Author p.o.v.
Sekarang para detektif, polisi dan juga tentara sudah hampir sampai ke tempat tujuan. Tapi saat beberapa meter lagi mereka sampai ada malaikat maut yang ingin mencabut hati mereka(tapi bohong). Mobil pertama yang ditumpangi oleh cantika, lay ,sehun dan xiumin tiba-tiba berhenti, dan semua kendaraan yang ada dibelakangnya pun ikut berhenti secara mendadak. Lalu semuanya pun turun dari kendaraan masing-masing.
"Ada apaan sih?" ucap hikma
"Kok berhenti mendadak?" ucap Gita.
"Iya bikin jantungan aja! Kan dedek tak kuath" ucap baekhyun.
"Ih najis! Lebay lu baek! Gue tinggal juga luh! " ucap robiatun."Ih kamu gak boleh gitu sama baek! Nanti kalo baek ilang lay ma siapa?" ucap lay.
"Yaudah lu juga gue tinggal! " ucap robiatun.
"Mamahhh! Lay mau ditinggal!! Hiks.. Hiksss! " tangis lay lebay. Iyalah lebay orang nangisnya sambil mandi lumpur.
"Udah! Udah! Jangan berisik napa" ucap xiumin.
"Oh iya! Min lu kenapa berhenti mendadak?" tanya cantika.
"Tuh liat! " ucap xiumin sambil nunjuk ke atas pohon diujung jalan sana.
"Apa?,orang ga ada apa-apa juga" ucap Shinta.
"Adaaa!! Coba liat lebih teliti lagi" ucap xiumin.
Semuanya pun fokus pada pohon itu dan...
"Ahhhh gue tau yang dimaksud xiumin" ucap chanyeol.
"Tumben lu pinter, emang ada apa?" ucap xiumin.
"Ada.... "
Semuanya melihat ke arah chanyeol menunggu jawaban apa yang akan chanyeol berikan, sampai-sampai semuanya lumutan karena chanyeol ngomongnya seabad. (Boong yaelah)
"Ada tupai" lanjut chanyeol.
Semuanya langsung menghela nafas kasar dan memalingkan wajah dari chanyeol sambil berdecak sebal.
"Haha benerkan! Bener! " ucap chanyeol.
Kai dan sehun pun langsung menjitak kepal chanyeol secara bersamaan.
"Aww... Sakit tauu! " ucap chanyeol sambil mengelus-elus kepalanya yang benjol. Iya benjol karena kai dan sehun jitaknya pake batu bata . Emang kejam mereka -_-
"Nyesel gue bilang lu pinter yeol" ucap xiumin.
"Trus ada apa dong disana min?" tanya Rani.
"Lihat lebih fokus!! Di atas pohon itu ada dua orang membawa senjata, dan di pohon itu juga! Itu juga ada! Dan itu juga! " ucap xiumin menjelaskan sambil menunjuk beberapa pohon yang lainnya.
"Ooh... " semuanya pun beroh ria.
"Terus gimana cara kita kesana?"
Tanya Shinta."Serahkan itu semua sama gue" ucap hikma dan suho secara bersamaan.
Semua orangpun langsung melihat kearah suho dan hikma. Dan semuanya mengangguk anggukan kepala (yaiyalah masa tangan sih?).
***
"Ahhhh!!!" teriak Shinta.
"Shinta!!!" teriak semuanya, saat melihat Shinta menabrak pohon. Dan darah keluar dari kepalanya Shinta karena sepertinya dia terkena batu.
Dan ada beberapa orang turun dari pohon dan membantu Shinta. Mereka membawa shinta ke dalam hutan dan semuanya pun ikut bersama shinta dan orang-orang itu.
Ternyata orang-orang itu membawa shinta ke suatu gubuk.
"Kalian tunggu disini. Saya akan mengambilkan obat untuk menghentikan pendarahannya". Dan kami semuapun hanya mengangguk.
Setelah menunggu beberapa menit orang yang tadi pergi sudah kembali sambil membawa obat-obatan.
"Oleskan ini lukanya! Tapi sebelum itu bersihkan dulu lukanya"ucapnya ke Rani.
"Baik!terimakasih pak" ucap Rani sambil tersenyum.
"Setelah dia sadar, kalian harus langsung pergi dari sini" ucapnya lagi.
"Memangnya kenapa pak?" tanya hikma.
"Tidak usah banyak tanya! Pokoknya kalian harus pergi secepatnya!!" ucap orang itu dengan suara yang meninggi.
"Baiklah" ucap mereka semua kepada orang-orang itu.
***
Malam pun telah tiba,dan sekarang mereka sedang duduk di depan orang-orang yang tadi menolong mereka. Tapi orang-orang itu dalam posisi diikat sekarang.
Sedangkan para detektif dan kawan-kawan nya sedang tersenyum dengan lebar. Selebar pintu istana(iya lebaaaaar bauanget).
Shinta?? Dari awal itu hanya sebuah kebohongan belaka. Hahahah.......
---
Kira-kira mereka kenapa ya?
Maaf bahasanya beda-beda. Tapikan gue yang bikin ceritanya jadi suka-suka gue lah :).
Voment, like, comment

KAMU SEDANG MEMBACA
Mission (With Exo)
FanfictionSebuah misi dan teka teki merupakan tantangan bagi mereka. Misi yang sangat berpengaruh bagi Negaranya. Bahaya, strategi, pola fikir, senjata, rintangan, kebersamaan dan keselamatan merupakan prioritas mereka. Tapi kepercayaan mereka perlahan goyah...