"Sesungguhnya semua perbuatan itu tergantung niatnya, dan setiap perbuatan sesuai dengan niatnya. Siapa yang berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu akan mendapat pahala dari Allah dan Rasul-Nya...."
-Sabda Rasulullah
(Dari Umar Bin Khattab ra)❤❤❤
Hampir setiap sore Khadijah berkunjung kepada Aisyah jika tidak ada ta' lim yang ia ikuti. Tentu bukan hanya sekadar datang berkunjung. Namun sedikit demi sedikit Khadijah mengajarkan Islam yang lebih indah padanya. Walau tidak secara formal. Tapi langkah yang diambil Khadijah agar menyenangkan hati Aisyah tidak merasa kaku dengan ajaran yang mulai ia terima.
Ada banyak hal yang mulai Aisyah ketahui semenjak Khadijah menjadi teman kesepiannya. Dan saat ini Aisyah juga mulai memakai jilbab karena merasa tidak enakan dengan Khadijah yang selain menjadi teman juga sebagai murabbiahnya, walau baru jilbab yang segitiga.
Karena selama ini memakai jilbab hanya bisa yang itu dan koleksi di lemarinya pun hanya ada yang itu. Mau pakai jilbab ibunya, takut ketuaan. Hingga ia bertanya soal jilbab lebih serius.
"Aku mau nanya kak, tapi jawabnya yang realistis ya" pinta Aisyah.
Seperti kebanyakan orang yang selalu mengedepankan logika. Virus itupun telah menjangkit Aisyah. "sami'na wa fikir-fikir fikir"
"Waktu aku masih bisa melihat aku sering lihat di kampus atau di jalan ada perempuan yang umurnya masih muda tapi memakai jilbab terlalu besar sampai lutut bahkan melebihi dari itu bahkan ada yang menutupi muka, bercadar maksudnya. Apa itu juga diatur dalam agama, apa salahnya kalau memakai jilbab yang seperti yang kupakai ini saja, inikan menutup rambut juga, berjilbab juga namanya. Lagi pula mereka seperti teroris aja berjilbab seperti itu." ujar Aisyah tak tanggung- tanggung.
Khadijah mengambil tangan Aisyah dan meletakkannya disekujur jilbabnya yang panjang.
"Apakah ketika kamu mengetahui aku memakai jilbab besar seperti ini, bahwa aku adalah teroris?"
Aisyah Terdiam.
"Begini. Perintah berjilbab ada dalam Al-qur'an dan di pertegas oleh hadits Rasulullah. Kalau difikir benar juga ya, umur kakak juga masih muda kenapa pakai jilbab besar seperti ini, bahkan kakak sudah memakai jilbab seperti saat masih kecil sudah dibiasakan oleh abi dan ummi."
Aisyah terkejut dengan ungkapan Khadijah.
"Sedari kecil? Itu kan masa lucu-lucunya anak kecil tampil lucuuu... " ingin rasanya meneruskan tapi ia sadar diri telah kelewatan. Takut akan menyakiti hati Khadijah.
"Bukan soalan umur yang menungggu kita harus sempurna dalam beribadah. Aisyah pernah punya teman atau kenalan ajalnya dijemput saat dia masih muda?
"Ada sih" jawab Aisyah
"Nah itulah, bahwa walau kita masih muda. Mengapa harus menunggu tua untuk mempersiapkan diri, toh yang muda saja ada yang lebih dulu. Beberapa detik kedepan pun tidak ada manusia yang dapat menjamin apakah dia masih bisa bernyawa di atas bumi Allah Azza Wajalla. Lalu mengapa niat yang baik harus setengah- setengah dalam beribadah, jika Allah mengatakan ulurkan jilbab mu sampai menutupi dadamu dan ulurkan jilbab mu sampai menutupi seluruh tubuh maka lakukan" tutur Khadijah.
"Lalu apakah dengan jilbab besar dapat menjamin bahwa masuk surga" Tanya Aisyah.
"Semua tergatung pada niat, jika kita niat karena cinta kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya. Allah akan membalas cinta itu jauh lebih banyak dan lebuh sempurna, termasuk jannah-Nya," jawab Khadijah penuh hati yang lurus.
Aisyah mulai terbengong dan seakan memikirkan dirinya yang masih belum sempurna sampai hari ini beribadah dan menyempurnakan hijab.
Hari ini seakan memberi hidayah kepada Aisyah dan mulai berfikir lebih ingin memperbaiki diri dan berproses ingin hijrah dari kebiasaan jahiliyahnya ke kebiasaan yang islamiah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cahaya Cinta Tarbiyah [SELESAI]
SpiritualAisyah adalah gadis yang mudah bergaul namun belum sampai jauh bergaul buruk ia mengalami tragedi yang membuat hatinya mati Melalui tarbiyah ia disapa hidayah dan mengenal sosok Khadijah. Sosok yang sangat ia sayangi. Hingga cinta Khadijah terbagi...