Part 1 ❤

1K 28 8
                                    


Mengharapkan hal yang tak pasti sama saja dengan memberikan angan palsu dalam hati kita.

Fana POV.

Hai, perkenalkan namaku Mahreen Shafana Almahyra, panggil saja Fana, Sekarang aku duduk dikelas X1 SMA 8 Jakarta.

Siang ini cuacanya sangat panas, ditambah lagi jalanan Jakarta yang macet membuat ku sangat gelisah karena apa? Karena siang ini aku harus mengikuti ekskul kesukaanku yaitu PRAMUKA terdengar aneh bukan? Ya memang tidak banyak cewek mengikutinya karena alasan takut panas, kecapekan, dan masih banyak lagi alasan lain. Tapi menurutku ini sangat menarik. Aku juga merasa bangga menjadi salah satu anggotanya.

"Duh, lima belas menit lagi nih" gumamku, setelah melihat jam tangan menunjukan pukul 13:50.

"Pak ujang ini masih lama ya?" tanyaku kepada sopir yang ada didepan.

"Iya Fan" jawab Pak Ujang.

"Gimana ini pasti bakal telat" aku hanya terdiam pasrah, karena apa? Apabila ada anggota yang terlambat pasti akan diberi hukuman, aku tidak ingin terlambat kumohon.

Pandanganku terfokus kepada cowok yang ada di sebrang jalan.

"Eh, itu kan Adam?"

Tanpa berbicara apapun aku langsung membuka pintu mobil dan keluar menghampiri pengendara motor yang ada disebrang jalan. Meskipun macet dan panas aku tetap melewati mobil dan motor tersebut.

"Hai Adam, to the point aja gue numpang ya" kurasa ini sangat memalukan tapi demi tidak terlambat aku rela seperti ini.

"What? Numpang? Gak salah lo?" tanya Adam sambil tertawa karena ucapan ku.

"Pliss, gue udah kesiangan nih, soalnya jalannya macet banget, tolong ya Adam" karena bukan ini aku tidak mau memasang muka memelas.

"Oke nona..., yaudah naik jangan lupa pegangan" ucapnya, kemudian menstater motor besarnya itu.

Tanpa basa basi aku langsung naik dan motor itu melaju bagaikan kilat, walaupun keadaan macet Adam ahli dalam menerobos mobil dan motor yang ada disekitarnya.

Author

Mereka datang tepat jam 2 kurang 5 menit. Motor yang dikendarai Adam sudah terparkir ditempatnya sementara Fana masih duduk diatas motor dengan muka pucat.

"Eh,Fan lo gk bakal turun?" tanya Adam yang bingung sekaligus ingin tertawa melihat ekspresi wajah Fana.

Fana kemudian turun tubuhnya gemetar disertai keringat dingin.

"Adam...kenapa gk pelan pelan sih bawanya kalo gue mat..."

Adam memotong perkataan Fana menempelkan jari telunjuknya ke bibir Fana mampu membuat dia terdiam tanpa bicara apa pun.

"Sttt... yang penting kan selamat? Udah kesana ntar lo kesiangan" ucap Adam, mampu membuat Fana tanpa mengeluarkan kata kata dan lari ke lapangan utama terlihat anggota lain belum pada berkumpul.

Untung gak kesiangan gue -batin Fana.

Heart ScratchesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang