Part 2 ❤

614 21 3
                                    

Jangan sampai apa yang kita inginkan selama ini akan membawa dampak buruk sehingga semua akan mulai terlihat tidak menyenangkan pada akhirnya.


"Fana sayang..." terdengar suara mama Fana yang memanggil dari luar kamarnya.

"Fana sarapan dulu sekarang" ucap mamanya dari balik pintu.
Fana sibuk dengan merapihkan baju seragam putih abu abunya.

"Iya ma,bentar lagi Fana kebawah"

Fana kemudian turun dari tangga dan menuju ke meja makan yang disana sudah ada kakak perempuan,mama,dan papa yang menunggu sejak tadi.

"Pagi, maaf nungguin Fana" Kata Fana dengan tersenyum manis.

"Udah sarapan dulu.." ucap Adel kakak perempuan Fana.

"iya kak" Fana langsung duduk disebelah kak Adel. Fana memotong sepotong sosis dan melahapnya.

"Udah yah ma,pah Fana berangkat dulu" sambil mencium punggung tangan kedua orang tuanya.

Fana mengambil ransel merahnya di sofa dan langsung berangkat di antar pak Ujang sopir yang selalu antar jemput Fana. Mereka yang ada di meja makan hanya aneh melihat sikapnya pagi ini.

"Fana...." seseorang memanggil dari gerbang sekolah, Fana menoleh kearah panggilan tersebut.

"Adam..." ucap Fana setelah Adam menghampirinya.

"Lo kenapa Fan? Muka lo cemberut mulu dari tadi kayak belum dikasih makan berhari hari aja ?" Tanya Adam asal, membuat Fana marah.

"Peduli apa lo? Gue males liat lo" Jawab Fana ketus.

"Yaelah biasa aja kali, gua ganteng gini masa lo males sih, lihat tuh ada aja kan yang curi curi pandangan ke gue" kata Adam sambil menaikkan bahunya.

Bukan Adam kalau bukan kayak gini, cowok yang memiliki tingkat kepedean yang luar biasa, tidak bisa dipungkiri cowok yang bernama Adam Albert Adrian ini memang berwajah tampan dan mempunyai banyak Fans cewek di sekolahnya. Tingkahnya selalu membuat Fana kesal, mereka sudah lama menjalin persahabatan sejak kecil.

"Sebahagia lo aja Dam"


Fana hanya memutar bola matanya menandakan malas. Kemudian meninggalkannya.

Teman teman Fana sedang sibuk mengobrol di dalam kelas, Fana yang sudah duduk di kursi nya menatap teman temannya dengan wajah malas.

"Eh Fan lu kenapa sih?" tanya Medza teman dekatnya Fana sekaligus teman curhatnya.

Medza menghampirinya dengan tatapan bingung, Fana hanya terdiam membuat temannya merasa aneh.

"Fan,lo kesambet apa?" tanya Syafit

"Apaan sih loh? Jayus deh"

Tak lama kemudian bel masuk pun berbunyi...

Pelajaran pertama yaitu Bahasa Inggris yang membuat malas anak anak kelas karena gurunya yang seperti itu. Mereka terkejut saat datangnya pak Jaenal memasuki ruangan kelas sontak anak anak langsung sibuk berlarian ke tempat duduk masing masing.

Tett...tet...tet...

Bel istirahat berbunyi.

Heart ScratchesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang