10

1.6K 158 60
                                    


Sleep With The Devil

10


*


Tiffany tertegun. Ulang tahunnya yang ke-25 sebentar lagi. Bagaimana Jongin bisa tahu detail hari lahirnya? Ia tertarik, tetapi ia akan memuaskan Jongin jika mengiyakan perintah pria itu. Mungkin memang itu tujuan Jongin, supaya ia berhenti membiarkan hujan mengenai kulitnya dan mengikuti pria itu?


"Aku akan menyusulmu nanti jika aku sudah puas di sini."


Api menyala di mata elang Jongin—terlihat jelas pria itu mencoba menahan diri.


"Terserah. Nanti temui aku di ruang kerja." Suaranya lebih seperti geraman, kemudian membalikkan badan dengan marah.


Setelah puas menikmati hujan, Tiffany masuk ke kamarnya untuk berganti pakaian dan makan malam. Ia sengaja tidak menemui Jongin, lagipula sepertinya pria itu tadi hanya asal bicara tentang hari ulang tahunnya.


Jongin tidak mungkin sedang menunggunya. Untuk apa seorang sibuk sepertinya menyempatkan waktu untuk Tiffany kecuali untuk bercinta?


"Kenapa kau tidak menemuiku?" Suara yang muncul dari kegelapan itu mengejutkan Tiffany. Ia menajamkan matanya dan mendapati Jongin duduk di antara keremangan kamarnya.


"Kenapa kau masuk tanpa izin ke kamarku?" Tiffany berteriak kesal, tangannya meraba-raba saklar di lampu dinding, berusaha membunuh kegelapan yang menyelubungi Jongin. Serius, Jongin tampak lebih menyeramkan di antara cahaya remang itu.


Ketika lampu menerangi seisi ruangan, ia melihat Jongin duduk di sofanya dengan santai—hanya memakai piyama sutra berwarna hitam dan sebelah tangannya memegang gelas piala. Ia melirik ke arah botol Brendy yang entah berasal dari mana.


Apa dia mabuk? Jantungnya mulai berdegup kencang. Dalam keadaan sadar saja, emosi Jongin sudah bisa ditebak, apalagi dalam kondisi mabuk?


"Apa yang kau lakukan di sini, Jongin?"


Jongin mendengus seraya menatapnya tajam. "Kau pikir apa? Aku menunggumu di ruang kerjaku, kemudian menyadari bahwa kau, dan kepalamu yang keras kepala itu memutuskan untuk melawanku."


Tiffany mundur ke belakang, melirik pintu putih itu—berusaha sedekat mungkin di sana. Sehingga ketika Jongin berulah di luar batas, ia bisa segera melarikan diri.


Jongin tersenyum melihat tingkah Tiffany.


"Kau seperti kelinci ketakutan lagi, Tiffany. Apa kau takut aku akan melakukan sesuatu yang kejam? Seperti mencampurkan obat di minumanmu atau...melemparmu dari balkon lagi?"


Jongin menyeringai, meletakkan gelasnya dan berdiri mendekati Tiffany.


[EPILOG!] KAIFANY - Sleep With The DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang