"... Dia (Allah) berfirman, Demikianlah Allah menciptakan apa yang Dia kehendaki. Apabila Dia hendak menetapkan sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya, Jadilah! Maka jadilah sesuatu itu."
(QS. Ali 'Imran : 47)❤❤❤
Pagi itu Aisyah sengaja datang berkunjung ke rumah Khadijah tanpa memberi tahunya.
Ia kesana karena ingin membawakan makanan kesukaan murabbiyahnya tersebut yaitu bubur sumsum. Hitung- itung Aisyah ingin berterima kasih karena selama ini ia mengalami perubahan karena bantuan dari Khadijah.
Ayah mengantar Aisyah hanya sampai di depan rumah pak ustadz saja.
"Ai, tidak apa- apa ayah tidak temani masuk. Nanti kalau sudah selesai telpon ayah ya, karena ayah ada keperluan dulu dengan Pak Yusuf teman kantor ayah" ujar ayah yang memegang stir.
"Iya ayah, enggak apa- apa. Aku kayaknya agak lama. Jadi ayah lama- lama aja sama temannya" cengengesannya.
"Kamu ini ada- ada saja. Kalau urusan ayah juga sudah selesai nanti ayah nyusul kamu" ucap ayah.
Aisyah turun dari mobil dengan tongkatnya sambil memegang rantang berwarna hijau yang pernah di bawa Khadijah ke rumahnya dengan pisang ijo kali ini ia membawa bubur sumsum.
Tak lama sampai di depan pintu ia mendengar dari luar sepertinya ada yang sedang bertamu di rumah Khadijah.
Ia menghentikan langkahnya tepat di depan pintu. Namun kedatangannya dilihat oleh ummi Khadijah.
"Ehhh..nak Aisyah. (Ummi mendatanginya). Kamu sendirian nak. Ayah atau ibu kamu tidakbkesini juga?" Tanya ummi.
"Tidak. Aku sendiri. Aku mau ketemu sama kak Khadijah" ujarnya.
"Khadijah yaa. Ayo masuk nak."
"Ummi, aku duduk di luar saja. Soalnya enggak enak sama tamunya. Mau cari angin segar juga di luar"
"Oiya nak, bentar ummi panggil Khadijah ya."
"Khadijah, ada Aisyah mau ketemu kamu nak." ucap ummi dari balik pintu.
"Astagfirullah. Aisyah datang sedangkan diluar ada Fatih dan keluarganya. Bagaimana ini Ya Allah? Beri hamba petunjuk-Mu." Hati Khadijah menjadi bimbang, hingga berada di dalam kamar sedikit lama dan membuat Aisyah sedikit menunggu.
Dari luar bukan sengaja menguping tapi Aisyah memang mendengar percakapan orang tua Khadijah dengan tamunya tersebut.
Terdengar mereka seperti membicarakan sebuah rencana pernikahan. Mendengar percakapan didalam Aisyah mengira sepertinya yang akan menikah adalah Khadijah. Ia tampak sangat senang dengan hal itu.
"Aisyaaah..." ucap Khadijah dengan suara kebingungan.
"(Aisyah membalikkan badan kesumber suara dari sebelah kirinya) ehh iya kak."
"Ada apa? Tumben kamu kesini tidak bilang- bilang." Tanya Khadijah perlahn duduk disamping Aisyah.
"Aku sengaja datang kesini bawa bubur sumsum kesukaan kakak" jawabnya sambil menjulurkan rantang yang di bawanya.
"Wah jadi ngerepotin"
"Oiya kak. Kok enggak cerita kalau kakak udah mau nikah?" Tanya Aisyah penuh godaan.
"Haa....kamu tahu darimana?"
"Enggak usah malu kak, aku tadi enggak sengaja dengar percakapan orang tua kakak sama tamunya."
"Ee..aa.." suara Khadijah seperti terbata- bata entah ingin dijawab bagaimana mengenai orang yang bertamu iti siapa.
"Siapa calonnya kak? Kepo aku" Tanya Aisyah meraba menuju memegngi tangan Khadijah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cahaya Cinta Tarbiyah [SELESAI]
EspiritualAisyah adalah gadis yang mudah bergaul namun belum sampai jauh bergaul buruk ia mengalami tragedi yang membuat hatinya mati Melalui tarbiyah ia disapa hidayah dan mengenal sosok Khadijah. Sosok yang sangat ia sayangi. Hingga cinta Khadijah terbagi...