"Meski yakin bahwa kamu tak peduli, tak berarti kamu berhenti peduli. Mengusir dia dari pikiranmu, tak berarti dia tak lagi dihatimu"
Siang ini Fana yang rencananya akan pulang dengan Adam memilih untuk menaik taxi. Mengingat kejadian tadi dia mengurungkan niatnya untuk pulang bersama Adam. Dia tidak percaya bahwa Adam berpacaran dengan Farah hanya untuk sekedar melupakannya. Kenapa hidup Fana terlalu rumit, mengapa semuanya berakhir sad ending? Pikirnya.
Dia merebahkan tubuhnya ke kasur empuk dikamarnya. Berfikir sejenak, bukankah dia pernah bilang mempunyai rasa lebih kepada Adam, namun mengapa selalu Fathur yang dia fikirkan. Terkadang sulit dimengerti perasaannya kepada Adam sudah lama tercipta tapi dilain sisi Fathurlah yang selalu ia fikirkan. Apakah cinta seegois itu?
Semuanya telah berlalu Fan-batin Fana.
****
Adam POV.
'Tapi gue gak suka sama lo Dam'
Ucapannya masih terbayang bayang dibenakku. Pernyataannya sangat menyakitkan. Gadis itu tidak suka kepadaku, semua perjuanganku selama ini sia sia dia tidak akan menghargainya, setidaknya hargailah dulu perjuanganku untuk mendapatkanmu, walau pun beginilah akhirnya. Tapi tetap kau masih ada didalam hatiku. Aku tidak akan menyesali bahwa aku pernah mencintaimu selama kita bersama sama. Kurasa inilah saatnya aku harus melupakanmu.
"Adam..." terdengar suara mama berteriak memanggilku.
"Iya ma" jawabku kemudian keluar kamar dan menuruni anak tangga menuju sumber suara.
Mama tersenyum kepadaku, aneh pasti ada yang mama inginkan.
"Ada apa ma?"
"Tolong anterin kue ini ya mama tadi baru buat untuk mamanya Fana" pinta mama kepadaku, jujur aku sedang tidak ingin bertemu dengan Fana.
"Tapi ma, Adam-"
"Apa kamu setega itu, emang kamu gak mau ketemu Fana gitu?"
Gak ngertiin.
"Yaudah, Adam anterin sekarang, Adam berangakat dulu" pamitku dan mencium punggung tangan mama, mengambil kunci motor dan langsung melajukan motorku dengan kecepatan tinggi.
****
Suara bel rumah Fana terdengar sudah lebih dari 5 kali ditekan. Mengingat asisten rumah tangganya Sedang pulang kampung dan mamanya belum pulang kerja, Fana terpaksa keluar kamarnya dan langsung ke bawah untuk membuka pintu rumah.
Deg
Satu, dua menit mereka hanya berpandangan, tatapan Adam sulit diartikan, Adam berfikir ingin melepaskan tapi seakan ditahan. Begitu Fana dengan mudahnya ia berdusta, tapi nyatanya memang tidak seperti itu, mau bagaimana nasi sudah menjadi bubur, tidak bisa mengubah apa apa.
"Ada apa?" Tanya Fana bingung kenapa ada Adam dirumahnya.
"Oh, ini gue disuruh nyokap gue nganterin kue untuk tante Sinta" Jawab Adam menunjukan sekotak kue yang dibawanya.
"Thanks, bilangin ya"
"Oke"
Singkat banget-batin Fana.
Ada perasaan yang ingin disampaikan diantara keduanya seolah diantara mereka tidak boleh ada yang pergi.
"Gue pulang dulu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart Scratches
Novela JuvenilTak habis aku merangkai harap. Membawa hati ini dalam kesepian. Setiap saat,ada bayangmu dalam sendu. Hadir menyapa hari hari ku. Namun saat kubuka mata. Kamu masih diam membisu seakan tidak ada harapan untukku menyatakan perasaan hati ini. Perasaan...