan sepertinya lelaki itu juga tidak berniat untuk mengajaknya berbicara. Lagi pula rasa bersalah yang ditanggung Tiffany terlalu besar. Karena dialah Seojoon dihajar oleh Jongin, bekas-bekas hajaran itu masih ada dari memar-memar di wajah Seojoon dan hidungnya yang patah.


Setiap melihat Seojoon, Tiffany disergap perasaan ngeri dan rasa bersalah yang luar biasa. Jongin mengancam akan membunuh siapapun yang lengah dan membiarkan Tiffany lolos.


Apakah sepadan mengorbankan satu nyawa demi meloloskan diri?


Tiffany memang tidak kenal dengan Seojoon, tetapi kalau mendapatkan kebebasan dengan mengorbankan nyawa orang lain, tetap saja terasa tidak benar baginya...


"Tiffany."


Itu suara Jongin. Tiffany terlonjak saking kagetnya. Dia menolehkan kepalanya, dan Jongin-lah yang berdiri di tengah ruangan, lelaki itu tadi sepertinya terdiam, mengamati Tiffany yang sedang melamun sambil memandang Tiffany yang sedang menatap ke luar jendela.


Otomatis Tiffany mengepalkan tangannya, reaksi impulsifnya ketika menyadari aura Jongin yang berkuasa memenuhi ruangan.

[EPILOG!] KAIFANY - Sleep With The DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang