Bunyi hentakan pintu diiringi langkah yang tergesa-gesa membuatku menoleh ke dalam kamar. Aku tahu ini akan terjadi dan aku belum siap untuk menghadapinya. Ini bukan keinginanku bukan pula impianku namun apa daya jika ini memang takdirku aku akan menjalaninya meskipun ini sesusah berjalan diatas retakan kaca yg berserakan,jika aku melangkah maka hanya luka dan rasa sakit yang akan ku dapatkan.
"Katakan, apa maksudmu menyetujui pernikahan ini, hah?."
Alvin berdiri tepat di depanku dengan sorot mata tajam berapi-api. Nafasnya tidak teratur dan ada bulir-bulir keringat di dahinya. Aku mengambil nafas sejenak, menghirup udara malam yang tiba-tiba terasa amat dingin. Mencoba menata kata dalam pikiran agar aku tak salah ucap nantinya.
"Assalamu'alaikum." ucapku setenang mungkin. Mencoba mencari celah kesabaran yang tersisa dalam dirinya agar ia lebih tenang sedikit.
"Perlukah aku mengucapkan salam untuk orang sepertimu,hah?."bentaknya
"Sekarang katakan apa pembelaanmu untuk masalah ini?."sambungnya
"Saya tidak mungkin menolaknya mas,karena ini permintaan orang tua kita dan merupakan wujud bakti saya kepada orang yg membuat saya ada di dunia ini."
"Kita?, oh ya ampun.sejak kapan ada kata kita di antara kamu dan aku?Kalau kamu sedang bermimpi maka segeralah terjaga. Aku tidak sudi menikahi wanita benalu sepertimu."
Setiap kata yang keluar dari bibirnya bagaikan anak panah yang tiada hentinya menghujam hati ini,begitu terasa hina diri ini di matanya dan tanpa ampun dia membubuhi luka itu dengan racun padahal akupun tak menginginkan hal ini.Kami disini adalah korban dari sikap kekanak-kanakan kakakku. Ku kuatkan hati dan dengan lantang aku menantangnya
"Kenapa?apa karena kami serupa? Kamu tidak bisa menerima kenyataan kalau dia memilih meninggalkanmu?."
"Apa kau menantangku?, kalau kamu sangat ingin merasakan berumah tangga denganku maka baiklah aku akan menikahimu dan bisa kupastikan hanya luka yang akan kau dapatkan."balas Alvin dengan berang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Mempelai Pengganti (Perfectly Halal Series 1)
RomanceAlvin, calon pengantin pria yang ditinggalkan oleh calon mempelainya tiga hari sebelum akad nikah seharusnya dilaksanakan. Tami, adik sang calon mempelai yang terpaksa menggantikan posisi kakaknya yang kabur tanpa sebarang pesan. Alvin mengira akan...